$type=grid$count=3$$meta=0$snip=0$rm=0$show=home

Akhwat Butuh Kepastian, Ikhwan Butuh Kesiapan

Saya sempat kaget saat mendengar cerita dari salah seorang sahabat bahwa dirinya sudah ada komitmen dengan seorang ikhwan. Saya sempat be...

Saya sempat kaget saat mendengar cerita dari salah seorang sahabat bahwa dirinya sudah ada komitmen dengan seorang ikhwan. Saya sempat bertanya sama dia, yang dimaksud komitmen itu seperti apa? Komitmen dalam hal apa? “Ya komitmen menuju pernikahan ukh,” jawabnya.
Gubrak!!! Saya seakan tak percaya mendengar jawaban itu.
“Lha kapan kalian ta’arufnya?”
“Dia yang tiba-tiba nelpon aku ukh. Dan aku juga langsung mantep. Ya tak iyain,” jawabnya polos.
“Lantas kapan kalian akan nikah?”
“Kalau itu belum tahu ukh. Lha aku masih kuliah. Dia juga belum kerja”
“Lha kalau kayak gitu ngapain kalian ada komitmen segala?” protesku padanya.
“Yaah, yang penting kan saling jaga hati ukh” katanya.
“Gimana mau jaga hati kalau kayak gini. Jaga hati untuk dia kali”celetukku dalam hati.

Beberapa bulan kemudian, saat saya pulang kampung, sahabat saya ini mengajak saya pergi untuk raker sebuah organisasi ke rumah temannya. Alasannya sih karena rakernya cuman berempat. Sedang dia akhwat sendirian. Saya kaget, ternyata rakernya di rumah ikhwan tersebut.

Saat di bus dalam perjalanan pulang, dia bercerita kepada saya, bahwa dia siap hidup di sana. Dengan kondisi apa adanya. “Yang penting orangnya mau bekerja keras ukh,” saya hanya tersenyum mendengar kata-kata itu. Lalu kami saling diam.

“Lantas kapan kalian nikah?” tanya saya memecah kebisuan di antara kami.
“Lha itu dia. Orang tuaku belum setuju kalau aku sama dia,” jawabnya. Nada suaranya mulai turun. Raut wajahnya mulai berubah, mendung mulai bergelayut di sana.
“Hmm… alasannya kenapa mbak? Kalau alasannya ndak syar’i ya jangan mau,” kata saya mencoba membelanya.
“Iya ukh, aku juga gitu. Akan tetap kuperjuangkan”

Waktu terus berlalu. Hingga tepat satu tahun setelah dia bercerita perihal komitmennya dengan ikhwan tersebut. Saya sengaja mengirimkan sms sama dia. Menanyakan kapan dia akan melangsungkan akad nikah, mengingat dia sudah lulus kuliah sedang ikhwannya sudah bekerja.

“Kapan nih aku dapat undangan?,” tanya saya melalui sms.
“Belum tahu ukh,” jawabnya.
“Lho kenapa?”
“Aku juga gak tahu ukh. Setiap aku tanya sama dia, bilangnya belum siap. Soalnya kalau aku sih tergantung sama dia”
“Lho gimana sih nih akhi fulan. Kalau aku jadi mbak, sudah tak cut dari dulu. Daripada nggantung kayak gini. Emang enak digantung gini?”
“Ya ngga enak sih ukh”

Huftht… Saya cuman bisa mendesah mendengar jawaban sahabat saya ini. Saya juga sempat mengitervensi si ikhwan agar segera melamar sahabat saya itu. Namun apa jawaban si ikhwan, bulan depan ukh, bulan depannya lagi, tahun depan ukh. Saya sampai capek menanyakan kepada keduanya. Waktu itu saya sampai kesal dengan si ikhwan (astaghfirullah). Karena ndak jelas kapan-kapannya. Lha kalau kayak gini apa bedanya sama pacaran? Ya, hubungan tanpa status itu mungkin istilahnya, yang tanpa disadari tidak jarang terjadi di kalangan “aktivis”.

Seringnya interaksi baik itu langsung maupun lewat media seperti sms, facebook, twitter, mempermudah masuknya VMJ (virus merah jambu). Nggak menutup kemungkinan kalau ikhwan atau akhwat yang ketika jalan selalu menundukkan pandangan, bisa terkena VJM lantaran seringnya interaksi. Kalau dalam bahasa jawanya “witing trisno jalaran soko kulino”. Ya, cinta yang tumbuh karena seringnya berinteraksi. Dan akhirnya secara diam-diam, tanpa diketahui siapapun saling berkirim sms, saling komen di fb, dan endingnya ta’aruf secara diam-diam tanpa perantara, lalu saling berkomitmen untuk menikah. Setelah ditanya, kapan mau nikah, jawabnya ndak jelas. Ketika si akhwat sudah siap, eh ikhwannya ditanya kapan mau melamar si akhwat, jawabnya belum siap atau ndak tahu.

Ikhwati fillah… Islam sudah mengajarkan bagaimana cara menikah sesuai dengan tuntunan syari’atnya. Rasulullah sendiri sudah menjelaskan semuanya baik melalui hadits fi’li (perbuatan), yakni ketika beliau melamar istrinya, maupun hadits qauli (perkataan). Tata cara dan adab-adab ta’aruf sendiri sekarang sudah banyak ditulis dan dijelaskan dalam buku-buku nikah, seperti bukunya ustadz Salim A.Fillah, bukunya ustadzah Asri Widiarti, dll. Hal ini semata untuk menjaga kesucian proses menuju pernikahan itu sendiri. Bukan dengan cara saling berkomitmen. Karena cara seperti kisah sahabat saya itu, tidak bisa disebut islami dan tidak ada jaminan kalau keduanya bisa menjaga hati. Wallahu a'lam bish shawab. [Ukhtu Emil]
Name

Abdul Somad,1,Adab,4,Akhir Zaman,4,Al-Qur'an,18,Amalan,2,Analisa,1,Aqidah,16,Arifin Ilham,4,Bedah Buku,106,Buku,1,Canda,1,Dakwah Kampus,15,Dakwah Sekolah,1,Danil S,10,De_Palupi,1,Doa,64,Ekonomis-Bisnis,7,Fadhilah,25,Feature,282,Fiqih,71,Foto,48,Gresia Divi,26,Hadits,77,Hanan Attaki,2,Hasan Al-Banna,25,Headline,2,Heny Rizani,4,Hidayah,4,Hikmah,55,Ibadah,4,Indonesia,1,Inspirasi Redaksi,7,Islam,6,Kaifa Ihtada,46,Keluarga,105,Kembang Pelangi,30,Kesehatan,13,Khutbah Jum'at,54,Kisah Nabi,2,Kisah Nyata,85,KMPD,89,Kulwit,14,Mancanegara,1,Materi Tarbiyah,11,Mija Ahmadt,1,Motivasi,26,Mukjizat,4,Muslimah,43,Nasional,406,Nasyid,7,Oktarizal Rais,9,Opini,80,Parenting,11,Pemuda,2,Pernikahan,22,Petunjuk Nabi,7,Pirman,178,Press Release,20,Profil,16,Puisi,5,Ramadhan,88,Ramadhan 2017,1,Redaksi,6,Renungan,122,Renungan Harian,342,Retnozuraida,3,Rumah Tangga,8,Salim A Fillah,4,Salman al-Audah,1,Sirah,3,Sirah Sahabat,22,Siyasah Syar'iyyah,3,Strategi Dakwah,5,Surat Pembaca,1,Syiah,14,Tadabbur Al-Kahfi,1,Tasawuf,1,Taujih,44,Tazkiyah,5,Tazkiyatun Nafs,35,Tifatul Sembiring,25,Ukhtu Emil,31,Video,83,Wakaf,5,
ltr
item
Tarbawia: Akhwat Butuh Kepastian, Ikhwan Butuh Kesiapan
Akhwat Butuh Kepastian, Ikhwan Butuh Kesiapan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeUiyReM6d7SpNmUUXkBpvhABD0yUJ5wcm-Dbur1ApQRnWf_bUrFdIdaHd-xubITOphucLbWiRVcU8vprZ886eEwgLNl0uAekl6cbW1fVhEMTEq-hnJCNlSBO4zshniOcvBWoXwWyKgg/s320/Ikhwan+akhwat+di+taman.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeUiyReM6d7SpNmUUXkBpvhABD0yUJ5wcm-Dbur1ApQRnWf_bUrFdIdaHd-xubITOphucLbWiRVcU8vprZ886eEwgLNl0uAekl6cbW1fVhEMTEq-hnJCNlSBO4zshniOcvBWoXwWyKgg/s72-c/Ikhwan+akhwat+di+taman.jpg
Tarbawia
https://www.tarbawia.com/2013/03/akhwat-butuh-kepastian-ikhwan-butuh.html
https://www.tarbawia.com/
https://www.tarbawia.com/
https://www.tarbawia.com/2013/03/akhwat-butuh-kepastian-ikhwan-butuh.html
true
4661011185558750656
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content