Seorang ikhwah bertanya, mengapa aku jarang sekali up date status facebook -ku dengan menginformasikan aktifitasku atau perasaanku. Sedangk...
Seorang ikhwah bertanya, mengapa aku jarang sekali up date status facebook-ku dengan menginformasikan aktifitasku atau perasaanku. Sedangkan umumnya, facebook dipakai untuk itu. Bahkan, untuk profil saja aku tergolong pelit dengan tidak menyediakan data di sana.
Tersebutlah dalam sejarah bahwa beberapa saat setelah kaum muslimin menguasai Spanyol, ada seorang utusan Barat kristen yang memasuki negeri Islam Isbania (nama Spanyol saat dikuasai kaum muslimin). Tujuan dia memasuki wilayah Islam adalah untuk mendengar dan menyaksikan bagaimana kaum muslimin mengobrol, ya, "hanya" untuk mengetahui bagaimana kaum muslimin mengobrol. Sebab dari obrolan inilah dia akan menarik kesimpulan, bagaimana obsesi kaum muslimin saat itu.
Selagi dia berjalan-jalan untuk mendapatkan informasi tentang gaya kaum muslimin, tertumbuklah pandangannya kepada seorang bocah yang sedang menangis, maka dihampirilah bocah itu dan ditanya kenapa dia menangis? Sang bocah itu menjelaskan bahwa biasanya setiap kali dia melepaskan satu biji anak panah, maka dia bisa mendapatkan dua burung sekaligus, namun, pada hari itu, sekali dia melepaskan satu biji anak panah, dia hanya mendapatkan seekor burung.
Mendengar jawaban seperti itu, sang utusan itu mengambil kesimpulan bahwa obsesi kaum muslimin Isbania (Spanyol) saat itu masihlah terfokus pada jihad fi sabilillah, buktinya, sang bocah yang masih polos itu, bocah yang tidak bisa direkayasa itu, masih melatih diri untuk memanah dengan baik, hal ini menunjukkan bahwa orang tua mereka masih terobsesi untuk berjihad fi sabilillah, sehingga terpengaruhlah sang bocah itu tadi.
Setelah masa berlalu berabad-abad, datang lagi mata-mata dari Barat, untuk melihat secara dekat bagaimana kaum muslimin mengobrol, ia datangi tempat-tempat berkumpulnya mereka, ia datangi pasar, tempat kerja, tempat-tempat umum dan tidak terlupakan, ia datangi pula masjid.
Ternyata, ada kesamaan pada semua tempat itu dalam hal obrolan, semuanya sedang memperbincangkan: Budak perempuan saya yang bernama si fulanah, sudah orangnya cantik, suara nyanyiannya merdu dan indah sekali, rumah saya yang di tempat anu itu, betul-betul indah memang, pemandangannya bagus, desainnya canggih, luas dan sangat menyenangkan, dan semacamnya.
Merasa yakin bahwa gaya obrolan kaum muslimin sudah sedemikian rupa, pulanglah sang mata-mata itu dengan penuh semangat, dan sesampainya di negerinya, mulailah disusun berbagai rencana untuk menaklukkan negeri yang sudah delapan abad di bawah kekuasaan Islam itu. Dan kita semua mengetahui bahwa, semenjak saat itu, sampai sekarang, negeri itu bukan lagi negeri Muslim.
Apa yang dilakukan oleh Barat saat itu, juga terus dilakukan musuh-musuh Islam pada hari ini. Dan pertarungan antara Islam dan kekafiran itu tampaknya akan terus berlangsung, selamanya. Mereka menggunakan berbagai cara termasuk menyusupkan intelijen ke dalam tubuh umat Islam, bahkan gerakan Islam.
Di zaman sekarang, untuk melakukan spionase ke negeri muslim amatlah mudah. Dan di samping tetap menerjunkan para intel ke negeri muslim dan gerakan Islam, Israel sebagai komandan musuh Islam kini dengan mudah mendapatkan data dan "mendengar obrolan" kaum muslimin. Diantaranya lewat facebook. Ya, lewat facebook.
Kita tentu sudah pernah membaca melalui media Islam bahwa facebook digunakan Israel sebagai alat mata-mata dunia. Eramuslim juga pernah memberitakan ini.
Maka, dengan mudah Israel dapat menganalisa bagaimana kondisi kaum muslimin, hanya dari status-status mereka di facebook yang dirangkum dengan program canggih mereka. Lebih detail, komunitas tertentu juga bisa dipantau bagaimana kondisinya dengan alat itu. Karenanya gerakan Islam yang mem-publish acara-acara yang sebenarnya mereka "rahasiakan" dapat dengan mudah diketahui Israel. Meskipun acara itu di-publish dalam grup yang dirahasiakan sekalipun.
Lebih berbahaya lagi, jika dalam facebook itu dicantumkan data-data penting dan lengkap mengenai diri kita. Ini akan lebih mudah digunakan, tidak hanya oleh Israel, untuk lebih detail men-"spionase" orang-orang yang diinginkan. Sudah banyak pula kasus-kasus penipuan karena oknum mendapatkan data lengkap beserta foto-foto korban yang diincar.
Lebih dari itu semua, sebenarnya obrolan dan status kita di facebook akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Mengapa kita menghabiskan sekian banyak waktu untuk up date status dan chatting yang tidak membawa manfaat bagi agama dan akhirat kita? Bukankah lebih baik jika memang kita menggunakan facebook, kita memanfaatkannya sebagai sarana dakwah.
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus menyuruh kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Atau kalau tidak, maka Allah akan mengirim siksa dari-Nya kepada kalian kemudian kalian berdoa kepada-Nya tapi Dia tidak mengabulkan doa kalian. (HR. Tirmidzi, Hasan)
Dan biarlah terulang kesimpulan intelijen Barat zaman Isbania yang pertama oleh Israel dan musuh-musuh Islam saat ini. [Kisah Isbania di atas diambil dari tulisan Musyaffa' Ahmad Rahim dalam Rambu-rambu Amal Seri 2]
Tersebutlah dalam sejarah bahwa beberapa saat setelah kaum muslimin menguasai Spanyol, ada seorang utusan Barat kristen yang memasuki negeri Islam Isbania (nama Spanyol saat dikuasai kaum muslimin). Tujuan dia memasuki wilayah Islam adalah untuk mendengar dan menyaksikan bagaimana kaum muslimin mengobrol, ya, "hanya" untuk mengetahui bagaimana kaum muslimin mengobrol. Sebab dari obrolan inilah dia akan menarik kesimpulan, bagaimana obsesi kaum muslimin saat itu.
Selagi dia berjalan-jalan untuk mendapatkan informasi tentang gaya kaum muslimin, tertumbuklah pandangannya kepada seorang bocah yang sedang menangis, maka dihampirilah bocah itu dan ditanya kenapa dia menangis? Sang bocah itu menjelaskan bahwa biasanya setiap kali dia melepaskan satu biji anak panah, maka dia bisa mendapatkan dua burung sekaligus, namun, pada hari itu, sekali dia melepaskan satu biji anak panah, dia hanya mendapatkan seekor burung.
Mendengar jawaban seperti itu, sang utusan itu mengambil kesimpulan bahwa obsesi kaum muslimin Isbania (Spanyol) saat itu masihlah terfokus pada jihad fi sabilillah, buktinya, sang bocah yang masih polos itu, bocah yang tidak bisa direkayasa itu, masih melatih diri untuk memanah dengan baik, hal ini menunjukkan bahwa orang tua mereka masih terobsesi untuk berjihad fi sabilillah, sehingga terpengaruhlah sang bocah itu tadi.
Setelah masa berlalu berabad-abad, datang lagi mata-mata dari Barat, untuk melihat secara dekat bagaimana kaum muslimin mengobrol, ia datangi tempat-tempat berkumpulnya mereka, ia datangi pasar, tempat kerja, tempat-tempat umum dan tidak terlupakan, ia datangi pula masjid.
Ternyata, ada kesamaan pada semua tempat itu dalam hal obrolan, semuanya sedang memperbincangkan: Budak perempuan saya yang bernama si fulanah, sudah orangnya cantik, suara nyanyiannya merdu dan indah sekali, rumah saya yang di tempat anu itu, betul-betul indah memang, pemandangannya bagus, desainnya canggih, luas dan sangat menyenangkan, dan semacamnya.
Merasa yakin bahwa gaya obrolan kaum muslimin sudah sedemikian rupa, pulanglah sang mata-mata itu dengan penuh semangat, dan sesampainya di negerinya, mulailah disusun berbagai rencana untuk menaklukkan negeri yang sudah delapan abad di bawah kekuasaan Islam itu. Dan kita semua mengetahui bahwa, semenjak saat itu, sampai sekarang, negeri itu bukan lagi negeri Muslim.
Apa yang dilakukan oleh Barat saat itu, juga terus dilakukan musuh-musuh Islam pada hari ini. Dan pertarungan antara Islam dan kekafiran itu tampaknya akan terus berlangsung, selamanya. Mereka menggunakan berbagai cara termasuk menyusupkan intelijen ke dalam tubuh umat Islam, bahkan gerakan Islam.
Di zaman sekarang, untuk melakukan spionase ke negeri muslim amatlah mudah. Dan di samping tetap menerjunkan para intel ke negeri muslim dan gerakan Islam, Israel sebagai komandan musuh Islam kini dengan mudah mendapatkan data dan "mendengar obrolan" kaum muslimin. Diantaranya lewat facebook. Ya, lewat facebook.
Kita tentu sudah pernah membaca melalui media Islam bahwa facebook digunakan Israel sebagai alat mata-mata dunia. Eramuslim juga pernah memberitakan ini.
Maka, dengan mudah Israel dapat menganalisa bagaimana kondisi kaum muslimin, hanya dari status-status mereka di facebook yang dirangkum dengan program canggih mereka. Lebih detail, komunitas tertentu juga bisa dipantau bagaimana kondisinya dengan alat itu. Karenanya gerakan Islam yang mem-publish acara-acara yang sebenarnya mereka "rahasiakan" dapat dengan mudah diketahui Israel. Meskipun acara itu di-publish dalam grup yang dirahasiakan sekalipun.
Lebih berbahaya lagi, jika dalam facebook itu dicantumkan data-data penting dan lengkap mengenai diri kita. Ini akan lebih mudah digunakan, tidak hanya oleh Israel, untuk lebih detail men-"spionase" orang-orang yang diinginkan. Sudah banyak pula kasus-kasus penipuan karena oknum mendapatkan data lengkap beserta foto-foto korban yang diincar.
Lebih dari itu semua, sebenarnya obrolan dan status kita di facebook akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Mengapa kita menghabiskan sekian banyak waktu untuk up date status dan chatting yang tidak membawa manfaat bagi agama dan akhirat kita? Bukankah lebih baik jika memang kita menggunakan facebook, kita memanfaatkannya sebagai sarana dakwah.
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus menyuruh kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Atau kalau tidak, maka Allah akan mengirim siksa dari-Nya kepada kalian kemudian kalian berdoa kepada-Nya tapi Dia tidak mengabulkan doa kalian. (HR. Tirmidzi, Hasan)
Dan biarlah terulang kesimpulan intelijen Barat zaman Isbania yang pertama oleh Israel dan musuh-musuh Islam saat ini. [Kisah Isbania di atas diambil dari tulisan Musyaffa' Ahmad Rahim dalam Rambu-rambu Amal Seri 2]