Berakhir sudah hidup 8 orang karena minuman keras. Polres Cirebon memang belum menyimpulkan apakah miras yang diminum itu kadaluarsa, berac...
Berakhir sudah hidup 8 orang karena minuman keras. Polres Cirebon memang belum menyimpulkan apakah miras yang diminum itu kadaluarsa, beracun atau palsu. Namun kematian datang saat tenggorokan masih basah oleh khamr adalah sebuah akhir yang buruk. Su'ul Khatimah.
Kita mungkin telah akrab dengan dua istilah itu. Husnul khatimah dan Su'ul khatimah. Yang pertama terjadi ketika maut datang kepada seseorang yang beriman dan dalam kondisi beramal shalih. Sedangkan yang kedua terjadi ketika maut datang kepada seseorang yang sedang bermaksiat kepada Allah atau bahkan dalam kondisi syirik. Kita sangat tahu akan hal itu secara kognitif. Namun seringkali kita terlena bahwa kematian bisa datang kapan saja, dan seketika ia memberikan stempel atas status kita; husnul khatimah atau su'ul khatimah.
Di sini juga ada jebakan bagi orang-orang yang berpikir instan. Karena beranggapan bahwa nasib kita di akhirat hanya ditentukan oleh saat terakhir dalam kehidupan kita itu, maka masa sekarang “dimanfaatkan” untuk bermaksiat lalu setelah beruban atau sakit parah baru bertaubat.
Kadang kita terjebak pada hadits ini: “Barangsiapa mengatakan Laa Ilaaha IllaLlah di akhir hayatnya, maka ia masuk surga” lalu berujuang pada slogan : Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Seakan-akan mengucapkan kalimat tauhid pada saat sakaratul maut demikian mudah dan kita langsung bisa mencapai husnul khatimah.
Bukan begitu. Kita justru mendapatkan perintah untuk istiqamah. Wastaqim kamaa umirta. Beristiqamahlah sebagaimana kamu diperintahkan. Dan itulah yang dilakukan orang-orang terbaik dari umat ini. Rasulullah dan para shahabatnya. Sejak masuk Islam mereka melepas semua ikatan jahiliyah. Termasuk saat diturunkan ayat tentang haramnya khamr. Seketika mereka membuang seluruh khamr yang masih mereka simpan. Hingga jalan-jalan di Madinah menjadi basah bahkan sebagian menggenang oleh khamr itu.
Istiqamah inilah yang bisa mengantarkan seseorang kepada husnul khatimah. Karena saat seseorang baik dalam keseluruhan hidupnya, kapan pun ia dijemput maut, kebaikan itu yang mengakhiri hidupnya. Lebih dari itu, istiqamah mendatangkan cinta Allah kepada kita. “Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus, meskipun ia sedikit.” Demikian sabda Rasulullah memberikan jaminan.
Selanjutnya, husnul khatimah atau su'ul khatimah akan langsung menentukan kondisi kubur segera setelah orang-orang melangkahkan kaki meninggalkan kubur kita. Imam Tirmidzi meriwayatkan dua kondisi itu: “Kubur adalah salah satu taman dari taman-taman surga atau salah satu terowongan dari terowongan-terowongan neraka.”
Semoga kematian 8 orang itu mengingatkan kita semua. [Muchlisin]
Kita mungkin telah akrab dengan dua istilah itu. Husnul khatimah dan Su'ul khatimah. Yang pertama terjadi ketika maut datang kepada seseorang yang beriman dan dalam kondisi beramal shalih. Sedangkan yang kedua terjadi ketika maut datang kepada seseorang yang sedang bermaksiat kepada Allah atau bahkan dalam kondisi syirik. Kita sangat tahu akan hal itu secara kognitif. Namun seringkali kita terlena bahwa kematian bisa datang kapan saja, dan seketika ia memberikan stempel atas status kita; husnul khatimah atau su'ul khatimah.
Di sini juga ada jebakan bagi orang-orang yang berpikir instan. Karena beranggapan bahwa nasib kita di akhirat hanya ditentukan oleh saat terakhir dalam kehidupan kita itu, maka masa sekarang “dimanfaatkan” untuk bermaksiat lalu setelah beruban atau sakit parah baru bertaubat.
Kadang kita terjebak pada hadits ini: “Barangsiapa mengatakan Laa Ilaaha IllaLlah di akhir hayatnya, maka ia masuk surga” lalu berujuang pada slogan : Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Seakan-akan mengucapkan kalimat tauhid pada saat sakaratul maut demikian mudah dan kita langsung bisa mencapai husnul khatimah.
Bukan begitu. Kita justru mendapatkan perintah untuk istiqamah. Wastaqim kamaa umirta. Beristiqamahlah sebagaimana kamu diperintahkan. Dan itulah yang dilakukan orang-orang terbaik dari umat ini. Rasulullah dan para shahabatnya. Sejak masuk Islam mereka melepas semua ikatan jahiliyah. Termasuk saat diturunkan ayat tentang haramnya khamr. Seketika mereka membuang seluruh khamr yang masih mereka simpan. Hingga jalan-jalan di Madinah menjadi basah bahkan sebagian menggenang oleh khamr itu.
Istiqamah inilah yang bisa mengantarkan seseorang kepada husnul khatimah. Karena saat seseorang baik dalam keseluruhan hidupnya, kapan pun ia dijemput maut, kebaikan itu yang mengakhiri hidupnya. Lebih dari itu, istiqamah mendatangkan cinta Allah kepada kita. “Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus, meskipun ia sedikit.” Demikian sabda Rasulullah memberikan jaminan.
Selanjutnya, husnul khatimah atau su'ul khatimah akan langsung menentukan kondisi kubur segera setelah orang-orang melangkahkan kaki meninggalkan kubur kita. Imam Tirmidzi meriwayatkan dua kondisi itu: “Kubur adalah salah satu taman dari taman-taman surga atau salah satu terowongan dari terowongan-terowongan neraka.”
Semoga kematian 8 orang itu mengingatkan kita semua. [Muchlisin]