Kini kita berada di penghujung Ramadhan, tepatnya hari ke-29. Insya Allah nanti malam diadakan sidang penentuan Hari Raya Idul Fitri 1431 H...
Kini kita berada di penghujung Ramadhan, tepatnya hari ke-29. Insya Allah nanti malam diadakan sidang penentuan Hari Raya Idul Fitri 1431 H / 2010 M yang akan memberikan keputusan apakah Hari Raya Idul Fitri 1431 H / 2010 M jatuh pada esok atau lusa. Berkenaan dengan itu, Bersama Dakwah menyediakan Khutbah Idul Fitri 1431 H / 2010 M.
Khutbhah Idul Fitri 1431 H / 2010 M ini, selain bisa dibaca secara online juga bisa didownload pada link di bawah. Dengan mengambil tema Agenda Perbaikan Masyarakat (Islahul Mujtama') paska Ramadhan, semoga Khutbah Idul Fitri 1431 H / 2010 M ini bermanfaat.
ألله أكبر 9× ألله أكبر كبيرا والحمد لله كثبرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده لا إله إلا الله و الله أكبر ألله أكبر و لله الحمد.
الحمد لله ربِّ العالمين والْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقين ولا عُدْوانَ إلَّا عَلى الظَّالمِين وأشهد أنْ لا إله إلاالله وحده لا شريك له ربَّ الْعالمين وإلَهَ المُرْسلين وقَيُّوْمَ السَّمواتِ والأَرَضِين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوثُ بالكتابِ المُبين الفارِقِ بَيْنَ الهُدى والضَّلالِ والْغَيِّ والرَّشادِ والشَّكِّ وَالْيَقِين والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِْيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين و إمامِ المهتَدين و قائِدِ المجاهدين وعلى آله وصحبه أجمعين.أما بعد،
فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل والتَّمَسُّكِ بهذا الدِّين تَمَسُّكًا قَوِيًّا. فقال الله تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ،
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Walillaahilhamd...
Sepanjang malam sampai dengan pagi ini, takbir menggema tiada henti. Bahkan takbir tanda kemenangan ini membelah angkasa sebab seluruh dunia dari belahan timur hingga barat, bersahut-sahutan mengumandangkannya.
Jika setiap hari lantunan adzan di dunia ini tidak pernah berhenti, maka sepanjang malam sampai dengan pagi ini, gemuruh takbir menciptakan gelombang suara yang jauh lebih menggetarkan. Menggetarkan hati. Menggetarkan semesta. Bahkan menggetarkan arsy dengan seizin-Nya.
Maka di hari bersujudnya 1,6 milyar atau 23% penduduk dunia yang telah memeluk Islam, kita berdoa kepada Allah Azza Wa Jalla, semoga puasa kita, shalat kita, tilawah kita, zakat infaq dan shadaqah kita, i'tikaf kita, serta berbagai ibadah kita di bulan Ramadhan diterima Allah dan mendapat ridha-Nya. Dengan diterimanya ibadah itulah kita bisa berharap bahwa dosa-dosa kita diampuni. Tanpa ampunan dari Allah, sungguh celakalah kita yang telah bertemu dengan Ramadhan.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Ya Rabb kami... terimalah (amal) dari kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah : 127)
Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Walillaahilhamd...
Secara pasti, kita memang tidak pernah mengetahui apakah amal-amal kita diterima Allah atau tidak. Termasuk ibadah sepanjang bulan Ramadhan 1431 H yang baru saja kita lalui. Namun yang pasti, ibadah Ramadhan telah membuat masyarakat kita mengalami peningkatan dalam empat hal.
Pertama, peningkatan nilai keimanan. Selama bulan Ramadhan keimanan masyarakat kita mengalami peningkatan yang melebihi hari-hari biasa. Dijalankannya ibadah puasa adalah bukti peningkatan itu. Tanpa ada pengawasan dan kontrol seorang pun, masyarakat kita menahan diri dari makan, minum dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Keyakinan terhadap pengawasan Allah (muraqabatullah) cukuplah menjadi indikasi peningkatan keimanan. Ini sekaligus menjadi bukti bahwa puasa memang ibadah yang lebih berpotensi terjaga keikhlasannya karena tiadanya saksi. Tidak seperti shalat yang gerakannya bisa dilihat orang lain. Tidak seperti zakat atau shadaqah yang diketahui minimal oleh penerimanya, apalagi jika diumumkan secara terbuka. Tidak juga seperti haji yang malah semua masyarakat bisa mengetahuinya.
Keikhlasan inilah yang menjadi salah satu faktor penentu ibadah puasa memiliki keistimewaan di sisi Allah Azza Wa Jalla.
الصَّوْمُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang membalasnya (Hadits qudsi riwayat Bukhari dan Muslim)
Kedua, peningkatan nilai ibadah. Selama bulan Ramadhan, nuansa ibadah di masyarakat kita begitu terasa. Masjid yang semula sepi menjadi ramai, bahkan penuh sesak oleh jamaah. Selain shalat fardhu berjamaah dan shalat tarawih, masyarakat kita juga aktif dalam tadarus, banyak taklim, dan sebagainya.
Ketiga, peningkatan nilai akhlak. Selama bulan Ramadhan, masyarakat kita juga mengalami peningkatan akhlak. Sejalan dengan puasa yang dijalankan, kaum muslimin lebih berhati-hati dalam bertutur kata. Menjaga setiap suara yang keluar dari lisannya. Sehingga kita dapati penurunan intensitas umpatan, emosi, kemarahan, celaan, dan hinaan di masyarakat. Begitu pun dalam sikap dan perbuatan. Kehati-hatian telah meminimalisir buruknya sikap dan perilaku dalam bulan Ramadhan lalu.
Keempat, peningkatan nilai sosial. Itulah yang bisa kita baca dari maraknya infaq dan shadaqah, juga zakat dan ibadah maaliyah lainnya selama bulan Ramadhan. Semua itu tidak bisa dimaknai lain kecuali meningkatnya kepedulian sosial. Kepedulian kepada kaum dhuafa' fakir miskin, anak yatim, dan para mustahik.
Peningkatan nilai dalam keempat hal tersebut memberikan bukti kepada kita bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang memiliki potensi untuk menjadi masyarakat yang baik, masyarakat Islami, mujtama'ul muslim.
Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Walillaahilhamd...
Kesadaran bahwa masyarakat kita memiliki potensi kebaikan yang luar biasa ini akan memberikan kita rasa optimis (tafa'ul) dalam melakukan kerja-kerja kebaikan (amal shahil) dalam rangka perbaikan masyarakat (islahul mujtama').
Islahul mujtama' sudah seharusnya menjadi agenda kita bersama paska Ramadhan! Setelah sebulan kita ditarbiyah oleh Allah SWT untuk menjadi pribadi muslim (syakhshiyah Islamiyah) sekaligus pribadi Rabbani (syakhshiyah Rabbaniyah), saatnya kita membawa kebaikan-kebaikan itu dan menebarkannya kepada masyarakat hingga masyarakat kita pun berubah menjadi masyarakat Islami (mujtama'ul muslim). Tanpa ada upaya kaum muslimin yang sejatinya adalah penduduk mayoritas negeri ini, tidaklah mungkin perubahan kebaikan yang kita inginkan bersama akan terwujud. Allah SWT berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu mengubah diri mereka... (QS. Ar-Ra'du : 11)
Agenda perbaikan masyarakat (islahul mujtama') inilah yang merupakan tangga sebelum perbaikan negara sebagai institusi besar sehingga cita-cita baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur bisa terealisir.
Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Walillaahilhamd...
Lalu bagaimana caranya? Perbaikan masyarakat (islahul mujtama') haruslah dimulai dari diri kita. Ibda' bi nafsik. Mulailah dari dirimu! Dan Ramadhan telah memberi kita bekal untuk itu. Ungkapan nasehat para ulama adalah sikap awal yang harus kita lakukan: Kun rabbaniyan wa laa takun ramadhaniyyan. Jadilah orang-orang yang rabbani, jangan jadi orang-orang ramadhani. Beribadah hanya Ramadhan saja. Baik hanya Ramadhan saja. Itulah bekal kita. Untuk bertahan dengan kebaikan kita selama Ramadhan bahkan berusaha meningkatkannya di bulan syawal dan bulan-bulan berikutnya.
Dalam waktu bersamaan dengan upaya perbaikan diri, kita harus menebarkan dakwah ke masyarakat kita. Tentu saja dimulai dari orang-orang yang terdekat dengan kita, para tentangga di samping kiri kanan dan depan rumah kita. Bisa satu ayat, sampaikan satu ayat.
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
Sampaikan dariku meskipun hanya satu ayat (HR. Bukhari)
Dakwah juga berarti memberikan keteladanan, bukan sekedar kata-kata. Maka tugas kita dalam agenda perbaikan masyarakat (islahul mujtama') bukan hanya soal kata, tetapi yang lebih penting adalah memberikan keteladanan. Ini akan lebih efektif dalam menggulirkan perubahan. Jika kita tengok perjalanan hidup Rasulullah dan para sahabatnya, jelaslah bahwa keteladanan telah mendahului kata-kata mereka. Jadilah orang-orang percaya. Jadilah orang-orang membenarkan. Jadilah mereka tersentuh dan menerima perubahan. Hingga akhirnya perubahan besar terjadi, masyarakat berbondong-bondong melakukan perubahan:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ * وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا * فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS. An-Nashr : 3)
Dakwah untuk agenda perubahan masyarakat (islahul mujtama') juga bukan hanya mengajak kepada kebaikan, tetapi berarti pula mencegah kemungkaran. Meminimalisir keburukan dan hal-hal negatif di masyarakat.
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah dengan lisannya. Jika tidak mampu, hendaklah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah iman. (HR. Muslim)
Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Walillaahilhamd...
Yang tidak kalah penting, dakwah untuk agenda perbaikan masyarakat (islahul mujtama') membutuhkan amal jamai. Memang bisa saja dakwah dikerjakan secara pribadi, namun efektifitasnya tidak besar. Apalagi jika kita sadar bahwa kejahatan dan keburukan ternyata juga dikelola dan sebagiannya terorganisir.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran : 104)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS. At-Taubah : 119)
Berikutnya, jika dakwah bergulir dan masyarakat menjadi masyarakat islami, bertaqwa kepada Allah, maka kita akan mendapatkan janji Allah SWT sebagaimana firman-Nya:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi (QS. Al-A'raf : 96)
Karenanya, mari kita gunakan segenap energi Ramadhan kita untuk agenda perbaikan masyarakat. Mari kita benahi masyarakat kita setelah kita selesai membenahi diri kita sendiri selama bulan Ramadhan. Mari kita bawa ruh Ramadhan ke dalam pergulatan hidup sehari-hari yang nyata.
DOA (Dari Anis Matta)
Ya Allah, untuk-Mulah segala pujian dan syukur kami, dari-Mulah semua kebaikan dan keutamaan dunia dan akhirat berasal, kami persembahkan seluruh pujian ini keharibaan-Mu sesuai dengan keagungan wajah-Mu yang mulia…
Ya Allah, sungguh kami telah menzalimi diri-diri kami, jika tidak karena rahmat dan ampunan-Mu niscaya kami pasti tergolong orang-orang yang merugi…
Ya Allah, Engkaulah yang mengetahui seluruh rahasia, melihat semua denyut nurani… Ya Allah, janganlah Engkau menyiksa kami karena dosa-dosa kami, janganlah Engkau pupuskan harapan kami pada-Mu karena dosa-dosa kami, janganlah Engkau mengusir kami dari lingkaran rahmat-Mu karena dosa-dosa kami…Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa kedua orang tua kami serta dosa-dosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau menyimpan secuil pun rasa iri dan dendam kepada orang-orang yang beriman..Ya Allah, sungguh Engkau maha Lembut lagi Maha Penyayang…Ya Allah ampunilah dosa-dosa kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup dari meeka maupun yang telah meninggal, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan (senantiasa) Mengabulkan semua doa-doa serta Memenuhi segala hajat manusia…
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang menjadi perisai kebaikan bagi segenap urusan kami…perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kami kelak kembali…perbaikilah dunia kami yang menjadi tempat penghidupan kami…Ya Allah, jadikanlah sisa hidup kami sebagai tambahan kebaikan bagi kami, dan jadikanlah kematian kami sebagai perpisahan yang menenangkan kami dari semua kejahatan…
Ya Allah, berikanlah rasa takut yang akan menjauhkan kami dari kemaksiatan, ketaatan yang akan mengantar kami ke surga-Mu, keyakinan hati yang meringankan semua bencana dunia, karunialah kami dengan semua pendengaran, penglihatan dan kekuatan kami sepanjang hidup kami, jadikanlah pewaris itu dari kami, dan balaslah orang-orang yang telah menzalimi kami, dan tolonglah kami menghadapi musuh-musuh kami, janganlah Engkau letakkan musibah kami dari sisi agama kami, dan janglah Engkau jadikan dunia sebagai mimpi terbesar kami dan batas akhir dari segenap pengetahuan kami…
Ya Allah, hanya pada-Mulah kami mengadukan seluruh duka lara dan kesedihan kami, hanya pada-Mulah kami mengadukan segenap kelemahan tekad kami dan sedikitnya sarana dan daya kami…Ya Allah, Engkaulah Tuhan tempat mengadu orang-orang yang tidak berdaya dan terzalimi, maka gantilah rasa takut kami dengan rasa aman, gantilah kepengecutan kami dengan keberanian, gantilah kesedihan kami dengan harapan yang luas, angkatlah kami dari ketidakberdayaan dan bebaskanlah kami dari belenggu kezaliman seta tegarkanlah hati kami dalan menjalankan agama-Mu…
Ya Allah, sekarang mush-musuh kebenaran dan kemanusiaan serta orang-orang durjana itu telah menguasai kami, menggenggam semua simpul urusan kami, mereka berlaku tiran dan menzalimi kami, mereka membanggakan kekuatan mereka terhadap kami, sedang saudara-saudara dan pendukung-pendukung kami begitu sedikit, maka sekarang kami hanya berlari kembali pada-Mu karena kami percaya pada kekuatan dan daya seta pertolongan-Mu…maka kepada-Mulah kami mengadukan semua kezaliman ini…maka dengarkanlah pengaduan ini Ya Allah, maka dengarkanlah pengaduan ini Ya Allah, maka dengarkanlah pengaduan ini Ya Allah…
Ya Allah, satukanlah hati kaum Muslimin seluruhnya dan jadikanlah mereka sebagai saudara-saudara yang saling mencintai dan mengasihi, janganlah ada dendan diantara mereka, janganlah ada perang diantara mereka, jadikanlah kekuatan mereka untuk menghadapi musuh-musuh mereka dan bukan untuk menghancurkan sesama mereka, jadikanlah kecerdasan, akal dan pengetahuan mereka untuk membangun diri-diri mereka dan bukan untuk saling menipu dan menghancurkan sesama mereka…
Ya Allah, turunkanlah pertolongan-Mu kepada saudara-saudara kami yang sedang berjihad di jalan-Mu di seluruh belahan bumi-Mu
Ya Allah, satukanlah langkah-langkah mereka, tepatkanlah sasaran dari peluru-peluru mereka, dan ceraiberaikanlah musuh-musuh mereka, serta turunkanlah bala tentara-Mu untuk menghancurkan mereka, jangan biarkan ada yang tersisa dari mereka tanpa Engkau hancurkan…Ya Allah, jadikanlah jihad saudara-saudara kami itu sebagai kesaksian kami atas seluruh manusia pada hari dimana kelak Engkau akan mengumpulkan kami…
Ya Allah, kini telah tiba saatnya untuk memetik buah kebatilan ini, maka kirimlah dari langit kebenaran tangan-tangan yang akan memetiknya…Ya Allah, hapuskanlah dari mata umat manusia hijab yang menghalangi pandangan mereka menemukan kebenaran-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Sanggup melakakukan itu.
Ya Allah, kumpulkanlah kami bersama hamba-hamba-Mu dalam surga-Mu, bersama para Nabi, kaum shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shaleh…Ya Allah kumpulkanlah kami bersama Nabi-Mu Muhammad saw, Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib serta seluruh sahabat Rasulullah saw, dalam surga-Mu dan berilah kami kesempatan melihat wajah-Mu di akhirat.
Ya Allah, terimalah seluruh amal kami, ampunilah seluruh dosa kami, dan berilah kami kebaikan dunia dan akhiat serta lindungilah kami dari siksa neraka. Ya Allah, kepada-Mulah seluruh doa ini kami tengadahkan, dan hanya Engkaulah yang akan mengabulkan-Nya.
[Demikian Khutbah Idul Fitri 1431 H / 2010 M ini, semoga bermanfaat]