$type=grid$count=3$$meta=0$snip=0$rm=0$show=home

Putus! Atau, Dosa Itu Mengundang Saudara-Saudaranya

Lima hari yang lalu, sebuah desa di Kabupaten Gresik gempar. Sepanjang siang telah berkembang kasak-kusuk, curiga pada gundukan baru di tana...

Lima hari yang lalu, sebuah desa di Kabupaten Gresik gempar. Sepanjang siang telah berkembang kasak-kusuk, curiga pada gundukan baru di tanah seorang warga. Malam harinya, bersama perangkat desa, polsek setempat membongkar galian itu. Betapa terkejutnya mereka; itu kuburan. Berisi mayat bayi dengan luka gorok dibungkus karung. Mengenaskan!

Dalam waktu singkat, pelakunya terungkap. Seorang perempuan beranak satu yang sudah cerai dari suaminya. Dari pengakuannya, bayi itu dicekik beberapa saat setelah dilahirkannya, lalu digorok dengan pisau.

Pembunuhan bayi itu adalah klimaks. Klimaks dari sebuah rentetan drama tragis janda sulung dari tiga bersaudara. Ceritanya berawal dari keinginannya untuk memasukkan adik bungsunya sebagai karyawan BUMN. Sayangnya, ia memilih jalan belakang. Seorang pria yang mengaku bisa memasukkannya ke salah satu BUMN meminta uang dalam jumlah yang tidak sedikit; sekitar 30 juta. Boleh diangsur. Perempuan itu pun datang mengantar ke alamat laki-laki ini. Transaksi berlangsung empat mata. Namun, bukan hanya uang yang diserahkan; kehormatannya pun dirampas lelaki ini. Bukan hanya sekali.

Selama kurang lebih sembilan bulan, ia berhasil menyembunyikan kehamilannya yang di luar nikah itu. Dengan celana jeans, perut diikat, ditutup baju dan jilbab longgar sambil memasukkan tangan ke perut setiap keluar rumah, praktis tak ada kecurigaan yang berarti. Hingga malam itu, tetangganya mendengar tangis bayi; keras, namun setelah itu kembali sunyi. Tak ada tangisan lagi.

Dosa. Ia begitu cepat mengundang saudara-saudaranya. Jika dosa datang, lalu manusia tidak segera memutusnya, ia akan segera berkembang menjadi dosa yang beragam. Mulanya adalah godaan masuk kerja lewat jalan belakang. "Orang yang menyuap dan orang yang menerima suap," sabda Rasulullah sebagaimana direkam Imam Thabrani, "keduanya masuk neraka."

Lalu dosa lainnya datang: khalwat dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. "Jika lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya berduaan, yang ketiga adalah syetan." Dan benar. Syetan datang menguasai laki-laki itu, hingga pemerkosaan terjadi. Lalu kehamilan ditutupi. Hingga itulah puncaknya: pembunuhan bayi.

Dosa, maksiat, harus diputus begitu seorang mukmin menyadarinya. Jika tidak, ia akan mengundang saudara-saudaranya. Lebih cepat dan lebih dahsyat dari yang kita kira. Memutus dosa itu tidak lain adalah dengan bertaubat.

Diantara orang-orang beriman, ada yang berhasil memutus dosa ketika ia masih berada dalam lintasan hati. Sungguh beruntung orang-orang seperti ini. Misalnya Thalhah bin Ubaidillah, sang syahid yang masih berjalan di muka bumi. Suatu hari ia berbincang dengan seorang ummul mukminin yang juga sepupunya, Aisyah. Ketika Rasulullah datang, beliau menampakkan wajah tidak suka dan memberi isyarat Aisyah untuk masuk. Sebuah godaan melintas di hati Thalhah. "Rasulullah melarangku berbincang dengan Aisyah. Nanti setelah beliau wafat, aku akan menikahi Aisyah," begitu lintasan di hatinya.

Tak lama kemudian, Allah menurunkan wahyu. "Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada istri Nabi, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. Kalian tidak boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi istri-istrinya sesudah wafatnya selama-lamanya." (QS. Al-Ahzab : 53)

Ketika ayat ini sampai kepada Thalhah, ia menangis. Ia lalu memutus lintasan hati itu. Mengikutinya dengan mu'aqabah; memerdekakan budak, menginfakkan 10 untanya dan berangkat umrah dengan jalan kaki.

Ada pula diantara orang-orang beriman yang memutus dosa setelah melakukannya, begitu ia menyadarinya.maka, tidak ada dosa lain yang mengiringinya. Misalnya Ka'ab bin Malik, Murarah bin Rabi; dan Hilal bin Umayyah. Ketiganya tidak turut perang Tabuk tanpa udzur syar'i. Begitu Rasulullah dan para mujahidin kembali ke Madinah, mereka bertiga memutus kesalahan itu di sana. Dengan jujur mereka menyampaikan kesalahannya. Mereka mendapatkan iqab dari Allah. Tidak diajak berkomunikasi oleh umat Islam selama 50 hari. Lalu setelah itu, mereka sukses. Bukan hanya memutus dosa dan memastikan tiada dosa-dosa lain yang diundang. Bahkan seperti sabda Sang Nabi kepada Ka'ab: "Bergembiralah dengan hari yang terbaik sejak ibumu melahirkanmu."

Berikutnya, ada pula orang beriman yang memutus dosanya setelah berlalu sekian lama. Hingga setelah tak lagi dosa lain mengiringi. Perempuan dari Juhainah pernah datang kepada Rasulullah dalam kondisi hamil untuk meminta ditegakkan hadd. Ia mengaku telah berzina, dan kehamilan itu adalah buktinya. Rasulullah menyuruhnya pulang untuk merawat kandungannya hingga sang bayi lahir. Barulah setelah itu ia datang kembali; memutus dosanya sekaligus mengakhiri hidupnya. Dirajam.

Umar kaget karena Rasulullah menshalati perempuan ini setelah dirajam. "Ya Rasulullah, engkau menshalatinya, padahal ia telah berbuat zina?"

"Sungguh ia telah bertaubat," jawab Rasulullah sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim, "Seandainya taubatnya dibagi kepada 70 penduduk Madinah, taubat itu pasti mencukupinya. Apakah kamu menjumpai sesuatu yang lebih utama daripada seseorang yang mengorbankan dirinya di jalan Allah?"

Begitu banyak orang yang sukses memutus dosanya hingga Ibnu Qudamah Al-Maqdisy menulis satu kitab tersendiri untuk menceritakan mereka. Kitab itu berjudul Kitaabut Tawwabiin.

Bagaimana mereka memutus dosa? Beragam cara, bermacam tingkatan. Naun muaranya pada satu hal. Ketika menyadari dosa, cepatlah kembali. Ingatlah tiga hal yang dinasehatkan Ibnu Al-Jauzi dalam Shaidul Khatir; "Waspadailah selalu pengawasan Allah! Pikirkanlah masak-masak resiko setiap perbuatan! Sadarilah keagungan Dzat yang melarang perbuatan dosa!"

Sesungguhnya setiap mukmin dianugerahi jiwa yang peka terhadap dosa. Sehingga memungkinkannya segera menyadari lalu memutusnya. Namun, sering kali rasa peka itu dilawan. "Ah, ini tidak apa-apa." "Ah, ini cuma dosa kecil." "Taubatnya nanti-nanti saja." Maka kepekaan itu menjadi tumpul, akhirnya terkubur.

Pada titik ini, biasanya dosa sudah menjadi hobi. Manusia asyik bergelimang dengan dosa. Itu karena, dosa yang dituruti akan dengan cepat mengundang saudara-saudaranya.

Yang paling menyedihkan, jika dosa-dosa itu terus memanggil saudaranya untuk menguasai kita hingga ajal tiba. Meninggal dunia tanpa sempat memutusnya. Mati tanpa taubatan nasuha. Jadilah su'ul khatimah. Neraka menanti di sana. Seperti kisah rahib di kalangan Bani Israi yang dititipi putri oleh sang raja. Mulanya memandang. Lalu timbul ketertarikan. Syawat menguasai, terjadilah apa yang terjadi. Takut dihukum dan kehilangan kepercayaan masyarakat, putri itu dibunuh dan dikubur di belakang rumahnya. Saat raja berhasil membongkar kasus ini, sang rahib dihukum. Menjelang kematiannya datang syetan menawarkan pertolongan. "Mintalah tolong padaku, dengan isyarat menundukkan kepada. Kau akan kutolong." Rahib itu terbawa dosa terbesar; syirik. Ia meninggal sesaat kemudian, tanpa taubat yang menyelamatkan. Wallaahu a'lam bish shawab. [Muchlisin]
Name

Abdul Somad,1,Adab,4,Akhir Zaman,4,Al-Qur'an,18,Amalan,2,Analisa,1,Aqidah,16,Arifin Ilham,4,Bedah Buku,106,Buku,1,Canda,1,Dakwah Kampus,15,Dakwah Sekolah,1,Danil S,10,De_Palupi,1,Doa,64,Ekonomis-Bisnis,7,Fadhilah,25,Feature,281,Featured,3,Fiqih,71,Foto,48,Gresia Divi,26,Hadits,78,Hanan Attaki,2,Hasan Al-Banna,25,Headline,2,Heny Rizani,4,Hidayah,4,Hikmah,55,Ibadah,5,Indonesia,1,Inspirasi Redaksi,7,Islam,6,Kaifa Ihtada,46,Keluarga,105,Kembang Pelangi,30,Kesehatan,13,Khutbah Jum'at,54,Kisah Nabi,2,Kisah Nyata,85,KMPD,89,Kulwit,14,Mancanegara,1,Materi Tarbiyah,11,Mija Ahmadt,1,Motivasi,26,Mukjizat,4,Muslimah,43,Nasional,406,Nasyid,7,Oktarizal Rais,9,Opini,80,Parenting,11,Pemuda,2,Pernikahan,22,Petunjuk Nabi,7,Pirman,178,Press Release,20,Profil,16,Puisi,5,Ramadhan,89,Ramadhan 2017,1,Redaksi,6,Renungan,122,Renungan Harian,342,Retnozuraida,3,Rumah Tangga,8,Salim A Fillah,4,Salman al-Audah,1,Sirah,3,Sirah Sahabat,22,Siyasah Syar'iyyah,3,Strategi Dakwah,5,Surat Pembaca,1,Syiah,14,Tadabbur Al-Kahfi,1,Tasawuf,1,Taujih,44,Tazkiyah,5,Tazkiyatun Nafs,35,Tifatul Sembiring,25,Ukhtu Emil,31,Video,83,Wakaf,5,
ltr
item
Tarbawia: Putus! Atau, Dosa Itu Mengundang Saudara-Saudaranya
Putus! Atau, Dosa Itu Mengundang Saudara-Saudaranya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLmTJmJ_YNgyloUpFFdQ6VdRIwqWIL1fxUajmt8YCReVUfCKQSyItLQ28YtVFHqUhUvJzdaWgp8G5B_H5zIHjMr1wdgHE7sq4AQlZnxrue3UdpC00oB3Dz6JffLpsuvxzh_5DYo3J0mr0/s320/Memutus+Dosa+-+ilustrasi.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLmTJmJ_YNgyloUpFFdQ6VdRIwqWIL1fxUajmt8YCReVUfCKQSyItLQ28YtVFHqUhUvJzdaWgp8G5B_H5zIHjMr1wdgHE7sq4AQlZnxrue3UdpC00oB3Dz6JffLpsuvxzh_5DYo3J0mr0/s72-c/Memutus+Dosa+-+ilustrasi.JPG
Tarbawia
https://www.tarbawia.com/2011/04/putus-atau-dosa-itu-mengundang-saudara.html
https://www.tarbawia.com/
https://www.tarbawia.com/
https://www.tarbawia.com/2011/04/putus-atau-dosa-itu-mengundang-saudara.html
true
4661011185558750656
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content