Orang tua harus menjadi pendengar yang baik bagi anaknya. Ketika orang tua memposisikan diri sebagai pendengar yang baik, anak merasa diharg...
Orang tua harus menjadi pendengar yang baik bagi anaknya. Ketika orang tua memposisikan diri sebagai pendengar yang baik, anak merasa dihargai, dicintai dan tumbuhlah kepercayaan diriya.
Berikut ini adalah 10 tips menjadi pendengar yang baik, yang disarikan dari buku Kaifa Turabbi Abna'aka fi hadzaz Zaman karya Dr. Hassan Syamsi Basya :
1. Jadilah pendengar aktif, bukan pasif. Maksudnya, libatkan seluruh anggota tubuh Anda. Tinggalkan dulu aktifitas lain seperti membaca koran atau bermain blackberry. Pandang wajah ananda dengan penuh perhatian.
2. Tampakkan perhatian dan kasih sayang. Meletakkan tangan Anda ke bahunya atau menggenggam tangannya bisa menjadi pilihan Anda.
3. Perhatikan geraknya dengan baik, termasuk gerak mimik dan pantomimik. Bahasa tubuh anak seringkali mewakili apa yang sulit ia ungkapkan secara verbal. Buat ia yakin bahwa Anda telah paham dan merasakan apa yang ia rasakan.
4. Cobalah menyimpulkan apa yang ia sampaikan. Ketika ia mengatakan "aku tak mau umi ngulang-ngulang perintah terus" berarti ia merasa tidak dihargai dan dianggap tak paham. "Abi jarang di rumah" mengungkapkan bahwa ia protes kurangnya perhatian.
5. Duduk atau berjongkoklah agar posisi Anda setara dengannya dan kedekatan psikologis lebih terasa.
6. Dekaplah ketika ia bersedih atau gelisah, pastikan ia merasa nyaman.
7. Berilah waktu seluas-luasnya bagi ananda untuk mengungkapkan perasaannya.
8. Rayulah dengan lembut agar anak mau mau menceritakan isi hatinya.
9. Hindarilah memberi nasihat ketika anak Anda sedang kesal atau marah.
10. Dengarkan apapun yang diceritakan anak. Jangan menyela atau memotong pmbicaraannya. [Disarikan oleh BersamaDakwah]
Berikut ini adalah 10 tips menjadi pendengar yang baik, yang disarikan dari buku Kaifa Turabbi Abna'aka fi hadzaz Zaman karya Dr. Hassan Syamsi Basya :
1. Jadilah pendengar aktif, bukan pasif. Maksudnya, libatkan seluruh anggota tubuh Anda. Tinggalkan dulu aktifitas lain seperti membaca koran atau bermain blackberry. Pandang wajah ananda dengan penuh perhatian.
2. Tampakkan perhatian dan kasih sayang. Meletakkan tangan Anda ke bahunya atau menggenggam tangannya bisa menjadi pilihan Anda.
3. Perhatikan geraknya dengan baik, termasuk gerak mimik dan pantomimik. Bahasa tubuh anak seringkali mewakili apa yang sulit ia ungkapkan secara verbal. Buat ia yakin bahwa Anda telah paham dan merasakan apa yang ia rasakan.
4. Cobalah menyimpulkan apa yang ia sampaikan. Ketika ia mengatakan "aku tak mau umi ngulang-ngulang perintah terus" berarti ia merasa tidak dihargai dan dianggap tak paham. "Abi jarang di rumah" mengungkapkan bahwa ia protes kurangnya perhatian.
5. Duduk atau berjongkoklah agar posisi Anda setara dengannya dan kedekatan psikologis lebih terasa.
6. Dekaplah ketika ia bersedih atau gelisah, pastikan ia merasa nyaman.
7. Berilah waktu seluas-luasnya bagi ananda untuk mengungkapkan perasaannya.
8. Rayulah dengan lembut agar anak mau mau menceritakan isi hatinya.
9. Hindarilah memberi nasihat ketika anak Anda sedang kesal atau marah.
10. Dengarkan apapun yang diceritakan anak. Jangan menyela atau memotong pmbicaraannya. [Disarikan oleh BersamaDakwah]