Allahu akbar! Islam takkan mungkin bisa dibendung. Jika Allah menghendaki, strategi apapun tidak akan bisa menghalangi hidayah Allah, terma...
Allahu akbar! Islam takkan mungkin bisa dibendung. Jika Allah menghendaki, strategi apapun tidak akan bisa menghalangi hidayah Allah, termasuk, upaya menjelekkan Islam melalui media. David Roy Woelke, seorang profesor Inggris asal Kanada, justru tertarik untuk mempelajari Islam karena penggambaran negatif media barat terhadap agama langit itu.
Setelah mempelajari Islam dan Al-Qur'an, David akhirnya mantap mengikrarkan dua kalimat syahadat. Ia pun kini memiliki nama Islam; Dawud.
"Ketika saya datang ke Arab Saudi, saya menyadari media barat telah keliru menggambarkan Islam sebagai agama kekerasan dan terorisme," kata profesor yang kini telah menjadi Muslim itu, seperti dikutip onislam.net, Senin (2/4).
Dawud mengatakan, Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam. Apa yang diberitakan dunia barat tentang Islam banyak terdistorsi.
"Saya banyak mencari tahu tentang agama ini. Semakin dalam saya pelajari tentang Islam, saya merasa Allah SWT membimbing saya untuk menuju jalan yang benar. Itu sebabnya, saya memutuskan untuk memeluk Islam," imbuhnya.
Sebagai Muslim, Dawud ingin terus mempelajari Islam agar pemahamannya semakin dalam dan menjadikannya semakin dekat dengan Allah. "Sekarang saya terus melakukan pendekatan pada Allah," ujarnya.
Dawud sangat bahagia dengan keislamannya. Keputusannya untuk masuk Islam ternyata telah dinanti para koleganya.
"Teman-teman saya yang muslim mendorong saya untuk menerima Islam sebagai agama saya. Bahkan seorang penjual pizza berkata pada saya bahwa dirinya tak sabar menantikan saya menjadi seorang muslim," tambahnya.
Asisten Sekjen Organisasi yang mempromosikan Pemahaman dan Koeksistensi antara budaya dunia (WAMY), Mohammad Badahdah mengatakan ribuan laki-laki dan perempuan berpendidikan seperti Dawud datang memeluk Islam setiap tahunnya.
"Karena itu, literatur dalam bahasa Inggris perlu diperbanyak. Saya percaya, Islam akan menarik minat orang-orang seperti (Dawud) Woelke," ujar Badahdah. [IK/Rpb]
Setelah mempelajari Islam dan Al-Qur'an, David akhirnya mantap mengikrarkan dua kalimat syahadat. Ia pun kini memiliki nama Islam; Dawud.
"Ketika saya datang ke Arab Saudi, saya menyadari media barat telah keliru menggambarkan Islam sebagai agama kekerasan dan terorisme," kata profesor yang kini telah menjadi Muslim itu, seperti dikutip onislam.net, Senin (2/4).
Dawud mengatakan, Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam. Apa yang diberitakan dunia barat tentang Islam banyak terdistorsi.
"Saya banyak mencari tahu tentang agama ini. Semakin dalam saya pelajari tentang Islam, saya merasa Allah SWT membimbing saya untuk menuju jalan yang benar. Itu sebabnya, saya memutuskan untuk memeluk Islam," imbuhnya.
Sebagai Muslim, Dawud ingin terus mempelajari Islam agar pemahamannya semakin dalam dan menjadikannya semakin dekat dengan Allah. "Sekarang saya terus melakukan pendekatan pada Allah," ujarnya.
Dawud sangat bahagia dengan keislamannya. Keputusannya untuk masuk Islam ternyata telah dinanti para koleganya.
"Teman-teman saya yang muslim mendorong saya untuk menerima Islam sebagai agama saya. Bahkan seorang penjual pizza berkata pada saya bahwa dirinya tak sabar menantikan saya menjadi seorang muslim," tambahnya.
Asisten Sekjen Organisasi yang mempromosikan Pemahaman dan Koeksistensi antara budaya dunia (WAMY), Mohammad Badahdah mengatakan ribuan laki-laki dan perempuan berpendidikan seperti Dawud datang memeluk Islam setiap tahunnya.
"Karena itu, literatur dalam bahasa Inggris perlu diperbanyak. Saya percaya, Islam akan menarik minat orang-orang seperti (Dawud) Woelke," ujar Badahdah. [IK/Rpb]