Besuk, tanggal 14 Februari, dikenal sebagai hari Valentine. Tidak menutup kemungkinan, ada lelaki yang mencoba memberi hadiah kepadamu. Mu...
Besuk, tanggal 14 Februari, dikenal sebagai hari Valentine. Tidak menutup kemungkinan, ada lelaki yang mencoba memberi hadiah kepadamu. Mungkin juga, hadiahnya adalah permen karet "cinta".
Jika iya, jangan ragu untuk menolak. Setidaknya, ada 3 alasan bagi muslimah untuk menolak hadiah "permen cinta" itu.
Mendekati Zina
Seperti banyak diberitakan, saat ini beredar "permen cinta". Permen karet itu bukan sembarang permen, ternyata ia adalah permen pembangkit libido atau syahwat.
Menurut Kasubbag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Lily Djafar, apabila wanita mengkomsumsi "permen cinta" tersebut, selang 5 menit kemudian efek yang dirasakan adalah nafsu tak karuan. Timbul dorongan kuat untuk melakukan hubungan badan layaknya suami istri.
Dari keterangan tersebut, jelas bahwa permen pembangkit syahwat itu menjerumuskan gadis yang mengkonsumsinya ke arah zina. Padahal, zina adalah dosa besar yang sangat dilarang Allah Azza wa Jalla. Bahkan, mendekatinya saja tidak diperbolehkan.
Ingatlah firman Allah:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Isra' : 32)
Merusak Kesehatan
Jika efek seketika "permen cinta" adalah membangkitkan syahwat, efek lainnya adalah merusak kesehatan. BPOM pun mengimbau masyarakat agar tak mengonsumsi permen perangsang syahwat tersebut. Tak ada satu pun permen itu yang sudah terdaftar di BPOM.
"Ditegaskan untuk tidak mengonsumsi permen yang mengklaim peningkat gairah, karena sangat berisiko bagi kesehatan," kata Kepala BPOM Lucky Slamet.
Seorang muslimah, tidak boleh melakukan tindakan yang membahayakan kesehatannya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
"Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain" (HR. Ibnu Majah dan Imam Malik)
Hari Valentine
Alasan ketiga menolak hadiah "permen cinta" di hari Valentine adalah karena hari valentine itu sendiri.
Sejarah valentine bisa ditelisik dari peristiwa pada 14 Februari 270 M silam. Hari itu St. Valentine dibunuh karena ia menentang penguasa Romawi Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan St. Valentine, yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
Selanjutnya pada 14 Februari 1942 bertepatan dengan jatuhnya Kerajaan Islam Spanyol. St Valentino mengumumkan hari tersebut sebagai hari ‘kasih sayang’ karena menurutnya Islam adalah zalim. Tumbangnya Kerajaan Islam Spanyol dirayakan juga sebagai Hari Valentine. Selanjutnya, orang-orang Barat merayakan hari valentine setiap tanggal 14 Februari dengan menumpahkan "cinta" dan "kasih sayang" kepada kekasihnya.
Maka hari yang dipenuhi dengan semangat maksiat itu tentu haram diikuti dan dirayakan oleh muslimah. Sehingga bukan hanya menolak hadiah "permen cinta", muslimah sejati juga akan menolak hadiah valentine lainnya. [Abu Nida]
Jika iya, jangan ragu untuk menolak. Setidaknya, ada 3 alasan bagi muslimah untuk menolak hadiah "permen cinta" itu.
Mendekati Zina
Seperti banyak diberitakan, saat ini beredar "permen cinta". Permen karet itu bukan sembarang permen, ternyata ia adalah permen pembangkit libido atau syahwat.
Menurut Kasubbag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Lily Djafar, apabila wanita mengkomsumsi "permen cinta" tersebut, selang 5 menit kemudian efek yang dirasakan adalah nafsu tak karuan. Timbul dorongan kuat untuk melakukan hubungan badan layaknya suami istri.
Dari keterangan tersebut, jelas bahwa permen pembangkit syahwat itu menjerumuskan gadis yang mengkonsumsinya ke arah zina. Padahal, zina adalah dosa besar yang sangat dilarang Allah Azza wa Jalla. Bahkan, mendekatinya saja tidak diperbolehkan.
Ingatlah firman Allah:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Merusak Kesehatan
Jika efek seketika "permen cinta" adalah membangkitkan syahwat, efek lainnya adalah merusak kesehatan. BPOM pun mengimbau masyarakat agar tak mengonsumsi permen perangsang syahwat tersebut. Tak ada satu pun permen itu yang sudah terdaftar di BPOM.
"Ditegaskan untuk tidak mengonsumsi permen yang mengklaim peningkat gairah, karena sangat berisiko bagi kesehatan," kata Kepala BPOM Lucky Slamet.
Seorang muslimah, tidak boleh melakukan tindakan yang membahayakan kesehatannya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Hari Valentine
Alasan ketiga menolak hadiah "permen cinta" di hari Valentine adalah karena hari valentine itu sendiri.
Sejarah valentine bisa ditelisik dari peristiwa pada 14 Februari 270 M silam. Hari itu St. Valentine dibunuh karena ia menentang penguasa Romawi Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan St. Valentine, yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
Selanjutnya pada 14 Februari 1942 bertepatan dengan jatuhnya Kerajaan Islam Spanyol. St Valentino mengumumkan hari tersebut sebagai hari ‘kasih sayang’ karena menurutnya Islam adalah zalim. Tumbangnya Kerajaan Islam Spanyol dirayakan juga sebagai Hari Valentine. Selanjutnya, orang-orang Barat merayakan hari valentine setiap tanggal 14 Februari dengan menumpahkan "cinta" dan "kasih sayang" kepada kekasihnya.
Maka hari yang dipenuhi dengan semangat maksiat itu tentu haram diikuti dan dirayakan oleh muslimah. Sehingga bukan hanya menolak hadiah "permen cinta", muslimah sejati juga akan menolak hadiah valentine lainnya. [Abu Nida]