Cinta “Barang siapa yang mencintai sesuatu karena Allah dan membencinya (juga) karena Allah, maka sungguh imannya itu telah sempurna” (...
Cinta
“Barang siapa yang mencintai sesuatu karena Allah dan membencinya (juga) karena Allah, maka sungguh imannya itu telah sempurna” (H.R. Abu Dawud)
“Ya Allah! Aku mengharap Cinta-Mu; cinta para hamba yang mencintaimu; dan kecintaan terhadap amal yang bisa mendekatkan diriku pada cinta-Mu” (H.R. Tirmidzi)
“Ada tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, niscaya dia akan merasakan manisnya iman, yaitu Allah & Rasul-Nya lebih dia cintai dibanding yang lain; dia tidak menyukai seseorang kecuali karena Allah; dan dia tidak ingin terjerumus ke dalam kekufuran sebagaimana ia tidak ingin dilempar ke dalam kobaran api neraka” (H.R. Bukhari-Muslim)
“Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba- hamba-Nya yang mencintai-Nya (beriman) dan mengerjakan amal yang shaleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruan cinta-Ku, kecuali cinta dalam kemesraan (kekeluargaan). Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Aku tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (Q.S. Asy-Syura: 23)
“Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (Q.S. At-Taubah: 24)
Kerja
Perintah bekerja telah Allah wajibkan semenjak nabi yang pertama, Adam Alaihi Salam sampai nabi yang terakhir, Muhammmad SAW . Perintah ini tetap berlaku kepada semua orang tanpa membeda-bedakan pangkat, status dan jabatan seseorang. Berikut ini akan di nukilkan beberapa dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah tentang kewajiban bekerja.
“Kami telah membuat waktu siang untuk mengusahakan kehidupan (bekerja).” (QS. Naba’ : 11)
“Kami telah menjadikan untukmu semua didalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan (bekerja) ; Tetapi sedikit sekali diantaramu yang bersyukur.” (QS. A’raf : 10)
“ Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jum’ah : 10)
“ Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk : 15)
“ … dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah (bekerja); dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah….” (QS. Al-Muzzammil : 20)
Rasulullah bersabda, :
“ Pekerjaan terbaik adalah usahanya seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual-beli itu baik.” (HR. Ahmad, Baihaqi dll)
“ sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (profesional).” (HR. Ahmad)
“ Sesungguhnya apabila seseorang diantara kamu semua itu mengambil tambangnya kemudian mencari kayu bakar dan diletakkan diatas punggungnya, hal itu adalah lebih baik dari pada ia mendatangi seseorang yang telah dikarunai oleh Allah dari keutamaan-Nya, kemudian meminta-minta dari kawannya, adakalanya diberi dan ada kalanya ditolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“…kalau ada seeorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna membiaya anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha Fisabilillah. Jikalau ia bekerja untuk dirirnya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupun Fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja untuk pamer atau untuk bermegah-megahan, maka itulah Fisabili Syaithan atau karena mengikutu jalan Syaithan.” (HR. Thabrani)
“ sesungguhnya Allah itu telah menjadikan rizkiku terletak dibawah tombakku.” (HR. Ahmad)
“ Burung berangkat pagi hari dengan perut kosong dan kembali sore hari dengan perut penuh makanan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Keadaan yang paling aku senangi setelah berjihad di jalan Allah adalah maut datang menjemputku ketika aku sedang mencari karunia Allah (bekerja).” (HR. Sa’id bin Manshur dalam sunannya)
“Tidak seorang Rasul pun diutus Allah kecuali ia bekerja sebagai penggembala domba. Para sahabat bertanya, “bagaimana dengan dirimu, wahai Rasulullah ? Beliau menjawab, “ Ya, saya dulu menggembala domba di lapangan untuk penduduk Makkah.” (HR. Bukhari).
Dengan teramat jelas dan gamblang betapa Allah dan Rasul-Nya memerintahkan seseorang untuk bekerja. Bekerja adalah sebuah ibadah yang disejajarkan dengan amalan fisabilillah, bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga tapi ia sebagai manesfesto penghambaan dan ketaatan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya.
Harmoni
Harmoni adalah paduan keselarasan, perpaduan antara keyakinan dan tingkah laku, menghormati, menyayangi apa yang ada, merangkum, mensinerjikan dan menyelaraskan segala macam perbedaan secara ikhlas dan alamiah. Dengan harmoni akan tercipta sebuah energi yang merangkum tatanan kehidupan sosial yang indah dan teratur. Harmoni bukan keterpaksaan, tetapi ada sistem dan aturan yang menjadi kesepakatan bersama yang semua komponen berusaha menjaganya karena menyangkut kepentingan bersama. Harmoni dimulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, nasional, tatanan internasional, bahkan alam semesta. Dengan harmoni, semua akan menjadi indah, enak dibayangkan, dilihat, dirasakan, dan dinikmati.
"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Furqan kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia memberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat, serapi-rapinya, harmonis." (QS.Al Furqan: 1-2)
“Barang siapa yang mencintai sesuatu karena Allah dan membencinya (juga) karena Allah, maka sungguh imannya itu telah sempurna” (H.R. Abu Dawud)
“Ya Allah! Aku mengharap Cinta-Mu; cinta para hamba yang mencintaimu; dan kecintaan terhadap amal yang bisa mendekatkan diriku pada cinta-Mu” (H.R. Tirmidzi)
“Ada tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, niscaya dia akan merasakan manisnya iman, yaitu Allah & Rasul-Nya lebih dia cintai dibanding yang lain; dia tidak menyukai seseorang kecuali karena Allah; dan dia tidak ingin terjerumus ke dalam kekufuran sebagaimana ia tidak ingin dilempar ke dalam kobaran api neraka” (H.R. Bukhari-Muslim)
“Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba- hamba-Nya yang mencintai-Nya (beriman) dan mengerjakan amal yang shaleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruan cinta-Ku, kecuali cinta dalam kemesraan (kekeluargaan). Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Aku tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (Q.S. Asy-Syura: 23)
“Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (Q.S. At-Taubah: 24)
Kerja
Perintah bekerja telah Allah wajibkan semenjak nabi yang pertama, Adam Alaihi Salam sampai nabi yang terakhir, Muhammmad SAW . Perintah ini tetap berlaku kepada semua orang tanpa membeda-bedakan pangkat, status dan jabatan seseorang. Berikut ini akan di nukilkan beberapa dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah tentang kewajiban bekerja.
“Kami telah membuat waktu siang untuk mengusahakan kehidupan (bekerja).” (QS. Naba’ : 11)
“Kami telah menjadikan untukmu semua didalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan (bekerja) ; Tetapi sedikit sekali diantaramu yang bersyukur.” (QS. A’raf : 10)
“ Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jum’ah : 10)
“ Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk : 15)
“ … dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah (bekerja); dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah….” (QS. Al-Muzzammil : 20)
Rasulullah bersabda, :
“ Pekerjaan terbaik adalah usahanya seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual-beli itu baik.” (HR. Ahmad, Baihaqi dll)
“ sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (profesional).” (HR. Ahmad)
“ Sesungguhnya apabila seseorang diantara kamu semua itu mengambil tambangnya kemudian mencari kayu bakar dan diletakkan diatas punggungnya, hal itu adalah lebih baik dari pada ia mendatangi seseorang yang telah dikarunai oleh Allah dari keutamaan-Nya, kemudian meminta-minta dari kawannya, adakalanya diberi dan ada kalanya ditolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“…kalau ada seeorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna membiaya anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha Fisabilillah. Jikalau ia bekerja untuk dirirnya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupun Fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja untuk pamer atau untuk bermegah-megahan, maka itulah Fisabili Syaithan atau karena mengikutu jalan Syaithan.” (HR. Thabrani)
“ sesungguhnya Allah itu telah menjadikan rizkiku terletak dibawah tombakku.” (HR. Ahmad)
“ Burung berangkat pagi hari dengan perut kosong dan kembali sore hari dengan perut penuh makanan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Keadaan yang paling aku senangi setelah berjihad di jalan Allah adalah maut datang menjemputku ketika aku sedang mencari karunia Allah (bekerja).” (HR. Sa’id bin Manshur dalam sunannya)
“Tidak seorang Rasul pun diutus Allah kecuali ia bekerja sebagai penggembala domba. Para sahabat bertanya, “bagaimana dengan dirimu, wahai Rasulullah ? Beliau menjawab, “ Ya, saya dulu menggembala domba di lapangan untuk penduduk Makkah.” (HR. Bukhari).
Dengan teramat jelas dan gamblang betapa Allah dan Rasul-Nya memerintahkan seseorang untuk bekerja. Bekerja adalah sebuah ibadah yang disejajarkan dengan amalan fisabilillah, bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga tapi ia sebagai manesfesto penghambaan dan ketaatan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya.
Harmoni
Harmoni adalah paduan keselarasan, perpaduan antara keyakinan dan tingkah laku, menghormati, menyayangi apa yang ada, merangkum, mensinerjikan dan menyelaraskan segala macam perbedaan secara ikhlas dan alamiah. Dengan harmoni akan tercipta sebuah energi yang merangkum tatanan kehidupan sosial yang indah dan teratur. Harmoni bukan keterpaksaan, tetapi ada sistem dan aturan yang menjadi kesepakatan bersama yang semua komponen berusaha menjaganya karena menyangkut kepentingan bersama. Harmoni dimulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, nasional, tatanan internasional, bahkan alam semesta. Dengan harmoni, semua akan menjadi indah, enak dibayangkan, dilihat, dirasakan, dan dinikmati.
"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Furqan kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia memberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat, serapi-rapinya, harmonis." (QS.Al Furqan: 1-2)
Penulis : Oktarizal Rais
Alumni Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Solo