Ekonomi Mesir terus memburuk setelah dua bulan sejak kudeta militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi. "Mesir sedang mengalami...
Ekonomi Mesir terus memburuk setelah dua bulan sejak kudeta militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi.
"Mesir sedang mengalami krisis ekonomi," kata Penasihat Presiden rezim kudeta, Ahmed al-Maslamani, seperti dikutip Middle East Monitor.
Surat kabar mingguan Britain The Economist melaporkan, peringkat Mesir dalam taraf hidup melorot ke urutan 140 dari negara-negara di dunia. Peringkat bawah ini merupakan yang terburuk dan pertama kalinya dialami negeri piramida itu.
Krisis ini memaksa juru bicara Tamarrud, Mahmoud Badr, menyeru penguasa sementara untuk lebih memusatkan perhatian terhadap situasi ekonomi dan mencari jalan keluar dari krisis yang sedang melanda ini.
Sementara itu, bantuan dari negara-negara Teluk yang mendukung kudeta tidak cukup untuk menutup defisit anggaran Mesir yang terus membengkak. Bank Central Mesir menyebut Arab Saudi maupun UEA tidak memberi suntikan keuangan seperti yang telah dijanjikan setelah kudeta.
Pihak Bank juga 'membocorkan' bahwa Qatar telah menghentikan bantuan tahap kedua dan ketiga yang seharusnya diterima Mesir pada Agustus dan awal September sebesar 4 milyar dolar. Ia juga membantah adanya bantuan Kuwait sebesar 4 milyar dolar.
Menteri Luar Negeri Saudi, Saud al-Faisal mengatakan kepada Fox News, negaranya telah terlalu banyak menghulurkan bantuan kepada Mesir sejak penggulingan Mursi. Ia menasihatkan agar Mesir mengajukan proposan kepada IMF untuk mendapatkan pinjaman sesegera mungkin. [IK/MEM/Msk]
"Mesir sedang mengalami krisis ekonomi," kata Penasihat Presiden rezim kudeta, Ahmed al-Maslamani, seperti dikutip Middle East Monitor.
Surat kabar mingguan Britain The Economist melaporkan, peringkat Mesir dalam taraf hidup melorot ke urutan 140 dari negara-negara di dunia. Peringkat bawah ini merupakan yang terburuk dan pertama kalinya dialami negeri piramida itu.
Krisis ini memaksa juru bicara Tamarrud, Mahmoud Badr, menyeru penguasa sementara untuk lebih memusatkan perhatian terhadap situasi ekonomi dan mencari jalan keluar dari krisis yang sedang melanda ini.
Sementara itu, bantuan dari negara-negara Teluk yang mendukung kudeta tidak cukup untuk menutup defisit anggaran Mesir yang terus membengkak. Bank Central Mesir menyebut Arab Saudi maupun UEA tidak memberi suntikan keuangan seperti yang telah dijanjikan setelah kudeta.
Pihak Bank juga 'membocorkan' bahwa Qatar telah menghentikan bantuan tahap kedua dan ketiga yang seharusnya diterima Mesir pada Agustus dan awal September sebesar 4 milyar dolar. Ia juga membantah adanya bantuan Kuwait sebesar 4 milyar dolar.
Menteri Luar Negeri Saudi, Saud al-Faisal mengatakan kepada Fox News, negaranya telah terlalu banyak menghulurkan bantuan kepada Mesir sejak penggulingan Mursi. Ia menasihatkan agar Mesir mengajukan proposan kepada IMF untuk mendapatkan pinjaman sesegera mungkin. [IK/MEM/Msk]