Niat suci mendirikan rumah tahfidz termaktub dalam benakku setelah mengikuti program hafalan Al Qur’an metode Scud Memmory di Lembaga S...
Niat suci mendirikan rumah tahfidz termaktub dalam benakku setelah mengikuti program hafalan Al Qur’an metode Scud Memmory di Lembaga Smart Learning Center dan program mukim setahun di asrama Graha Al-Qur’an Yogyakarta yang digagas Bapak Bambang Anggrayanto selaku direktur. Akupun mencari-cari kontrakan untuk rumah tahfidz di dekat area kampusku UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Berhari-hari tak juga kutemui kontrakan. Hampir putus asa, aku teringat pesan ummiku.
“Jika kamu punya keinginan nduk, cobalah istikharah dulu! Karena baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah Ta’ala.”
Nasihat itu terngiang dalam telingaku lantas aku segera mengambil air wudhu dan mendirikan shalat istikharah. Berkali-kali istikharah sambil usaha kesana-kemari tetapi, hasilnya nihil. Aku juga teringat pesan ummiku berkaitan dengan istikharah.
“Nduk, baiknya kalau kamu istikharah dibarengi juga membersihkan diri dengan cara mendekatkan diri pada Allah Ta’ala melalui puasa dan shalat istikharahnya pas sepertiga malam terakhir, insya Allah jalannya akan dipermudah Allah Ta’ala dan pertolongan Allah Ta’ala segera datang.”
Masih nihil. Terhitung satu minggu pertolongan Allah Ta’ala belum juga datang. Allah Ta’ala sedang menguji kesabaranku, kesungguhanku dan akan memberikan pertolongan-Nya di saat tersempit. Benar juga, pagi aku ke tukang bubur langgananku, Pak Udin. Alhamdulillah Pak Udin memberi info kontrakan tetapi, dari kampusku lumayan jauh. Aku menaiki sepeda ungu berkeranjang ke arah jalan Melati Wetan ke kanan gang SD Muhammadyah Gendeng. Ada kontrakam Rp6.000.000,- diisi tiga orang. Kunego diisi empat orang, setuju. Aku DP Rp50.000,-. Ibunya memintaku masuk 15 Juli 2010. Kontrakan dapat, tinggal bikin publikasi. Ratusan SMS kukirim tetapi respon sangat sedikit. Ternyata hanya sedikit yang berminat menghafal Al Qur’an padahal sudah sangat dipermudah dengan metode Scud Memmory. Ada SMS ketika kujawab aku belum hafal 30 juz lantas dia tak berminat.
Ide cemerlang muncul. Aku membuat publikasi ada asrama Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan kajian Islam, pendidikan bayar seikhlasnya. Publikasi kusebar. Bersabar, ikhtiar langit kuperbanyak. Hingga ada dua mahasiswi Bahasa Arab tertarik melihat asrama minimalis. Mereka setuju masuk Juli. Alhamdulillah, aku sujud syukur pada Allah Ta’ala yang telah menolongku dan mengujiku.
Aku pindah dari Asrama Graha Al-Qur’an. Aku dibantu abahku. Aku masuk kontrakan ibunya kaget. Aku juga kaget bukankah 15 Juli 2010 sesuai perjanjian. Paginya membayar sewa rumah. Aku kaget karena aku tinggalsendiri, aku harus bayar Rp6.000.000,- dibagi 12 bulan. Ternyata teman-temanku mengagalkan masuk Juli 2010 menjadi Agustus 2010.
Cobaan apalagi ini?! Uang makan bulanan kubayarkan untuk sewa kontrakan. Ujian datang lagi, satu orang menggagalkan. Tetapi, Alhamdulillah penggantinya ada. 31 Juli 2010 Ramadhan datang. Aku tak punya uang sepeserpun. Aku mencari pekerjaan. Alhamdulillah aku diterima menjadi relawan PPPA Darul Qur’an menjadi MC tiap hari di kajian buka puasa mushola Ambarukmo Plaza. Aku bisa berbuka puasa karena ada ta’jilan gratis. Di akhir Ramadhan dari PPPA Darul Qur’an aku diberi amplop mukafaah. Di amplop ada uang warna merah sebanyak tujuh lembar dan satu berwarna biru, alhamdulillah.
Malam tarawih di Masjid Al-Falah. Usai tarawih ibu-ibu mengaji Al Qur’an, aku bergabung. Aku terkaget-kaget diminta mengajari ibu-ibu membaca Al Qur’an. The power of nekat. Ilmu tahsin Qiroati yang kudapat di Asrama Graha Al-Qur’an coba kupraktikan dan ilmu training-training ustadzah TPA dari Badko TPA Yogyakarta. Usai mengaji diberi snack dan teh. Alhamdulillah snack itu menemaniku sahur, aku kadang sahur minum air keran. Bismillah, insya Allah sehat.
Lebaran liburan di rumah. Sore ke pesantren dekat rumah menawarkan belajar Bahasa Inggris dan menghafal Al Qur’an metode Scud Memmory. Mereka setuju tiap sore atau malam aku mengajar. Liburan usai, aku ke Jogja. Di Jogja merintis Asrama Al-Ahqaf. Program-program Alhamdulillah jalan, malam seusai shalat Maghrib membaca Al-Ma’tsurat dan Bahasa Inggris, pagi membaca Al-Ma’tsurat setelah shalat Subuh dan kajian Al Qur’an atau menghafal. Bahasa Arab belum mulai dan kucoba mencarikan guru dari teman alumni Gontor.
Rahasia cahaya rembulan kuperoleh saat membina mereka selama dua tahun. Bak rembulan bersinar dari pantulan cahaya Matahari. Itulah aku. Aku bersinar bak rembulan karena Allah Ta’ala memberikan cahaya yaitu cahaya Islam. Karena cahaya itu aku tak tersesat di jalan dunia ini, aku menemukan jalan dakwah yang berliku penuh rintangan menantang, mengasyikan dan mengetahui arti hidup. Terimakasih ya Allah, Engkau telah mendekapku dalam cahaya-Mu dan terimakasih saudara-saudariku penghuni Asrama Al-Ahqaf kalian banyak memberiku pelajaran berharga tentang kehidupan sesungguhnya. Semoga kita bisa berkumpul bersama lagi di syurga Allah Ta’ala. Allahumma aaamiin.
Penulis : Rizqy Fardhany S
Cilacap, Jawa Tengah
“Jika kamu punya keinginan nduk, cobalah istikharah dulu! Karena baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah Ta’ala.”
Nasihat itu terngiang dalam telingaku lantas aku segera mengambil air wudhu dan mendirikan shalat istikharah. Berkali-kali istikharah sambil usaha kesana-kemari tetapi, hasilnya nihil. Aku juga teringat pesan ummiku berkaitan dengan istikharah.
“Nduk, baiknya kalau kamu istikharah dibarengi juga membersihkan diri dengan cara mendekatkan diri pada Allah Ta’ala melalui puasa dan shalat istikharahnya pas sepertiga malam terakhir, insya Allah jalannya akan dipermudah Allah Ta’ala dan pertolongan Allah Ta’ala segera datang.”
Masih nihil. Terhitung satu minggu pertolongan Allah Ta’ala belum juga datang. Allah Ta’ala sedang menguji kesabaranku, kesungguhanku dan akan memberikan pertolongan-Nya di saat tersempit. Benar juga, pagi aku ke tukang bubur langgananku, Pak Udin. Alhamdulillah Pak Udin memberi info kontrakan tetapi, dari kampusku lumayan jauh. Aku menaiki sepeda ungu berkeranjang ke arah jalan Melati Wetan ke kanan gang SD Muhammadyah Gendeng. Ada kontrakam Rp6.000.000,- diisi tiga orang. Kunego diisi empat orang, setuju. Aku DP Rp50.000,-. Ibunya memintaku masuk 15 Juli 2010. Kontrakan dapat, tinggal bikin publikasi. Ratusan SMS kukirim tetapi respon sangat sedikit. Ternyata hanya sedikit yang berminat menghafal Al Qur’an padahal sudah sangat dipermudah dengan metode Scud Memmory. Ada SMS ketika kujawab aku belum hafal 30 juz lantas dia tak berminat.
Ide cemerlang muncul. Aku membuat publikasi ada asrama Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan kajian Islam, pendidikan bayar seikhlasnya. Publikasi kusebar. Bersabar, ikhtiar langit kuperbanyak. Hingga ada dua mahasiswi Bahasa Arab tertarik melihat asrama minimalis. Mereka setuju masuk Juli. Alhamdulillah, aku sujud syukur pada Allah Ta’ala yang telah menolongku dan mengujiku.
Aku pindah dari Asrama Graha Al-Qur’an. Aku dibantu abahku. Aku masuk kontrakan ibunya kaget. Aku juga kaget bukankah 15 Juli 2010 sesuai perjanjian. Paginya membayar sewa rumah. Aku kaget karena aku tinggalsendiri, aku harus bayar Rp6.000.000,- dibagi 12 bulan. Ternyata teman-temanku mengagalkan masuk Juli 2010 menjadi Agustus 2010.
Cobaan apalagi ini?! Uang makan bulanan kubayarkan untuk sewa kontrakan. Ujian datang lagi, satu orang menggagalkan. Tetapi, Alhamdulillah penggantinya ada. 31 Juli 2010 Ramadhan datang. Aku tak punya uang sepeserpun. Aku mencari pekerjaan. Alhamdulillah aku diterima menjadi relawan PPPA Darul Qur’an menjadi MC tiap hari di kajian buka puasa mushola Ambarukmo Plaza. Aku bisa berbuka puasa karena ada ta’jilan gratis. Di akhir Ramadhan dari PPPA Darul Qur’an aku diberi amplop mukafaah. Di amplop ada uang warna merah sebanyak tujuh lembar dan satu berwarna biru, alhamdulillah.
Malam tarawih di Masjid Al-Falah. Usai tarawih ibu-ibu mengaji Al Qur’an, aku bergabung. Aku terkaget-kaget diminta mengajari ibu-ibu membaca Al Qur’an. The power of nekat. Ilmu tahsin Qiroati yang kudapat di Asrama Graha Al-Qur’an coba kupraktikan dan ilmu training-training ustadzah TPA dari Badko TPA Yogyakarta. Usai mengaji diberi snack dan teh. Alhamdulillah snack itu menemaniku sahur, aku kadang sahur minum air keran. Bismillah, insya Allah sehat.
Lebaran liburan di rumah. Sore ke pesantren dekat rumah menawarkan belajar Bahasa Inggris dan menghafal Al Qur’an metode Scud Memmory. Mereka setuju tiap sore atau malam aku mengajar. Liburan usai, aku ke Jogja. Di Jogja merintis Asrama Al-Ahqaf. Program-program Alhamdulillah jalan, malam seusai shalat Maghrib membaca Al-Ma’tsurat dan Bahasa Inggris, pagi membaca Al-Ma’tsurat setelah shalat Subuh dan kajian Al Qur’an atau menghafal. Bahasa Arab belum mulai dan kucoba mencarikan guru dari teman alumni Gontor.
Rahasia cahaya rembulan kuperoleh saat membina mereka selama dua tahun. Bak rembulan bersinar dari pantulan cahaya Matahari. Itulah aku. Aku bersinar bak rembulan karena Allah Ta’ala memberikan cahaya yaitu cahaya Islam. Karena cahaya itu aku tak tersesat di jalan dunia ini, aku menemukan jalan dakwah yang berliku penuh rintangan menantang, mengasyikan dan mengetahui arti hidup. Terimakasih ya Allah, Engkau telah mendekapku dalam cahaya-Mu dan terimakasih saudara-saudariku penghuni Asrama Al-Ahqaf kalian banyak memberiku pelajaran berharga tentang kehidupan sesungguhnya. Semoga kita bisa berkumpul bersama lagi di syurga Allah Ta’ala. Allahumma aaamiin.
Penulis : Rizqy Fardhany S
Cilacap, Jawa Tengah
Tulisan ini adalah salah satu peserta
Kompetisi Menulis Pengalaman Dakwah (KMPD)
Kompetisi Menulis Pengalaman Dakwah (KMPD)