Meninggalkan perbuatan yang sia-sia merupakan salah satu ciri orang mukmin sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an surah al-Mu'min...
Meninggalkan perbuatan yang sia-sia merupakan salah satu ciri orang mukmin sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an surah al-Mu'minuun [23] ayat 3 : dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. Senada dengan ayat ini, Rasul telah bersabda, "Salah satu tanda kebaikan seorang muslim adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya."
Salah satu cara yang bisa kita tempuh agar setiap perbuatan kita bermanfaat, adalah dengan melakukan dzikir di setiap kondisi. Baik di kala berdiri, duduk ataupun berbaring.
Dzikir merupakan ibadah yang tak terbatas. Bisa kapan saja, di mana saja dan dalam keadaan bagaimana saja. Sehingga nyaris sekali, tak ada satupun alasan untuk tidak berdzikir kecuali karena kemalasan yang dituruti, atau tertutupnya hati dari cahaya Ilahi lantaran banyaknya dosa.
Dzikir menurut Imam al-Junaid adalah menghadirkan Allah di hati dan pikiran dengan penuh kepasrahan dan penghormatan. Rasul berabda, "Perumpaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dan mati."
Dzikir, menurut Ustadz Arifin Ilhmam dibagi menjadi empat jenis: Dzikir dengan hati, dzikir dengan akal, dzikir dengan lisan dan dzikir dengan perbuatan. Masing-masing mempunyai kekhasan dan caranya tersendiri. Tentunya, kesemua jenis dzikir itu haruslah diniatkan ikhlas karena Allah dan dilaksanakan sesuai dengan contoh dari Rasulullah.
Akhirnya, tepatlah apa yang dikatakan oleh Imam Hasan al-Bashri, "Berdzikir antara hamba dan Tuhannya memang utama. Lebih mulia lagi, bila Dzikir menjadi daya penggerak kesalehan di muka bumi." Mari berdzikir, agar Allah mengingat kita. Dan seutama-utamanya dzikir adalah bacaan al-Qur'an.
Subhanallahi walhamdulillahi wa laa ilaaha illallahu wallahu Akbar. []
Penulis : Pirman
Redaksi Bersamadakwah.com, Owner Toko Buku Bahagia
Salah satu cara yang bisa kita tempuh agar setiap perbuatan kita bermanfaat, adalah dengan melakukan dzikir di setiap kondisi. Baik di kala berdiri, duduk ataupun berbaring.
Dzikir merupakan ibadah yang tak terbatas. Bisa kapan saja, di mana saja dan dalam keadaan bagaimana saja. Sehingga nyaris sekali, tak ada satupun alasan untuk tidak berdzikir kecuali karena kemalasan yang dituruti, atau tertutupnya hati dari cahaya Ilahi lantaran banyaknya dosa.
Dzikir menurut Imam al-Junaid adalah menghadirkan Allah di hati dan pikiran dengan penuh kepasrahan dan penghormatan. Rasul berabda, "Perumpaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dan mati."
Dzikir, menurut Ustadz Arifin Ilhmam dibagi menjadi empat jenis: Dzikir dengan hati, dzikir dengan akal, dzikir dengan lisan dan dzikir dengan perbuatan. Masing-masing mempunyai kekhasan dan caranya tersendiri. Tentunya, kesemua jenis dzikir itu haruslah diniatkan ikhlas karena Allah dan dilaksanakan sesuai dengan contoh dari Rasulullah.
Akhirnya, tepatlah apa yang dikatakan oleh Imam Hasan al-Bashri, "Berdzikir antara hamba dan Tuhannya memang utama. Lebih mulia lagi, bila Dzikir menjadi daya penggerak kesalehan di muka bumi." Mari berdzikir, agar Allah mengingat kita. Dan seutama-utamanya dzikir adalah bacaan al-Qur'an.
Subhanallahi walhamdulillahi wa laa ilaaha illallahu wallahu Akbar. []
Penulis : Pirman
Redaksi Bersamadakwah.com, Owner Toko Buku Bahagia