Senin pagi, selalu ada banyak kesibukan. Mulai setor tulisan, dan aneka tugas lain baik domestik maupun urusan dengan pihak luar. Kali i...
Sebelum Subuh, alhamdulillah sudah mulai beraktivitas makan sahur. Lanjut subuh berjama’ah dan kemudian menyempatkan menulis sebelum mengantarkan istri. Baru selesai dua halaman, istri sudah siap. Alhasil, agar tidak ketemu macet, ditinggalkanlah menulis dan memacu motor. Lumayan jauh, sekitar 1 jam perjalanan dengan kecepatan 40-60 km/jam.
Setelah sampai di sekolah, lanjut ke bank. Ada transaksi yang harus diurus. Ada 3 bank yang harus didatangi dan kantor pos. Selesai aktivitas itu semua sekitar jam 10 pagi. Lalu kembali ke rumah dan melanjutkan menulis dan mengedit tulisan. Tak terasa, karena lelah, ketiduran.
Jam 10.50-an terbangun. Lantas berpikir, “Bangun sebentar lagi aja, pas jam 11 untuk shalat Dhuha.” Ternyata, kebablasan dan terbangun tepat ketika azan Zhuhur. Alhasil, kehilangan waktu shalat Dhuha.
Waktu berjalan, hingga sore menjelang. Selepas Maghrib, berdiskusi dengan istri. Entah darimana asalnya, kemudian terpikir. Bahwa hari ini, ada rencana (target) mendapat transfer dari 5 orang sebagai pembayaran buku yang dia pesan.
Tapi karena Allah, dari 5 transaksi itu, hanya dua transaksi yang berhasil. Dan 3 transaksi lainnya belum berhasil. Satu transaksi tertunda karena mendadak yang bersangkutan tidak menggunakan ATM-nya, dua yang lain tidak ada kabarnya.
Padahal, dua transaksi itu sudah janjian sejak lama dan orangnya menyampaikan akan melakukan transfer hari itu juga. Hingga akhirnya, saya tersadarkan dengan fikiran yang muncul seketika, “Bisa jadi, macetnya 3 transaksi itu karena tidak melakukan shalat Dhuha hari itu.”
Tentu, Allah Mahakuasa untuk melakukan apapun. Logika berpikir sperti ini hanyalah upaya agar kita semakin baik dari hari ke harinya. Bagaimanapun, kedekatan kepada Allah adalah pangkal dari semua jenis solusi.
Bukan bermaksud menggadaikan amalan akhirat dengan recehan duniawi, tapi mengupayakan dunia untuk memperbanyak bekal guna kehidupan selepas mati. Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu dekat, akrab, dan mesra dengan-Nya. Aamiin.[]
Penulis : Pirman
Redaktur Bersamadakwah.com