Foto pramugari Garuda yang sedang shalat di pesawat telah menjadi viral. Dimulai dari Facebook Eddie Putra, seorang penumpang Garuda asa...
Foto pramugari Garuda yang sedang shalat di pesawat telah menjadi viral. Dimulai dari Facebook Eddie Putra, seorang penumpang Garuda asal Malaysia yang mengabadikan momen tersebut, foto pramugari tersebut kini menyebar di media sosial. Bahkan, media Islam online seperti Fimadani dan Bersamadakwah juga turut memberitakannya.
Saudariku, shalat adalah rukun Islam kedua. Tanpa menunaikan shalat, sia-sialah syahadat seorang hamba. Dengan bersyahadat seorang non muslim masuk Islam, tapi syahadat saja tanpa shalat, Islamnya baru sebatas kata-kata.
Shalat adalah tiang agama. Seseorang yang mengaku muslim atau muslimah, tetapi ia meninggalkan shalat, sama artinya ia telah merobohkan bangunan agama.
Shalat adalah kewajiban seorang hamba yang beriman kepadaNya. Tanpa menjalankan shalat, bagaimana mungkin seorang hamba memohon kepada sang Pencipta tanpa memenuhi hakNya.
Lebih dari itu, shalat sebenarnya adalah bentuk komunikasi hamba dengan Tuhannya. Saat seorang hamba mendekat dan bermunajat kepada Rabbnya. Saat seorang hamba menghadapkan dirinya untuk mendapatkan suplai energi Ilahiyah dalam menjalankan tugasnya di dunia; sebagai hamba Allah dan khalifahNya. Pada fungsi ini, shalat adalah kebutuhan; dengannya seorang hamba mendapatkan ketenangan, dengannya seorang hamba merasakan rehat dari hiruk pikuk dunia dan segala permasalahannya.
Karenanya, saat Rasulullah berduka dengan duka di atas duka hingga ahli sejarah menyebut tahun itu sebagai amul huzni (tahun kesedihan), Rasulullah pun mendapatkan rehat berupa perintah shalat. Lihatlah saudariku… saat Rasulullah kehilangan paman tersayang, saat Rasulullah kehilangan istri tercinta, Allah menghiburnya dengan Isra’ Mi’raj yang intinya adalah mengambil perintah shalat.
Saudariku… Memaknai shalat sebagai kebutuhan yang menenangkan sekaligus ibadah yang me-rehat-kan, membuat kita di mana pun, saat tiba waktu shalat, kita akan ingat. Kita akan merasa terpanggil meski tidak mendengar adzan. Seperti yang dilakukan oleh pramugari Garuda yang difoto Eddie Putra. Bekerja tidak membuatnya lupa shalat. Sibuk tidak membuatnya melalaikan shalat.
Shalat sang pramugari juga mengingatkan kita; bahwa di tengah potensi dan resiko bahaya, kita seharusnya justru semakin mendekat kepada-Nya. Saat-saat terbang adalah saat-saat yang menegangkan. Bukankah tak ada yang dapat memastikan kita selamat sampai mendarat. Bukankah tak ada yang dapat memastikan pesawat sesuai rencana tanpa mengalami kecelakaan atau tertimpa bencana. Sudah banyak contohnya. Pernah ada peristiwa Adam Air. Pernah ada peristiwa Lion Air. Dan yang terbaru serta menjadi misteri hingga kini, Malaysia Airlines MH370.
Ada kasus-kasus ketika orang menghadapi masalah, ia justru lupa kepada Allah. Padahal di saat itu, sebenarnya ia tidak dapat meminta tolong kepada siapa-siapa kecuali kepada Allah. Sesungguhnya pada waktu itu, ia tidak dapat mengharapkan jalan keluar kepada siapa pun kecuali kepada Allah. Ingatlah Allah di waktu lapang, Allah akan mengingatmu di kala sempit. Tetaplah mengingat Allah di waktu sempit, niscaya Allah akan mengubah kesempitan menjadi kesempatan. Allah yang akan menyelesaikan sebesar apapun masalahmu, dan Dialah satu-satunya Dzat yang kuasa mengabulkan doa-doamu. [Tim Redaksi Webmuslimah.com]
Saudariku, shalat adalah rukun Islam kedua. Tanpa menunaikan shalat, sia-sialah syahadat seorang hamba. Dengan bersyahadat seorang non muslim masuk Islam, tapi syahadat saja tanpa shalat, Islamnya baru sebatas kata-kata.
Shalat adalah tiang agama. Seseorang yang mengaku muslim atau muslimah, tetapi ia meninggalkan shalat, sama artinya ia telah merobohkan bangunan agama.
Shalat adalah kewajiban seorang hamba yang beriman kepadaNya. Tanpa menjalankan shalat, bagaimana mungkin seorang hamba memohon kepada sang Pencipta tanpa memenuhi hakNya.
Lebih dari itu, shalat sebenarnya adalah bentuk komunikasi hamba dengan Tuhannya. Saat seorang hamba mendekat dan bermunajat kepada Rabbnya. Saat seorang hamba menghadapkan dirinya untuk mendapatkan suplai energi Ilahiyah dalam menjalankan tugasnya di dunia; sebagai hamba Allah dan khalifahNya. Pada fungsi ini, shalat adalah kebutuhan; dengannya seorang hamba mendapatkan ketenangan, dengannya seorang hamba merasakan rehat dari hiruk pikuk dunia dan segala permasalahannya.
Karenanya, saat Rasulullah berduka dengan duka di atas duka hingga ahli sejarah menyebut tahun itu sebagai amul huzni (tahun kesedihan), Rasulullah pun mendapatkan rehat berupa perintah shalat. Lihatlah saudariku… saat Rasulullah kehilangan paman tersayang, saat Rasulullah kehilangan istri tercinta, Allah menghiburnya dengan Isra’ Mi’raj yang intinya adalah mengambil perintah shalat.
Saudariku… Memaknai shalat sebagai kebutuhan yang menenangkan sekaligus ibadah yang me-rehat-kan, membuat kita di mana pun, saat tiba waktu shalat, kita akan ingat. Kita akan merasa terpanggil meski tidak mendengar adzan. Seperti yang dilakukan oleh pramugari Garuda yang difoto Eddie Putra. Bekerja tidak membuatnya lupa shalat. Sibuk tidak membuatnya melalaikan shalat.
Shalat sang pramugari juga mengingatkan kita; bahwa di tengah potensi dan resiko bahaya, kita seharusnya justru semakin mendekat kepada-Nya. Saat-saat terbang adalah saat-saat yang menegangkan. Bukankah tak ada yang dapat memastikan kita selamat sampai mendarat. Bukankah tak ada yang dapat memastikan pesawat sesuai rencana tanpa mengalami kecelakaan atau tertimpa bencana. Sudah banyak contohnya. Pernah ada peristiwa Adam Air. Pernah ada peristiwa Lion Air. Dan yang terbaru serta menjadi misteri hingga kini, Malaysia Airlines MH370.
Ada kasus-kasus ketika orang menghadapi masalah, ia justru lupa kepada Allah. Padahal di saat itu, sebenarnya ia tidak dapat meminta tolong kepada siapa-siapa kecuali kepada Allah. Sesungguhnya pada waktu itu, ia tidak dapat mengharapkan jalan keluar kepada siapa pun kecuali kepada Allah. Ingatlah Allah di waktu lapang, Allah akan mengingatmu di kala sempit. Tetaplah mengingat Allah di waktu sempit, niscaya Allah akan mengubah kesempitan menjadi kesempatan. Allah yang akan menyelesaikan sebesar apapun masalahmu, dan Dialah satu-satunya Dzat yang kuasa mengabulkan doa-doamu. [Tim Redaksi Webmuslimah.com]