Jika membaca al-Qur’an melibatkan mata, otak, mulut dan telinga juga hati, maka mendengarkan bacaan al-Qur’an tidak perlu melibatkan mata da...
Jika membaca al-Qur’an melibatkan mata, otak, mulut dan telinga juga hati, maka mendengarkan bacaan al-Qur’an tidak perlu melibatkan mata dan sedikit melibatkan mulut. Hanya perlu mengoptimalkan telinga, otak dan hati.
Dalam surah al-A’raf [7] ayat 204, Allah berfirman, ”Dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
Dalam ayat ini, Allah kembali menunjukkan kemurahan-Nya. Hanya dengan mendengarkan al-Qur’an, maka kita akan mendapat rahmat-kasih sayang Allah. Sebuah imbalan yang sangat besar. Bandingkan jika yang kita dengarkan adalah berita gosip, musik-musik jahiliyah yang disertai goyangan syahwat? Serta sarana-sarana audio lain yang minim manfaat? Alih-alih memberi keuntungan, yang kita dengarkan selain al-Qur’an hanya akan menyebabkan hati menjadi kesat sehingga futur menjadi langganan. Inna Lillahi.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mendengarkan satu ayat al-Qur’an,akan dicatat baginya satu kebajikan yang akan berlipat ganda. Dan barangsiapa membacanya, maka baginya cahaya di Hari Kiamat.”
Satu ayat al-Qur’anyang didengarkan, akan diberi kebaikan berlipat ganda. Bandingkan dengan kebaikan yang akan kita peroleh ketika mendengarkan satu lagu pop, misalnya? Mana yanglebih kita sukai? Lagu-lagu pop ataumurottalal-Qur’an?
Dari segi kesehatan, mendengarkan bacaan al-Qur’an bisa berfungsi sebagai terapi berbagai macam penyakit. Ir Abdul Daem al-Kaheel dalam bukunya Al-Qur’an The Healing Book menyebutkan, “Bagi penderita penyakit jantung, bisa disembuhkan (insya Allah) dengan mendengarkan al-Qur’an selama satu jam setiap hari.”
Lebih lanjut, beliau menegaskan agar kita senantiasa mendengarkan al-Qur’an. Dimanapun, selain di tempat-tempat yang dilarang. Bahkan, beliau menyarankan agar kita senantiasa mendengarkan bacaan al-Qur’an meskipun sedang tidur. Karena telinga tetap mendengar dan otak tetap merekam apa yang didengar, meskipun dalam keadaan tertidur.
Hal ini senada dengan apa yang telah disampaikan oleh al-Qur’an. Dimana dalam beberapa ayat, pendengaran lebih dulu disebut oleh Allah dalam ayat-ayat-Nya daripada penglihatan dan hati. Surah al-Isra’ [17] ayat 36, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatandan hati,semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabannya.”
Selidik punya selidik, fakta medis membuktikan bahwa indra yang berfungsi pertama dan terakhir kali pada diri setiap manusia adalah pendengaran (Telinga). Hal ini terbukti dengan janin yang masih berada di kandungan. Mereka mendengar apa yang diucapkan oleh orang tua mereka dan orang-orang di sekitarnya. Ketika lahir, telinganya sudah berfungsi dengan baik. Meski matanya belum bisa melihat, apalagi hatinya; belum bisa merasakan.
Ketika menginjak usia senja, telinga menduduki peringkat terakhir masa pensiunnya. Ia merupakan indra yang ‘masa kerjanya’ paling lama. Oleh karenanya, kita dapati banyak diantara sesepuh-sesepuh yang sudah tidak bisa melihat tapi telinganya masih berfungsi dengan baik.
Hal ini pula yang membuat kita terkagum-kagum dengan sosok-sosok tuna netra yang memang Allah beri kelebihan untuk menghafal ayat-ayat-Nya atau adanya balita yang sudah bisa menghafal al-Qur’an. Sementara mereka belum bisa berbicara apalagi membaca dan menulis. “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” ( Ali Imran [3] : 191 ).
Salah satu bukti dari berpengaruhnya bacaan al-Qur’an yang diperdengarkan bisa kita lihat pada sosok Farih Abdurahman.Ia adalah bocah ajaib berusia 3 tahun yang menghafal al-Qur’an melalui pendengarannya. Sang Ibu terbiasa memperdengarkan murottal al-Qur’an sejak ia berada dalam kandungan.
Setelah dikonfirmasi, Ibunda Farih menuturkan, “Ketika dalam kondisi hamil, saya sering membaca al-Qur’an. Dan setiap hari Jum’at, saya membaca surah al-Kahfi. Sedangkan setiap hari saya membaca al-Mu’awidzatain (Surahal-Falaq dan an-Naas), surah al-Mulk, dan surah Maryam. Lalu, setelah kelahiran Farih Abdurrahman, saya membacakanal-Qur’an setiap hari kepadanya. Saya baca di sampingnya dzikir-dzikir pagi dan sore hari seperti diajarkan Rasulullah.”
Keajaiban ini terbukti ketika Farih yang belum bisa berbicara tiba-tiba melafalkan potongan-potongan ayat dari surah al-Kahfi. Dan sehari-harinya, Farih terbiasa mendzikirkan al- Qur’an, meskipun tengah bermain bersama teman-teman sebayanya.Subhanallah.
Dari dalam negeri, kita mengenal Bunda Wurianingsih. Pendiri PP Salimah yang merupakan istri dari Ust Mutamimul ‘Ula SH. ini menceritakan pengalamannya. Kata beliau, “Dari setiap kehamilan, aktivitas yang paling utama untuk janin saya adalah memperdengarkan murottal al-Qur’an. Hampir selama 24 jam saya selalu memutar bacaan al-Qur’an untuk diperdengarkan kepada bayi dalam kandungan saya.”
Hasilnya, Allah menjadikan semua anak beliau penghafal al-Qur’an. Bahkan, dari 10 anaknya itu ada yang bisa menghafal al-Qur’an secara lengkap ketika usianya baru 8 tahun. Salah satunya adalah Ust Faris Jihadi yang berhasil mendapatkan Sanad bacaan seperti bacaan Rasulullah yang diperdengarkan kepada para sahabat.[]
Penulis : Pirman
Redaktur Bersamadakwah.com