Ilustrasi @gamesmail Kesesatan yang dilabelkan kepada Syia’ah ternyata bukan terjadi baru-baru ini. Para Imam pendahulu umat, yang ‘alim...
Ilustrasi @gamesmail |
Kesesatan yang dilabelkan kepada Syia’ah ternyata bukan terjadi baru-baru ini. Para Imam pendahulu umat, yang ‘alim dan takut kepada Allah Swt juga telah lama memberikan komentar dan pandangan mereka tentang golongan yang sering disebut dengan Rafidhah ini.
Imam Malik bin Anas mengatakan, “Orang yang mencaci maki para sahabat Nabi, mereka tidak memiliki saham atau bagian di dalam Islam.” (Diriwayatkan oleh al-Khalal dalam kitab as-Sunnah vol.1/493).
Imam Syafi’i yang wafat pada tahun 204 Hijriyah mengatakan, “Saya tidak pernah melihat seorang pun dari para pengikut hawa nafsu yang paling banyak berdusta dalam dakwaannya dan yang paling banyak bersaksi palsu daripada Syi’ah Rafidhah.” (Dirawikan oleh Ibnu Battah dalam al-Ibanah as-Sughra vol.2/545).
Kemudian, salah satu murid beliau yang bernama Abu Yusuf Ya’qub bin Yahya al-Buwaithi bertanya, “Bolehkan saya shalat bermakmum di belakang penganut Syi’ah?”
Imam Syafi’i menjawab, “Jangan shalat di belakang penganut Syi’ah Rafidhah, orang Qadariyah dan orang Murji’ah.” (disebutkan dalam Syi’ar A’lam an-Nubala vol.10/31).
Dari Abdul Malik bin Abdil Hamid berkata, “Saya telah mendengar Abu Abdillah (Ahmad bin Hanbal) berkata, ‘Siapa yang mencaci sahabat, saya mengkhawatirkan atasnya kekafiran. Siapa yang mencaci sahabat Nabi Saw, kami tidak merasa aman atasnya. Ia telah keluar dari Islam.” (As-Sunnah, vol.1/493).
Abu Bakr al-Marrudzi bertanya kepada Imam Ahmad bin Hanbal tentang apa hukumnya orang yang mencaci Abu Bakar, Umar bin Khaththab dan ‘Aisyah istri Rasulullah Saw. Beliau menjawab, “Saya tidak melihatnya berada dalam Islam.” (as-Sunnah, vol.1/493)
Imam al-Bukharri yang keilmuannya amat diakui di bidang hadits berkata, “Saya tidak akan shalat di belakang penganut Jahimiyah dan Rafidhah karena sama seperti shalat di belakang Yahudi dan Nasrani.”
Beliau melanjutkan, “tidak boleh mengucapkan salam kepada mereka, tidak dijenguk, tidak boleh dinikahkan, tidak boleh disaksikan jenazahnya dan tidak boleh dimakan sembelihannya.” Demikian disebutkan oleh beliau dalam kitab Khalqu Af’al al-Ibad, vol.1/48, vol.2/33.
Semoga Allah Swt melindungi kita dari Syi’ah dan kesesatan yang disebarkannya. [Pirman]