ilustrasi @wayanbawa Judul : Metamorfosa; Change Your Life, Touch Your Dream Penulis : Rahman Patiwi Co-Writer : Sofie Beatrix...
ilustrasi @wayanbawa |
Judul : Metamorfosa; Change Your Life, Touch Your Dream
Penulis : Rahman Patiwi
Co-Writer : Sofie Beatrix
Penerbit : Mizania - Bandung
Tebal : 166 hlm
Cetakan : I, Mei 2014
ISBN : 978-602-9255-87-4
Hidup memanglah dipergilirkan. Ia tak ubahnya roda. Kadang di bawah, menggelinding ke samping, lalu berputar ke atas dan suatu masa akan kembali ke bawah. Maka sebagai manusia, seseorang tak boleh menyerah. Ia haruslah kuat tekad, tinggi impian dan optimal dalam mengupayakan apa yang dicitakannya.
Inilah diantara hikmah, mengapa kita sama sekali tak diberi ruang oleh Sang Mahakuasa untuk bersikap sombong. Sebab ia adalah sifat keagungan yang hanya boleh disandang-Nya. Selain-Nya, amat diharamkan untuk berlaku seperti itu.
Pergiliran nasib, adalah bagian dari takdir yang bisa diubah. Meski, perubahan takdir itu merupakan bagian dari takdir yang lainnya. Inilah yang menjelaskan nasib penulis buku ini, Rahman Patiwi.
Ialah sosok yang kini menjadi pemerhati parenting dan pendidikan. Seorang yang mulanya anak petani di sudut pelosok kota Makassar. Sedari kecil, ia yang “dipaksa” untuk selalu membantu ayahnya mencangkul di sawah sudah terbiasa dengan hidup susah-payah.
Di dalam bukunya ini, ia bercerita dengan lugas tentang proses perubahan nasib yang ia bahasakan dengan metamofosa. Ia mengisahkan banyak pengalaman yang dikenyamnya bersama ibu, keluarga dan kehidupannya.
Misalnya, tentang kebiasaan keluarganya yang selalu membudayakan makan bersama, meski mereka serba kekurangan. Dalam sesi itu, dirinya yang merupakan lelaki tertua di keluarganya berkisah tentang piring besar. Dalam keluarganya, saat sesi makan bersama, hanya ada dua piring. Satu piring untuk ibunya, sedangkan ukuran piring yang lebih besar diberikan kepadanya.
Sang ayah, yang seharusnya lebih layak untuk menggunakan piring makan, justru mengalah dan mempersilakan anaknya. Ayahnya cukup dengan daun. Tentang piring besar sendiri, ibunya itu mengatakan, “Laki-laki itu calon pemimpin. Ia harus memakai piring besar biar berpikiran besar.” Tidak berhenti, ibunya meneruskan, “Semoga kamu menjadi orang besar yang bijak, berwawasan luas dan senantiasa melakukan hal-hal yang besar nantinya.” (h.43)
Ternyata, nasehat bijak orangtuanya inilah yang kelak menjadi bekal amat berharga pada si anak. Hingga nasehat itu terus dibawa, dirapalkan dan didengung-ucapkan dalam keseharian. Berbilang waktu, nasehat itu tertanam kuat dalam otak bawah sadar sang Rahman yang kelak merantau selepas lulus SMA.
buku metamorfosa @trainerlaris |
Kisah berlanjut pada kehidupan kuliah. Rahman benar-benar merasakan bagaimana galaunya ia selepas lulus dan bergelar sarjana. Prinsip hidupnya sempat diuji ketika bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang saham. Batinnya yang dibesarkan dalam fakultas dakwah di sebuah universitas pun menjerit.
Ketika berada dalam posisi pekerjaan yang ‘enak’ dan bergaji besar itu, justru nuraninya berteriak. Maka, ia memilih untuk resign dan kembali menjadi sopir angkutan umum (angkot). Justru dari sopir angkot inilah, ia mendapat jalan yang kelak mengantarkannya pada dunia trainer.
Itulah dunia yang sebenarnra didambakannya. Inilah yang menjadi tafsir atas mimpinya sedari kecil. Ia menyimpulkan, “Kalau caranya sudah benar, yakinlah, kesuksesan akan menghampiri kita. Alam pun memiliki hukum universal untuk membuktikan prinsip man jadda wa jadda (siapa bersungguh-sungguh, niscaya ia akan berhasil).” (h. 145)
Buku ini, selayaknya menjadi sebuah motivasi untuk seluruh pembaca. Bahwa impian yang benar, harus diperjuangkan dengan cara yang benar pula. Kelak, waktu yang akan menjadi saksi kesungguhan seseorang.[pirman]