ilustrasi @bussiness24 Begitu Indahnya syariat dalam kehidupan kita. Dianya adalah garis ketentuan kita bergerak di dunia ini dan pen...
ilustrasi @bussiness24 |
Begitu Indahnya syariat dalam kehidupan kita. Dianya adalah garis ketentuan kita bergerak di dunia ini dan penentu kedudukan kita di akhirat kelak. Tidak ada satu pun yang luput dari kaidah syariat, termasuk ketika kita mulai memasuki dunia maya.
Hebatnya lagi, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menentukan kaidah syariat secara ringan dan ringkas bagi kita. Cukup tiga ayat dalam satu surah, yakni surah al-'Ashr.
Maka ingatlah ketika kita mulai membuka akun sosial media, bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberi peringatan dimulai dari awal surah al-'Ashr ini,
وَٱلْعَصْرِ
Demi Waktu ('Ashr).
Demi waktu yang kita lewati di dunia media sosial, beranda dan kronologi serta apa pun namanya.
اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ
Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian.
Itulah saya, anda, dan kita semua. Karena kita sering menghabiskan waktu yang berharga dengan hanya sekadar mengupdate status kosong, jauh dari kebaikan dan mamfaat.
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Nah, Allahlah yang berfirman, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehi supaya menetapi kesabaran.
Jelas sekali, bahwa adab dan akhlak serta amalan yang seharusnya dijadikan indikator bagi diri ketika berada di dunia maya adalah ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam surah ini.
Maka renungkanlah diri kita sendiri saat ini. Apakah ketika berada di dalam dunia maya, kita masih termasuk berakhlak dengan akhlak orang-orang yang beriman?
Bila beriman, akankah kita mengupload foto-foto dengan lawan jenis bukan mahram? Menebar kebencian kepada siapa yang kita kenal? Menyengaja menyebarkan dan membuka maksiat diri secara terang-terangan? Bangga menampakkan kegalauan dan kelemahan diri?
Bila kita tetap mengerjakan amal shalih di dunia maya ini, maka yang seharusnya kita berikan adalah status-status bermamfaat di dunia dan akhirat serta tetap saling nasehat menasehati dalam kebenaran. Bukan bersekongkol dalam keburukan dan kejahatan.
Dan bila menemukan orang lain di sekeliling merasa benci dengan nasehat kita, lalu mereka mencibir dan menghina dengan berkata,
"Ah, engkau sok alim, sok ustadz. Pasang status sok islami, urus saja adikmu, keluargamu, sepupumu, temanmu, anakmu, istrimu dan lain-lainnya.",
maka ingatlah perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang terakhir, berilah nasehat dan bersabarlah dengan orang-orang yang belum dipalingkan dan dicondongkan hatinya kepada kebaikan.
Inilah ketentuan yang seharusnya kita pahami bila tetap ingin status di dunia maya ini tidak termasuk dalam golongan status yang merugi serta akan membawa penyesalan, kelak di Hari Akhir. [Rahmat Idris]