Nasihat mulia ini khusus disampaikan oleh Habib Novel bin Muhammad Alaydrus kepada kaum Muslimin yang pro atau kontra dengan demo.
Sangat menginspirasi dan layak dibagikan kepada seluruh kaum Muslimin.
Habib Novel bin Muhammad Alaydrus Solo |
Melalui akun facebook resminya, Habib Novel bin Muhammad Alaydrus Solo mengungkapkan apresiasinya terhadap kaum Muslimin yang demo menentang penista al-Qur’an dan menuntut pelakunya agar dipenjarakan.
Saya salut dengan teman-teman yang demo (meuntut agar penista al-Qur’an dipenjara) untuk mengawal fatwa MUI. Saya salut. Kenapa saya salut? Karena menggunakan jalur yang diizinkan di Negara ini. Berdemo itu kan jalur yang benar.
Jadi, jangan mencela teman-teman kita yang berdemo.
Saya tidak suka berdemo. Tapi saya tidak pernah melarang orang yang berdemo kalau aturannya sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah kita kan memberikan jalur hukum. Termasuk demo itu jalur yang diizinkan. Tentu, syarat dan ketentuan berlaku. Selama itu jalurnya benar, maka kerjakan yang bisa dikerjakan, sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kalau gak suka demo? Ya sudah, gak usah demo. Tapi doakan yang demo.
Mudah-mudahan yang demo selamat. Polisinya juga selamat. Bangsa ini juga selamat. Enak.
Jangan malah umat Islam pecah.
Yang demo ora (gak) bener!
Yang gak demo gak bener!
Berarti (jika demikian), yang benar siapa?
Pakai kepalanya (otak/logika); kalau yang demo disalahkan, yang gak demo disalahkan; berarti yang benar siapa? Yang didemo!
Karena kita ini, kadang aneh. Muslim sama Muslim kok cakar-cakaran.
Yang demo, biarkan demo; didoakan. Sebab Negara juga mengizinkan kok; syarat dan ketentuan berlaku.
Lah kita gak suka demo? Ya jangan (demo). Tapi gak usah melarang.
Doakan kawan-kawan kita yang berjuang. Yang berjuang; jangan dicemooh, jangan dimaki, jangan dicaci. Jika demikian, bagaimana pertanggungjawaban kita di hadapan Allah?
Saya terpaksa ngomong karena banyak yang bertanya; Habib bagaimana sikap (terkait demo)? Sikap saya sesuai dengan pemerintah. Selama pemerintah mengizinkan, selama hukum mengizinkan, asal agama tidak melarang, maka saya tidak pernah melarang. Selesai.
Agama tidak melarang, pemerintah tidak melarang, Pak Novel juga tidak (mungkin) melarang. Saya hidup di Negara ini kok. Negara yang sangat saya cintai. Tapi ingat, syarat dan ketentuan berlaku.
Tahu kan syarat-syaratnya? Saya yakin, yang didemo tahu dan yang mendemo pun tahu. Masing-masing tahu syarat dan ketentuannya. [Tarbawia]
Transkrip oleh: Om Pir