MUI dituduh gegabah mengeluarkan fatwa MUI oleh Syafi'i Ma'arif. Untuk mengklarifikasi, salah anggota MUI yang seorang doktor mengirimkan sebuah pesan singkat. Klarifikasi yang sangat menyejukkan. Bukan kemarahan atau balas dendam.
Ahmad Syafi'i Ma'arif yang memimpin Ma'arif Institute memiliki sikap yang berbeda terhadap kasus penistaan al-Qur'an oleh Ahok di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta. Laki-laki yang dikenal sebagai cendekiawan ini menyebut, MUI bersikap gegabah karena mengeluarkan fatwa terkait pernyataan Ahok yang menista al-Qur'an.
Ia juga menyebutkan bahwa polemik kejadian ini bermula bukan dari pernyataan Ahok, tapi karena fatwa MUI terkait ucapan Ahok. "Semestinya lembaga sebagai MUI mestilah menjaga martabatnya melalui fatwa-fatwa yang benar-benar dipertimbangkan secara jernih, cerdas, dan bertanggung jawab." tulis Syafi'i Ma'arif.
Sepintas, kalimat Syafi'i Ma'arif mengandung makna bahwa fatwa MUI tidak jernih, kurang cerdas, dan tidak bertanggung jawab.
Dalam lanjutan tulisannya itu, ia juga menegaskan, "Fatwa gegabah MUI ini ternyata telah berbutut panjang. Demo 4 November 2016 adalah bentuk kongkretnya."
Lantaran tulisan ini beredar sangat luas dan massif, beberapa anggota MUI dan cendekiawan Muslim yang aktif dalam dunia dakwah Islam pun menyampaikan klarifikasi agar pendapat ini tidak berkepanjangan.
Fahmi Salim, dalam rilis resmi di akun Facebook-nya pada Ahad (6/11) pukul 11 malam menyatakan, "Dikiranya MUI perkumpulan orang bodoh dan tolol semuanya. Mulai dari ketua umum hingga anggota komisi lembaga di MUI adalah orang-orang yang terseleksi dan terbaik utusan resmi dari ormas-ormas Islam di Indonesia. Ratusan professor, doktor serta master dengan latar belakang keilmuan yg beragam."
Laki-laki yang termasuk dalam anggota Pengkajian dan Penelitian Tafsir al-Qur'an MUI Pusat ini juga menjelaskan bahwa MUI merupakan organisasi ulama yang beranggotakan para cendekiawan Muslim lintas ormas (organisasi kemasyarakatan).
Di akhir keterangannya, Fahmi Salim juga mencantumkan pesan dari KH Dr Didin Hafidhuddin terkait tulisan Syafi'i Ma'arif tersebut.
"Buya Syafi'i Ma'arif yang terhormat, ada beberapa hal yang saya minta klarifikasi dari Buya. Tulisan Buya terus terang sangat tendensius dan menyakiti perasaan para pengurus MUI, termasuk saya pribadi. Kami sudah dengar dan baca langsung pernyataan Ahok dan sudah didiskusikan secara mendalam di MUI. Pengurus MUI tidak ada yang penjilat, apalagi mengeluarkan fatwa murahan. Buya khawatir MUI tidak berlaku adil pada Ahok, sementara Buya sendiri tidak adil pada MUI. Jadi jangan asal.menuduh. Demikian pula dengan peserta aksi damai, mereka datang dengan biaya sendiri. Tidak ada yang merekayasa, selain panggilan aqidah Islamiyyah. Keyakinan pada kesucian al-Qur'anah yg menggerakkan mereka. Mohon maaf, Buya."
Wallahu a'lam. [Om Pir/Tarbawia]