Amien Rais menyampaikan 2 hipotesis mencengangkan terkait kasus Ahok yang menista Al-Qur'an.
Dua-duanya bermakna simalakama bagi Presiden Jokowi. Lantas, bagaimana dengan nasib rakyat?
Amien Rais saat Aksi Damai Bela Islam dan Bela Negara II Jumat (4/11) di Jakarta@Suara Islam |
Amien Rais, mantan Ketua MPR, menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo di sebuah surat kabar dan dimuat juga secara online. Ia yang berada di tengah lautan massa kaum Muslimin saat Aksi Damai 411 membeberkan siapa yang telah menggerakkan jutaan manusia dalam Aksi Dalam Bela Islam dan Bela Negara II (4/11/16).
Dalam surat terbuka tersebut, Amien Rais juga menyampaikan dua hipotesis sangat penting terkait Ahok yang telah menista Al-Qur'an, ulama, dan Islam. Dua analisa ini mungkin terjadi, sebagaimana ditulis oleh Amien Rais, jika Presiden Jokowi tidak segera menyelesaikan kasus ini.
Jika Ahok Dinyatakan Bersalah
"Bila Anda dorong proses hukum yang tegas, cepat, transparan, dan adil, dan hasil logisnya Ahok terkena hukuman badan, sejumlah pemodal yang cukup digdaya yang mungkin telah banyak membiayai kampanye Anda sewaktu maju di Pilkada Jakarta dan kemudian pilpres, akan marah besar," tulis Amien Rais sebagaimana dimuat oleh Republika Online Selasa (8/11).
Karena alasan ini pula, menurut Amien, Presiden Jokowi menjadi gamang, ragu, dan berada dalam posisi simalakama.
"Karena itu," lanjutnya, "Anda jadi gamang. Ahok adalah kunci awal untuk melicinkan rencana besar mereka buat negara kita."
Amien menegaskan, "Ini hipotesis saya."
Jika Ahok Tidak Bersalah
"Sebaliknya," lanjut salah satu politisi Nasional ini, "bila Ahok lolos dari jeratan hukum karena praktik hukum
Indonesia sering bisa dibengkak-bengkokkan, sebagian rakyat (sebagian
besar rakyat, saya yakin), akan membuat perhitungan dengan Anda. Dengan
kata lain, people power yang dikhawatirkan banyak kalangan bisa menjadi
kenyataan."
Selain dua hipotesis tersebut, Amien Rais juga menyampaikan saran kepada Presiden Jokowi. Ia merujuk pada keberanian Jokowi saat menjadi Walikota Solo yang berani menentang keinginan pemodal dan saat melakukan eksekusi terhadap 10 bandar narkoba yang sebagian besar terdakwanya merupakan warga negara asing.
Jokowi bertindak berani. "Tjahjo Kumolo mengatakan, Anda berprinsip sekalipun ada 1.000 negara lain dan 1.000 Sekjen PBB mengancam, hukum mati tetap dilaksanakan. We were proud of you," kutip Amien Rais. [Om Pir/Tarbawia]