Kapolri, Menteri Wiranto, dan Menteri Pertahanan memberikan keterangan yang berbeda terkait makar. Kepada siapa kita harus percaya? Berikut bedah media ala Tarbawia.
@Divisi Humas Polri |
Istilah makar, lebih khusus makar terhadap Negara dengan agenda menggulingkan pemerintahan, semakin sering diperbincangkan di pekan ketiga bulan November 2016. Istilah ini menjadi salah satu buntut panjang atas kasus penistaan Agama yang dilakukan oleh Ahok.
Keterangan Kapolri
"Kalau itu bermaksud untuk menjatuhkan atau menggulingkan pemerintah, termasuk pasal makar," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebagaimana diberitakan oleh Kompas pada Senin, (21/11/16)
Dalam rilis berita yang sama, di bagian akhir, Jenderal Tito menegaskan, "Kita udah dapat info, ini bukan masalah proses hukum lagi. Tapi ada upaya agenda politik lain, di antaranya upaya makar," tegasnya.
Dari manakah informasi tentang makar ini?
Informasi Menteri Wiranto
Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Wiranto menyampaikan sumber informasi makar.
"Kapolri enggak ngomong pun kemarin sebenarnya di media sosial
sudah begitu gencar (info makar). Kapolri melakukan penjaringan
informasi, kemudian menyampaikannya ke publik," ujar Wiranto sebagaimana diberitakan oleh Tempo, Selasa (22/11/16).
Berdasarkan kalimat tersebut, informasi tentang makar beredar dan didapatkan dari mana?
Pesan Bijak Kapolri
Dalam rilis resmi akun fesbuk Divisi Humas Polri diunggah pesan bergambar yang mengutip kalimat Jenderal Tito Karnavian terkait adab dalam bermedia sosial. Pesan bergambar tersebut diunggah pada Selasa (22/11/16) sore.
"Jangan terpengaruh dengan media soaisl. Tolong cerna betul dan jangan langsung ditelan mentah-mentah lalu terbawa emosi," ujar Jenderal Tito.
Informasi makar beredar massif di media sosial, kata Menteri Wiranto, tapi Kapolri bilang jangan mudah percaya dengan berita di media sosial, jangan lekas menelannya?
Keterangan Menteri Pertahanan
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, sebagaimana diwartakan oleh Media Indonesia malah mempertanyakan informasi aksi makar.
"Saya tidak dengar itu. Intelijen saya juga tidak dengar itu," kata Ryamizard di Kementerian Pertahanan, sebagaimana diberitakan oleh Media Indonesia , Selasa (22/11).
Nah, Menteri Pertahanan kok bisa mengatakan demikian? Jadi? [Om Pir/Tarbawia]