4 hari setelah Aksi Damai 4/11, Amien Rais kirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi.
Dalam suratnya ini, Amien Rais sampaikan saran yang sangat berani dan tegas.
Akankah Presiden Jokowi melakukannya?
Amien Rais @www.nahdloh.com |
Penistaan Al-Qur'an oleh Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta berbuntut panjang. Kaum Muslimin bergerak merespons lambannya pihak berwajib dalam menangani kasus yang mengancam keharmonisan umat beragama di Indonesia ini.
Pada Jum'at (4/11) di Jakarta, kaum Muslimin pun menggelar Aksi Damai Bela Islam dan Bela Negara II dengan jumlah masa sekitar dua juta. Empat hari setelahnya, tepatnya pada Selasa 8 November 2016, mantan Ketua MPR Amien Rais mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi.
Di dalam surat panjang itu, Amien mengisahkan nasionalisme dan tertibnya peserta Aksi Damai 4/11 serta hipotesisnya terkait kasus penistaan agama oleh Ahok.
Di akhir surat terbukanya, Amien juga menyampaikan solusi. Dia juga memuji keberanian Jokowi saat menjabat sebagai Walikota Solo yang menentang pemodal dan setelah menjadi Presiden Republik Indonesia dengan mengeksekusi 10 bandar narkoba.
"Ayo, Bung Jokowi, kali ini tunjukkan jiwa petarung Anda. Jangan sampai muncul people power di Indonesia gara-gara seorang Ahok." ungkap Amien Rais sebagaimana dipublikasikan Republika Online Selasa (8/11).
Amien mengingatkan, tidak ada satu pun penguasa yang selamat jika menghadapi people power, sehingga pihaknya harus bersikap tegas dan berani tanpa takut intervensi.
"Anda tahu, di Amerika Latin, di Timur Tengah, dan di Asia tidak ada kepala negara dapat mengalahkan people power rakyatnya. Kita sudah dua kali menyaksikan itu di Indonesia. Pada 1966 dan 1998," lanjutnya.
"Saya yakin Anda bisa," puji Amien kepada Jokowi.
"Saya yakin Anda bisa," puji Amien kepada Jokowi.
"Dengarkan baik-baik masukan dari berbagai kalangan, jangan hanya mendengarkan orang sekeliling yang pasti bermental ABS. Seorang pemimpin runtuh biasanya karena masukan picik orang-orang sekeliling sang pemimpin. Orang-orang yang berpikir jangka pendek dan kehilangan wawasan jangka panjang dan buta, tuli, serta pekok terhadap kepentingan nasional bangsanya.," pungkas Amien sampaikan sarannya. [Om Pir/Tarbawia]