Jelang sidang pra peradilan, Buni Yani bertemu dengan Aa Gym. Meski pertemuan sangat singat, Aa Gym menyampaikan 2 wasiat yang bukan hanya ditunjukkan untuk Buni Yani, tetapi juga menyentak kesadaran kita sebagai seorang Muslim.
Astaghfirullah...
Buni Yani saat dikunjungi Aa Gym, Senin (12/12/16) (tarbawia |
Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym bertemu dengan Buni Yani yang dinyatakan sebagai tersangka karena mengunggah video Ahok terkait Surat Al-Maidah 51.
Buni Yani didelik pasal provokasi SARA dengan hukuman maksimal 6 tahun penjara atau 1 milyar rupiah. Pada Selasa (13/12/16) esok, Buni Yani akan menjalani sidang pra peradilan.
Aa Gym mengawali pertemuan dengan salam dan ucapan terimakasih kepada Buni Yani yang telah menjadi jalan bagi terbukanya kasus penistaan Al-Qur'an oleh Ahok ini. Sebagai penyemangat, Aa Gym menyampaikan dua wasiat sangat penting yang bukan hanya berlaku untuk Buni Yani, tetapi juga menyentak kesadaran kemusliman kita.
"Pokoknya ada dua hal yang sangat penting. Satu banyak istighfar." ujar Aa.
"Punya dosa gak?" tanya Aa Gym.
"Banyak A'," jawab Buni Yani.
"Banyak atau banyak sekali?" tanya Aa lagi.
"(Tertawa kecil) Banyak sekali." ujar Buni Yani.
"Banyak sekali. Nah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam itu gak punya dosa, (tapi) istighfarnya 100 kali (dalam satu hari). Nah, kita yang (dosanya) banyak sekali berarti istighfarnya berapa (kali) ya? Itulah masalah kita yang pertama." tegas Aa Gym.
"Kita ini kurang taubat. Kalau 1000 (kali istighfar) kurang. Nah, kita ini sedikit sekali (beristigfar)." lanjutnya.
"Yang kedua, banyak gak karunia dari Allah?" tanya Aa.
"Banyak sekali," jawab Buni.
"Banyak sekali atau luar biasa banyaknya?" lanjut Aa.
"Luar biasa banyaknya," tegas Buni.
"Nah, hamdalah sedikit atau banyak?" tanya Aa.
"Sedikit." aku Buni.
"Nah, itu yang jadi masalah kita. Kita itu kurang taubat dan kurang syukur." simpul Aa Gym.
Bukankah dosa kita banyak, tetapi malas dan sedikit sekali bersyukur? Bukankah nikmat yang kita terima sangat melimpah, tetapi syukur kita amat minimal? [Tarbawia/Om Pir]