Sari Roti memanen perbuatannya. Setelah diboikot, saham turun, dan penghapusan pengumuman klarifikasi, produsen roti nasional ini masih terus memanen.
Ini dampak terbaru atas dashatnya aksi boikot. Akankah ini yang terakhir? Atau terus bertambah?
PT. Nippon Indosari Corpindo sebagai produsen roti Nasional, Sari Roti menjadi perbincangan publik setelah mengumumkan klarifikasi terkait pembagian produknya secara gratis di aksi damai 212. Sayangnya, kaum Muslimin merasa tersakiti sebab adanya pilihan kata yang menggambarkan bahwa aksi 212 bertentangan dengan Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, serta bermuatan politik.
Gerakan masyarakat itu berbuntut panjang. Sebagian besar kaum Muslimin, terutama peserta aksi 212 memutuskan untuk melakukan boikot. Boikot itu sangat berdampak. Hanya dalam 24 jam sejak viralnya pengumuman klarifikasi Sari Roti, saham perusahaan roti yang melayani 75% konsumen roti di Indonesia itu turun sampai 10 poin.
Beberapa hari setelahnya, dampak itu semakin nyata. Laman resmi Sari Roti yang beralamatkan di http://sariroti.com/ menghapus pengumuman klarifikasinya. Penghapusan pengumuman klarifikasi tersebut disinyalir sebagai dampak dari meluasnya aksi boikot. Konsumen yang merupakan peserta aksi 212 meminta agar Sari Roti meminta maaf atas klarifikasi tersebut.
Belum kelar, buntut klarifikasi Sari Roti ini makin memanjang. Sejak kemarin, Sabtu (10/12/16), laman resmi Sari Roti tidak bisa diakses. Di laman tersebut hanya ada pengumuman permintaan maaf.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, situs kami saat ini sedang menjalani perawatan. Terima kasih atas kesabaran Anda"
Apakah mereka meminta maaf atas kelirunya klarifikasi? Atau meminta maaf atas tidak bisa diaksesnya laman tersebut? [Tarbawia]