Ini bukan hal yang sepele. Selain berpotensi dituduh tukang sebar hoax atau kebohongan serta tukang fitnah, pahamilah bahwa setiap yang kita tulis, sukai, bagikan, atau aktivitas apa pun di media apa pun akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat.
Salah satu desain Supermarket di media sosial |
Semangat kaum Muslimin di bidang kebangkitan ekonomi menunjukkan sinyal peningkatan yang membanggakan. Sebagian besar konsumen Muslimin dari kalangan bawah sampai atas mulai bergerak untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan dan berpaling dari sebagian produk yang tidak pro Islam dan kaum Muslimin.
Boikot terhadap salah satu merk roti Nasionl dan stasiun televisi serta situs berita penebar kebohongan beberapa waktu lalu juga menjadi sinyal positif agar kalangan internal kaum Muslimin mulai memikirkan lahirnya perusahaan roti dan situs berita serta stasiun televisi yang membanggakan umat Islam.
Sayangnya, masih ada sebagian kaum Muslimin yang kurang teliti hingga termakan provokasi dan berita-berita bohong. Yang terbaru adalah tentang gagasan supermarket 212 yang dibahas oleh beberapa pengusaha beberapa waktu lalu bahkan sudah dibuka untuk koordinasi masing-masing daerah.
Sebagian kecil kaum Muslimin ini amat bersemangat hingga lupa melakukan pengecekan ulang dan melakukan tindakan penyebaran hoax atau kebohongan.
Seperti foto bertuliskan Supermarket 212 dengan latar sebuah ruko bertingkat dengan mobil terparkir rapi di halaman depannya ini.
Oleh sebagian netizen, ruko dalam foto ini disebutkan sudah ada di dunia nyata. Padahal, foto tersebut, sebagaimana keterangan yang Tarbawia dapatkan, hanyalah sebuah desain yang disebar di sebuah grup jejaring sosial WhatsApp.
Panduan Bagi Netizen Muslim
Sempatkan bertanya jika ada gambar, tulisan, atau video, dalam kasus apa pun. Tanyakan kepada pihak yang pertama kali Anda lihat memostingnya.
Tanyakan dengan detail. Jika ia bisa mempertanggungjawabkan dan benar-benar valid, silakan unduh atau bagikan ulang.
Ini bukan hal yang sepele. Selain berpotensi dituduh tukang sebar hoax atau kebohongan serta tukang fitnah, pahamilah bahwa setiap yang kita tulis, sukai, bagikan, atau aktivitas apa pun di media apa pun akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. [Tarbawia/Om Pir]