Jangankan rakyat kecil, ulama dan pimpinan thariqah pun dicatut namanya.
Inilah kronologi lengkap pencatutan nama Abah Junaedi Al-Baghdadi oleh Tim Ahok-Djarot
Abah KH Junaedi Al-Baghdadi yang merupakan Pemimpin Majlis Zikir Manaqib sekaligus Pendiri Pondok Pesantren Barokatul Qadiri angkat bicara soal pencatutan namanya oleh Tim Ahok-Djarot dalam acara Zikir Akbar di Stadion Rawamangun Jakarta Timur, Ahad (18/12/16).
Pertama-tama, Abah Junaedi Al-Baghdadi diminta oleh salah satu jamaahnya, seorang politisi Partai Golkar yang juga mantan Walikota Kota Bekasi Mochtar Mohammad untuk memimpin dzikir akbar.
Karena yang meminta adalah salah satu jamaahnya, Abah Junaedi tidak melakukan pengecekan ulang.
Komplain baru dilakukan oleh Abah ketika ada laporan dari jamaah beliau yang lain tentang spanduk publikasi acara zikir akbar yang ditumpangi gambar Ahok-Djarot sebagai kontestan dalam Pilkada DKI tahun 2017.
Bukan hanya dalam bentuk spanduk, publikasi terselubung yang mencatut nama ulama pemimpin thariqah ini juga dipasang dalam bentuk iklan media massa.
Abah pun melakukan komplain tegas, lalu menyatakan tidak menghadiri acara tersebut, karena rentan politisasi agama dan pencatutan.
"Kan sama saja mempolitisasi, mendompleng itu," tegas Abah, kesal.
Ribuan jamaah dzikir Manaqib juga tidak menerima tindakan culas dan curang itu. Sebagian jamaah mengunggah kekesalannya via media sosial.
Sebagai antisipasi sikap, Abah Junaedi menegaskan tidak akan bertanggungjawab jika kelak aksi tersebut dipermasalahkan secara hukum sebagai tindakan pelanggaran kampanye.
Karena ketidakhadiran Abah Junaedi pula, acara bertajuk zikir akbar hanya dihadiri puluhan orang.
Ahok pun tidak menghadirinya.
Cawagub Djarot datang untuk menyampaikan sambutan dan permintaan maaf atas ketidakhadiran Ahok. [Tarbawia/Om Pir]