Terlihat jelas di wajah Penista Al-Qur'an dan para pendukungnya; ada gurat kelelahan yang tak bisa dipungkiri, ada gambaran kecapekan tak terbantahkan.
Dan Masya Allah, ternyata kelelahan yang dirasakan mereka sudah disebutkan dalam ayat ini.
Wajah Ahok lelah (ilustrasi-Monitorday) |
Kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok berbuntut panjang karena lambannya penegakan hukum. Kaum Muslimin yang tergerak membela Agama Islam dan Al-Qur'an sampai harus turun ke jalan sebanyak 3 kali di Ibu Kota Jakarta dalam agenda Aksi Damai Bela Islam I, II, dan III.
Aksi ini juga dilakukan di berbagai daerah di seluruh penjuru negeri. Bukan hanya kota-kota provinsi, aksi damai ini juga dilakukan di kota-kota kabupaten sampai kecamatan. Kaum Muslimin satu suara, tangkap dan penjarakan penista agama.
Maka terlihat jelas di wajah Ahok dan para pendukungnya; ada gurat kelelahan yang tak bisa dipungkiri, ada gambaran kecapekan tak terbantahkan.
Dan Masya Allah, ternyata kelelahan yang dirasakan oleh kubu Ahok ini merupakan janji Allah Ta'ala bagi siapa yang menistakan Kalam Suci-Nya. Kejadian ini sekaligus menambah daftar kemukjizatan Al-Qur'an yang mustahil diingkari.
"Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap daripada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana." (Qs. An-Nisa' [4]: 104)
Perhatikan dengan baik-baik. Allah Ta'ala menegaskan bahwa orang-orang yang berjuang di jalan-Nya pasti mengalami kelelahan, tetapi kelelahan itu tidak dirasakan karena berharap Rahmat, Ridha, dan Surga-Nya.
Kelelahan itu juga dirasakan kepada orang-orang yang memusuhi agama-Nya. Kelelahan yang sangat dan akut. Kelelahan yang meliputi fisik, kekalutan pikiran, dan juga hati.
"Jika kamu (orang beriman) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun mendapat luka yang serupa." (Qs. Ali 'Imran [3]: 140)
Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya. [Tarbawia/Om Pir]
Om Pirman