Hanya bisa memuji Allah Ta'ala atas kerja keras dan membanggakan tim sound GNPF MUI ini.
Mereka bekerja dalam diam. Tanpa puja puji dan liputan.
Tim Sound GNPF MUI (tarbawia-YH) |
Salah satu diskusi panjang yang terjadi di dapur Relawan GNPF MUI adalah tentang audio. Bagaimana menghadirkan audio berkualitas bagus dengan suara jernih dan keras serta mampu menjangkau jarak terjauh dalam Aksi Damai Bela Islam III atau Aksi 212.
Diskusi panjang itu membuahkan hasil ketika banyak teknisi mahir dan profesional sengaja menghubungi GNPF MUI untuk menjadi relawan. Mereka adalah insinyur-insinyur ahli di bidang audio dan transmisi suara dengan memanfaatkan gelombang radio.
"Tim ini bekerja hebat. Mereka adalah teknisi sound kawakan yang bisa merancang dan mempersiapkan sound system dengan skala sebesar apa pun," tulis salah satu koordinator tim relawan sound GNPF MUI kepada Tarbawia, Jum'at (9/12/16) pukul 14:18 WIB melalui pesan WhatsApp.
Relawan ini berdatangan tanpa permintaan GNPF MUI. Mereka hadir atas nama iman. Mereka terpanggil untuk berkontribusi membela Islam dan Negara.
Mereka bekerja dengan serius, dalam keterbatasan waktu yang ada. Mereka hanya bekerja selama satu pekan dan mulai merakit 3 hari sebelum Aksi Super Damai Bela Islam III di Monas pada Jum'at (2/12/16) lalu.
Profesionalitas mereka terbukti dengan suara yang menjangkau titik terjauh dalam radius kiloan meter. Ini pula yang menjadikan Shalat Jum'at berjalan khusyuk dan tertib. Suara Imam terdengar sampai jamaah di baris terjauh dari panggung utama sehingga makmum bisa melakukan gerakan serentak tanpa jeda.
"Sebenarnya kita siap untuk sound system yang pusatnya di Monas, tapi bisa menjangkau Ancol, Bekasi, Tangerang, Cawang (dan derah lain)." ujar sumber yang juga menjadi bagian Tim Relawan GNPF MUI ini.
Inilah hasil kerja mereka yang shalih dan cerdas. Sosok-sosok yang tak haus puja-puji serta liputan media.
"Sangat canggih penguasaan teknologinya. Mereka bekerja tanpa bayaran. Hanya berharap ridha Allah," pungkasnya. [Tarbawia/Om Pir]