Dengan berani, tegas, dan berdasarkan data, PP Pemuda Muhammadiyah menegaskan bahwa Ahok bukanlah model Kepala Daerah yang antikorupsi.
Ahok (Detik Fokus-ilustrasi) |
Pengakuan sepihak disampaikan oleh terdakwa Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dalam sidang kelima dugaan kasus penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian Jakarta Selatan pada Selasa (10/1/17).
Ahok mengaku kenal baik dengan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak. Ia juga mengaku heran apabila kenalan baiknya itu tega melaporkan dirinya ke polisi.
Terkait kedekatan yang diklaim oleh Ahok, Dahnil menjelaskan kronologis interaksi antara dirinya dengan Ahok yang bermula dari acara yang digagas oleh Madrasah Antikorupsi sebagai salah satu gerakan PP Pemuda Muhammadiyah.
Saat itu, Ahok diundang sebagai pembicara karena keberaniannya dalam menentang oknum DPRD yang diduga melakukan korupsi dalam kasus UPS. Setelah itu, Dahnil secara intensif mengingatkan Ahok melalui pesan WhatsApp terkait etikanya yang niradab.
"Pesan-pesan nasihat dan komunikasi dengan Ahok langsung tidak lagi saya lakukan secara intens ketika saya sadar Ahok tetap terus melakukan kebijakan yang tidak berpihak membela kaum miskin melalui penggusuran secara massif dan muncul berita Indikasi dugaan korupsi pada kasus reklamasi dan Rumah Sakit Sumber Waras yang diduga melibatkan banyak pihak, juga ketika KPK meminta keterangan Ahok terkait kedua kasus tersebut, serta dugaan potensi korupsi pada diskresi yang dibuat Ahok seperti banyak diulas media seperti Tempo." tulis Dahnil di akun resmi fesbuknya.
Dahnil juga menegaskan, Ahok tidak layak dijadikan model Kepala Daerah yang antikorupsi. "Jadi, bagi kami, Pemuda Muhammadiyah dan Madrasah Antikorupsi, saat ini Ahok sama sekali bukan model Kepala Daerah yang antikorupsi." tegasnya. [Tarbawia/Om Pir]