Menanggapi soalan yang ramai di jagat media sosial ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara angkat bicara. Dalam sebuah kesempatan, ia menyampaikan pengakuan yang mengejutkan.
Menurutnya,
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (Kemenkominfo-ilustrasi) |
Dalam rangka memerangi berita hoax atau bohong, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan blokir besar-besaran. Tindakan ini menyususl diberlakukannya UU ITE yang mengatur etika dan hukum terkait penyediaan konten di dunia maya.
Sayangnya, dalam pemblokiran sekitar 800-an situs media online, ada beberapa situs Islam yang turut menjadi sasaran. Kejadian ini memicu reaksi dari kaum Muslimin hingga muncul gerakan #HentikanBlokirSitusIslam.
Menanggapi soalan yang ramai di jagat media sosial ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara angkat bicara. Dalam sebuah kesempatan, ia menyampaikan pengakuan yang mengejutkan.
Menurutnya, pemblokiran tidak melihat agama dan pemilik situs, tetapi fokus pada konten yang dinilai provokatif dan bermuatan berita bohong. Selain itu, ada juga faktor subjektif, pegawai di kementeriannya.
''Staf saya baru, tapi kejebak dengan framing ini." aku Rudiantara sebagaimana dipublikasikan Republika, Selasa (10/1/17)
Ia juga menegaskan ketidaksengajaannya untuk memblokir situs-situs Islam. Pasalnya, ia termasuk orang yang aktif mengurusi kaum Muslimin di daerahnya melalui kegiatan masjid.
"Saya Islam, pengurus masjid juga. Saya mohon maaf kepada orang yang beragama Islam, tidak ada maksud seperti itu,'' tegasnya. [Tarbawia/Om Pir]