Dalam tiga tayangan berikut ini, perayaan tahun baru berubah menjadi petaka. Keriuhan berubah menjadi ricuh. Keceriaan menjadi cemas. Bahagia dan senyum berubah menjadi ketakutan dan cekam ketakutan.
Orang-orang dewasa dan anak-anak yang tadinya mendongak ke atas menyunggingkan senyum lekas menunduk sembari berlari menyeret anak-anak kecil yang disertakan.
Malam tahun baru (ilustrasi) |
Malam pergantian tahun identik dengan perayaan. Pesta kembang api dan alunan musik menjadi paduan yang menghasilkan kebisingan serta mengganggu banyak pihak. Waktu istirahat tergadai atas nama 'cuma setahun sekali' dan dalih-dalih remeh lainnya.
Tanpa sadar, bangsa yang besar dan berbudaya ini latah dengan aktivitas tahunan yang tiada manfaatnya secuil pun. Pesta-pesta yang dihelat hanya menyisakan sampah dan masalah-masalah baru yang berkepanjangan.
Dalam tiga tayangan berikut ini, perayaan tahun baru berubah menjadi petaka. Keriuhan berubah menjadi ricuh. Keceriaan menjadi cemas. Bahagia dan senyum berubah menjadi ketakutan dan cekam ketakutan.
Orang-orang dewasa dan anak-anak yang tadinya mendongak ke atas menyunggingkan senyum lekas menunduk sembari berlari menyeret anak-anak kecil yang disertakan.
Belum diketahui lokasi kejadian ini. Sebuah akun fesbuk menyebutkan, kejadiannya pada malam pergantian tahun 2016 ke 2017, tetapi tidak ada keterangan lebih lanjut.
Akan tetapi, tiga tayangan ini harus menjadi pelajaran berharga. Bahwa semua yang dilakukan bukan atas nama Allah dan tidak sesuai dengan syariat-Nya pasti akan menghasilkan petaka, cepat atau lambat, meski perbuatan itu amat digandrungi. [Tarbawia/Om Pir]