Seperti paku yang tertancap, ia akan meninggalkan bekas meski sudah dicabut.
Ahok minta maaf. KH Ma'ruf memaafkan. Tapi, ada harga yang harus dibayar. Seperti laporan Tempo berikut, pamornya kian mengenaskan dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta
Ahok (ilustrasi-winnwtnews) |
Ahok dinilai menghina Ketua Umum MUI sekaligus Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin dalam persidangan kedelapan kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan dirinya sebagai terdakwa di Auditorium Kementerian Pertanian Pasar Minggu Jakarta Selatan pada Selasa (31/1/17).
Berbuntut panjang, kaum Muslimin Indonesia khususnya warga Nahdhatul Ulama bereaksi keras. GP Ansor, Banser, bahkan IPNU menyatakan siap membuat perhitungan atas hinaan dan kekasaran ucapan yang dilakukan oleh Ahok kepada kiyai sepuh yang menjadi rujukan tertinggi bagi warga nahdhiyin.
Meski akhirnya meminta maaf dan KH Ma'ruf Amin memberikan maaf, akibat buruk terus menerus diunduh oleh Ahok dan kuasa hukumnya. Sebagai akibat dari gelombang kemarahan Nasional itu, pamor Ahok yang maju bersama Djarot dalam Pilkada DKI Jakarta ini turun drastis, melorot, alias jeblok.
Hal ini sebagaimana diwartakan Tempo edisi online pada Kamis (2/2/17) pukul 06.19 dalam rubrik Pilkada-Pilkada DKI Jakarta.
"Sehari setelah melontarkan pernyataan kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma`ruf Amin, citra pasangan kandidat gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di media sosial terus melorot. Berdasarkan pemantauan Tempo.co dan Politicawave skor keterpilihan kandidat, khususnya Net Sentiment, skor Ahok-Djarot pekan lalu sekitar minus 5.000. Tapi, pada Rabu siang 1 Februari, skor Net Sentiment Ahok-Djarot minus 57.6788 pada 1 Januari 2017 dan terus turun menjadi minus 117 ribu pada 2 Januari 2017." tulis Tempo, Kamis (2/2/17).
Jebloknya pamor Ahok di media sosial, masih merujuk laporan Tempo, seiring dengan maraknya hastag #AhokHinaUlama dan #Ma'rufAmin di media sosial twitter.
Tempo juga merilis sejumlah nama tokoh Nasional yang marah karena hinaan Ahok kepada KH Ma'ruf Amin, seperti KH Abdullah Gymnastiar melalui akun twitternya @aagym dan mantan Ketua MK Prof. Moh. Mahfud MD
.
Pada akhir pemberitaannya, Tempo menegaskan, "Respon Ahok terhadap Ketua MUI Ma`ruf Amin yang juga Rais Aam Pengurus
Besar Nahdhatul Ulama di media sosial diperkirakan bakal kembali
mengubah peta dukungan. Massa tradisional NU marah. Citranya melorot
lagi." [Om Pir/Tarbawia]