Huru-hara kian dahsyat. Satu kekacauan belum usai, ia kembali beraksi dengan mulut yang tak kuasa dijaga.
Mengapa ini semua terjadi? Mengapa Si Penista seakan tiada henti menimbulkan kegaduhan? Mengapa mulut kotornya senantiasa menyemburkan ujaran kebencian kepada Islam, umat Islam, Al-Qur'an, dan ulama?
Ternyata, ayat ini sudah menjelaskannya dengan sangat benderang.
Jauh sebelum huru-hara penistaan Al-Qur'an oleh Si Penista, ia sudah terbiasa melontarkan kemarahan dan kalimat tanpa adab di muka umum dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin di Ibu Kota sebuah negeri Muslim terbesar.
Lalu pecahlah huru-hara dahsyat yang bermula dari Pulau Pramuka Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Si Penista lantang menyebut ayat Al-Maidah 51 sebagai alat kebohongan. Kaum Muslimin yang cinta agamanya meradang. Kasusnya terus bergulir hingga lahirlah momentum Aksi Bela Islam I, II, dan III.
Si Penista ditetapkan sebagai tersangka. Lalu terdakwa. Dalam persidangan kedelapan yang dijalani, ia kembali membuat ulah dengan menghina kiyai sepuh, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia sekaligus Rais Aam Pengurus Besar Nahdhatul Ulama.
Huru-hara kian dahsyat. Satu kekacauan belum usai, ia kembali beraksi dengan mulut yang tak kuasa dijaga.
Mengapa ini semua terjadi? Mengapa Si Penista seakan tiada henti menimbulkan kegaduhan? Mengapa mulut kotornya senantiasa menyemburkan ujaran kebencian kepada Islam, umat Islam, Al-Qur'an, dan ulama?
Ternyata, ayat ini sudah menjelaskannya dengan sangat benderang.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لا يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya."
Makna Surat Ali 'Imran ayat 118 ini berdasarkan penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim adalah sebagai berikut.
"Orang-orang di luar kalanganmu"
Ialah orang-orang yang bukan golongan kalian dari pemeluk agama lain (kafir).
"Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi"
Imam Ibnu Katsir menyatakan, "Lontaran ucapan mereka dan sikap permusuhan yang disertai dengan kebencian hati mereka terhadap Islam dan para pemeluknya adalah sesuatu yang jelas bagi orang-orang yang berakal."
Jadi, jangan heran. Cukup memosisikan diri dimana seharusnya berpihak. [Om Pir/Tarbawia]