Lantaran respons dan komentar serta penjelasan cerdas yang disampaikan Aa Gym, akun-akun kontra Islam yang mengancam kedamaian Nusantara kerap kebakaran jenggot. Mereka sering marah dan melayangkan bully-an kepada Kiyai kharismatik berdarah Sunda ini.
Namun,
Aa Gym (ilustrasi-radarlampung) |
KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym merupakan satu di antara banyak dai Nasional yang aktif menyampaikan kebenaran melalui media sosial. Selain di jejaring sosial fesbuk, Aa Gym juga kerap mengomentari kejadian terkini melalui akun twitter resminya.
Lantaran respons dan komentar serta penjelasan cerdas yang disampaikan Aa Gym, akun-akun kontra Islam yang mengancam kedamaian Nusantara kerap kebakaran jenggot. Mereka sering marah dan melayangkan bully-an kepada Kiyai kharismatik berdarah Sunda ini.
Misalnya saat Aa mencuit, "Kalau orang tidak bisa mengendalikan lisannya, maka akan menjadi sumber masalah.”
Cuitan itu, sejatinya merupakan pemaknaan dari anjuran Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam agar seseorang senantiasa menjaga lisannya. Dan ajaran itu pun bagian dari adat ketimuran yang dianut oleh bangsa Indonesia.
Namun, Aa justru dibully sebagai ulama tukang kompor dan julukan buruk lainnya.
Menghadapi hal ini, Aa Gym mengaku sempat merasa eneg dan nyesek saat menghadapi
bully-an. Padahal menurutnya, yang ia sampaikan merupakan bagian dari
saling menasihati.
"Itu Pak, pada waktu twitter saya dibajak, nih Pak Menteri, tetep wae saya eneg, Pak.
Teori mah enak, gampang, aslinya tetep eneg, Pak." aku Aa Gym kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam acara Merekatkan Bangsa pada ulang tahun ke-9 TV One pada Selasa (14/2/17).
Namun, Aa bersikap dewasa. Aa menunjukkan kelasnya sebagai seorang dai yang tidak reaktif. Aa menahan diri hingga menjawab bully-an para pembenci dengan doa hidayah.
"Tetapi saya pikir, kalau saya ngambek, kalau saya jengkel, maka saya menjadi bagian dari masalah lagi," tegas Aa Gym, mengagumkan. [Om Pir/Tarbawia]