Bahagianya menjadi Muslim. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sudah mengajarkan kalimat yang harus dibaca saat hadapi kesulitan dalam hidup.
Inilah kalimat agung dan mulia itu. Awas, jangan sampai salah ucap atau keseleo lidah ya.
Laa haula walaa quwwata illaa billah لا حول ولا قوة إلا بالله dalam khazanah Islam disebut dengan istilah Hauqalah. Dia merupakan salah satu zikir yang sangat agung, baik dari segi makna ataupun keutamaannya.
Dari segi makna, hauqalah mengandung makna yang sangat dalam, yaitu keyakinan bahwa pemilik segala kuasa dan kekuatan hakikatnya hanyalah Allah Ta'ala. Ucapan ini juga merupakan pengakuan bahwa sehebat apa pun makhluk, termasuk manusia, dia tidak berdaya di hadapan kekuasaan dan kekuatan Allah Ta'ala.
Karenanya, aqidah seorang muslim menuntut harus bersandar dan pasrah dengan ketentuan Allah Ta'ala seraya memohon pertolongan-Nya, tentu saja setelah berikhtiar maksimal. Sementara itu, jangan sekali-kali manusia itu sombong, seakan tak ada yang dapat menundukkannya.
Dari segi fadhilah (keutamaan), zikir ini disebut oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai ‘Kanzul Jannah’ (Perbendaharaan harta harta di surga).
Nabi saw bersabda,
أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ هِيَ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu kalimat yang termasuk salah satu dari perbendaharaan harta surga? Yaitu; Laa haula walaa quwwata illaa billah' (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan AIIah)." (HR. Bukhari)
Zikir ini dapat dibaca kapan saja secara bebas (mutlak), tidak terkait dengan waktu dan jumlah tertentu, bahkan dianjurkan untuk memperbanyak membacanya.
أَكْثِرْ مِنْ قَوْلِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
“Perbanyaklah mengucapkan Laa haula walaa quwwata illa billahi (tidak ada daya dan upaya melainkan milik Allah), karena ia merupakan perbendaharaan surga." (HR. Tirmizi)
Secara umum para ulama juga mengatakan, hauqalah ini diucapkan saat seseorang menghadapi tantangan berat dalam kehidupannya, atau perkara besar dalam suatu masalah yang sedang dihadapi.
Namun secara khusus, dia bukan ucapan yang diajarkan saat seseorang mendapatkan musibah, sebab untuk itu yang disunahkan adalah membaca istirja’ (inna lillahi wa inna ilaihi rojiun).
Selain itu, berdasarkan hadits Nabi, ada bebearapa kondisi yang secara khusus disunnahkan mengucapkan hauqalah ini, sebagiannya bersama zikir yang lain.
Di antaranya;
- Sesaat setelah muazin mengucapkan hayya ala ash-shalah dan hayya alal falaah. (HR. Muslim)
- Saat keluar dari rumah (HR. Abu Daud)
- Tatkala selesai shalat fardhu (HR. Muslim)
- Ketika terbangun di malam hari (HR. Bukhari)