Penasihat hukum Ahok menyampaikan rencananya untuk menghadirkan keluarga atau orang dekat almarhum Gus Dur sebagai saksi peringan dalam persidangan.
Dinilai kehabisan akal, rencana ini pun menuai kontroversi dan penentangan keras dari netizen.
Penasihat hukum terdakwa Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, Teguh Samudera menyampaikan rencananya untuk menghadirkan keluarga atau orang dekat Gus Dur untuk menjadi saksi peringan dalam sidang dugaan kasus penistaan agama.
Hal itu dilakukan oleh tim Ahok mengingat almarhum Gus Dur pernah berkampanye dan mendukung Ahok saat Pilkada Bangka Belitung tahun 2007 silam. Meski Ahok memanen kekalahan, tim Ahok mengaku apa yang disampaikan oleh Gus Dur saat itu amat penting.
"Nanti pada waktunya. Toh kami menghadirkan orang-orang ini mereka yang ikut mendengar dan menyaksikan (kampanye Gus Dur) seperti tempo hari pernah kami hadirkan," ujar Teguh di Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, sebagaimana dilansir Republika, Selasa (14/3/17).
Mengetahui wacana tim Ahok tersebut, netizen bereaksi keras. Sebagian meminta agar Ahok tidak mengkambinghitamkan Gus Dur yang merupakan mantan Presiden Republik Indonesia sekaligus ulama kebanggaan warga Nahdhatul Ulama (NU). Apalagi Gus Dur sudah wafat dan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi Ahok.
"Membela diri sah-sah aja, Bos! Tapi kurang bijak kalau mengkambinghitamkan alm. Gus Dur untuk kepentingan pribadi. Alm. Gus Dur berniat mulia membantu pada saat itu. Tapi yang dibantu gak tahu diri (nglunjak). Dah minoritas, songong/arogansi. Ga semua warga DKI yang gampang Anda kibulin dengan gaya-gaya kurang beretika dibantu dengan media tipu-tipu." ujar Karim Rizal Lingga, mengomentari.
Menurut Teguh, Gus Dur pernah menyampaikan bolehnya memilih pemimpin non Muslim. Namun, Muktamar NU di Lirboyo tahun 1999 menghasilkan keputusan larangan memilih pemimpin non Muslim, kecuali untuk kondisi darurat.
Sedangkan dalam konteks Pilkad DKI Jakarta 2017, banyak ulama yang sepakat mendukung cagub dan cawagub Muslim. Selain kesamaan iman, cagub dan cawagub Muslim dinilai lebih santun, cerdas, kaya, dan peduli kepada rakyat. [Om Pir/Tarbawia]