Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab merupakan satu di antara sekian banyak dai yang berani dalam menyampaikan kebenaran. Karena itu pula, Habib menjadi dai yang hadirnya dibenci oleh mereka yang memusuhi Islam.
Apalagi saat menyampaikan ajaran-ajaran yang membangkitkan keberanian di dalam jiwa kaum Muslimin agar senantiasa berada di garda terdepan perjuangan Islam, khususnya di bumi Nusantara.
Ceramah Habib Rizieq Syihab (ilustrasi) |
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab merupakan satu di antara sekian banyak dai yang berani dalam menyampaikan kebenaran. Karena itu pula, Habib menjadi dai yang hadirnya dibenci oleh mereka yang memusuhi Islam.
Apalagi saat menyampaikan ajaran-ajaran yang membangkitkan keberanian di dalam jiwa kaum Muslimin agar senantiasa berada di garda terdepan perjuangan Islam, khususnya di bumi Nusantara.
"Malam ini saya mengajak semua umat Islam di sini untuk revolusi. Maksudnya revolusi apa, Habib? Revolusi itu perubahan yang drastis." ujar Habib di hadapan ratusan ribu umat Islam dalam acara Dzikir dan Shalawat untuk Negeri di Masjid At-Tiin Jakarta beberapa waktu lalu.
Habib menegaskan, revolusi yang diperlukan saat ini adalah perubahan akhlak dalam masing-masing individu kaum Muslimin.
"Revolusi akhlak. Revolusi perilaku.
Yang kemarin tidak shalat, mulai malam ini dan seterusnya harus shalat.
Itu namanya revolusi.
Kemarin gak shalat, pokoknya mulai malam hari ini dan seterusnya sampai kita mati gak boleh kita tinggalkan shalat." lanjut Habib, disambut takbir serentak kaum Muslimin.
Setelah perbaikan ibadah, berikutnya perbaikan akhlak sehari-hari, termasuk komitmen untuk meninggalkan berbagai jenis keburukan, kemaksiatan, dan perbuatan dosa.
"Yang kemarin gak bagus, sekarang mesti bagus.
Yang kemarin sudah bagus, sekarang mesti lebih bagus.
Yang kemarin suka berjudi, mulai malam ini dan seterusnya gak boleh judi lagi.
Yang kemarin suka narkoba, nenggak obat-obatan terlarang, mulai malam ini dan seterusnya gak boleh narkoba lagi." papar Habib, penuh semangat membara.
Revolusi akhlak dalam masing-masing individu ini, menurut Habib, merupakan kunci utama dan penentu keberhasilan revolusi Islam dalam lingkup yang lebih besar. Dan revolusi Islam mustahil berhasil ketika umat Islam masih sibuk dalam gelimang dosa dan kesia-siaan.
"Kalau kita ingin revolusi Islam, kalau kita ingin perubahan drastis, untuk kebaikan republik ini, gak bisa itu semua dilakukan sebelum dimulai dari diri kita sendiri.
Kita mulai perubahan drastis di dalam diri kita sendiri.
Yang tadinya suka maksiat, mulai malam ini tinggalkan semua maksiat." pungkas Habib, tegas. [Om Pir/Tarbawia]