Salah satu episode menarik dalam Mata Najwa Eksklusif Pilkada DKI Jakarta pada Senin (27/3/17) malam terjadi saat cagub santun Anies Rasyid Baswedan mengkritik telak Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Pada menit 14:14 dalam tayangan ini, Ahok terlihat salah tingkah dengan ekspresi wajah serbasalah.
Mata Najwa Ekskusif Pilkada DKI Jakarta |
Salah satu episode menarik dalam Mata Najwa Eksklusif Pilkada DKI Jakarta pada Senin (27/3/17) malam terjadi saat cagub santun Anies Rasyid Baswedan mengkritik telak Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Pada menit 14:14 dalam tayangan ini, Ahok terlihat salah tingkah dengan ekspresi wajah serbasalah.
"Sebenarnya, kalau petahana itu menunjukkan karya, bukan meluncurkan program. Kalau meluncurkan program disaat kampanye, itu adalah calon. Tapi kalau petahana, tunjukkan yang sudah dilaksanakan." tegas Anies mengkritik program Jakarta untuk lansia.
Anies juga menyesalkan Ahok yang baru melakukan eksekusi program santunan untuk lansia di tahun 2017, setelah memasuki putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, padahal menurut Ahok, program tersebut sudah dibicarakan sejak tahun 2013.
"Bila dirancang (tahun) 2013 dan gak jalan sampai sekarang, bagaimana kita bisa mengharapkan (program) ini tereksekusi di kemudian hari?" tegas Anies, Ahok kian salah tingkah.
Menurut Anies, jika Ahok baru meluncurkan program menjelang pilkada, maka hal itu bisa memicu kesalahpahaman warga sehingga menginginkan pilkada setiap bulan.
"Dan orang tua (lansia) baru dipikirkan ketika ada pilkada, mungkin mereka berharap (agar) tiap bulan ada pilkada. Jadi orang tua (harus) dipikirkan." lanjut Anies.
Anies juga menyatakan, hal ini seharusnya menjadi catatan penting bagi pemilih, lantaran banyak program yang belum terlaksana dalam kurung bertahun-tahun.
"Ini catatan mendasar bagi pemilih untuk memutuskan." pungkasnya. [Om Pir/Tarbawia]
Anies juga menyatakan, hal ini seharusnya menjadi catatan penting bagi pemilih, lantaran banyak program yang belum terlaksana dalam kurung bertahun-tahun.
"Ini catatan mendasar bagi pemilih untuk memutuskan." pungkasnya. [Om Pir/Tarbawia]