Suasana sejuk dan damai setelah kemenangan Anies-Sandi berdasarkan hitung cepat banyak lembaga survei menjadi keruh ketika Megawati Soekarnoputri menyampaikan pernyataan yang bernada ketus.
Ketua Umum PDIP yang merupakan partai pengusung utama paslon Ahok-Djarot ini melontarkan kalimat tersebut di hadapan wartawan yang bertanya soal hasil hitung cepat.
Suasana sejuk dan damai setelah kemenangan Anies-Sandi berdasarkan hitung cepat banyak lembaga survei menjadi keruh ketika Megawati Soekarnoputri menyampaikan pernyataan yang bernada ketus.
Ketua Umum PDIP yang merupakan partai pengusung utama paslon Ahok-Djarot ini melontarkan kalimat tersebut di hadapan wartawan yang bertanya soal hasil hitung cepat.
"Survei, menurut saya, itu hanyalah sebuah panduan, bukan yang menentukan," kata Megawati tegas di kediamannya Kebagusan, Jakarta Selatan, sebagaimana dilansir rmol, Rabu (19/4/17).
Tak hanya itu, Mega juga menyatakan bahwa pertanyaan wartawan tersebut bernada tendensius.
"Betul enggak? Seharusnya tanya dengan baik dong." lanjutnya.
Menyikapi jawaban Megawati ini, netizen menilainya sebagai pernyataan yang tak pantas disampaikan oleh seorang tokoh nasional dan mantan Presiden.
"Loh, menjawab pertanyaan wartawan kok ketus sih? Gak boleh itu. Pemimpin kok gitu. Aapalagi menuduhnya sebagai tendensius. Aneh saja." ujar Fananie Anwar
berkomentar.
Komentar Fananie Anwar ini disetujui oleh Machman bin Usman. Machman menjawabnya dengan menyatakan bahwa dari dulu, Mega memang ketus.
"Dari dulu Simbok ini memang selalu ketus, sinis dan pedendam. Makanya gak pernah bisa menang dalam beberapa kali Pilpres. Rakyat Indonesia sudah cerdas" ujar Machman bin Usman.
Netizen lain menyayangkan komentar Mega. Mereka berharap, kekalahan bisa disikapi dengan bijak dan legowo serta tidak perlu diratapi.
"Jangan begitu, Bu. Jangan hanya terus meratapi kekalahan Ahok. Jaga saja bagaimana posisi diri sendiri dalam partai. Tuh sudah ada faksi dalam partainya yang "meminta" Si Ibu bertanggungjawab penuh dan menuntut dengan halus (dengan alasan manis, 'beban mental dan demi kesehatan') Si Ibu lengser dari jabatan ketum partai. Kemarin-kemarin mereka menyanjung sekarang malah mau kudeta." ujar Fulan Bin Fulan.