Pemimpin sekaligus pendiri Majlis Az-Zikra KH Muhammad Arifin Ilham bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Dalam pertemuan tersebut, dai kelahiran Banjarmasin ini tetap mengenakan gamis, surban, peci putih, dan sandal.
Dengan tegas dan berani, Kiyai Arifin langsung mengingatkan Presiden Jokowi soal Pilkada DKI Jakarta, kasus penistaan agama, dan ketidakadilan Pemerintah terkait pelaku penista agama, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Pemimpin sekaligus pendiri Majlis Az-Zikra KH Muhammad Arifin Ilham bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Dalam pertemuan tersebut, dai kelahiran Banjarmasin ini tetap mengenakan gamis, surban, peci putih, dan sandal.
Dengan tegas dan berani, Kiyai Arifin langsung mengingatkan Presiden Jokowi soal Pilkada DKI Jakarta, kasus penistaan agama, dan ketidakadilan Pemerintah terkait pelaku penista agama, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
"Yang Arifin langsung sampaikan ke Ayahanda Jokowi dalam pertemuan sore ini yang juga dihadiri para alim ulama yang diundang di istana, diantaranya terkait rasa ketidakadilan Pemerintah dalam hukum dan PILKADA," tulis Kiyai Arifin di akun Instagram resminya @kh_m_arifin-ilham
Poin-poin yang termasuk dalam tidak adilnya pemerintah, menurut Kiyai Arifin, adalah soal sikap terhadap minoritas dan mayoritas, penegakkan hukum, dan perlakuan istimewa kepada penista agama, Ahok.
"Mayoritas dipaksa tunduk pada minoritas, penegakkan hukum yang tidak serius terhadap penista agama, terdakwa tetap jadi Gubernur," lanjut Kiyai Arifin.
Beliau juga menyampaikan tindakan politik uang yang dilakukan oleh tim sukses Ahok-Djarot saat hari tenang jelang pemilihan Pilkada Jakarta putaran kedua pada Rabu (19/4/17) mendatang.
"Bagi-bagi sembako tim kotak-kotak yang dikawal aparat, dan lain sebagainya." pungkas Kiyai Arifin menyampaikan poin pertama. [Om Pir/Tarbawia]