Meski singkat, video ini sangat bertenaga. Dengarkan dengan iman. Rasakan ketulusan kebenaran yang terkandung di dalamnya.
Jika hatimu masih memiliki iman, video singkat ini cukup untuk menjadi pemicu agar Anda bertaubat jika saat ini masih terjerumus dalam cara menjemput jodoh yang salah, baik dengan pacaran atau jenis zina lainnya.
Allah Ta'ala lebih mengetahui siapa jodoh seseorang di dunia ini. Allah telah menjamin jodoh terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Tidak akan ada yang tertukar. Semuanya rapi dalam catatan Lauhul Mahfuzh.
Karenanya,
nikmatnya jodoh tergantung bagaimana Allah Ta'ala memberikannya kepada
seorang hamba. Dan pemberian Allah Ta'ala sangat terkait erat dengan
bagaimana cara kita mengupayakannya.
Siapa
yang mengusahakan jodoh dengan berharap ridha Allah Ta'ala, Dia akan
mengulurkannya dengan kasih sayang-Nya yang agung. Dia akan
mengulurkannya dengan lembut. Begitu pula ketika mempersilakan kepada
kita untuk mengambilnya.
Sebaliknya,
ketika seseorang mengupayakan jodoh dengan cara-cara yang tidak
dianjurkan bahkan memungutnya dengan cara-cara yang Dia haramkan, maka
jodoh itu akan dilemparkan dengan penuh kekasaran.
Meski singkat, video ini sangat bertenaga. Dengarkan dengan iman. Rasakan ketulusan kebenaran yang terkandung di dalamnya.
Jika
hatimu masih memiliki iman, video singkat ini cukup untuk menjadi
pemicu agar Anda bertaubat jika saat ini masih terjerumus dalam cara
menjemput jodoh yang salah, baik dengan pacaran atau jenis zina lainnya.
"Di dunia ini, Allah lebih tahu siapa yang terbaik untuk kita. Jodoh itu sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh, tidak akan tertukar. Insya Allah. Cuma yang menentukan itu rasanya.Kan yang penting rasanya. Dan rasa itu gak pernah bohong.Rasa ditentukan oleh bagaimana Allah memberi. (sedangkan) Bagaimana Allah memberi ditentukan oleh bagaimana (cara) kita menjemput(nya).Kalau menjemput dengan keridhaan Allah, tentu saja rasanya berbeda dengan yang menjemputnya dengan kemurkaan Allah.Sama-sama Muhammad Gagah, kalau Allah ulurkan lembut, ‘Silakan, ini Muhammad Gagah, jodohmu. Mudah-mudahan bahagia dunia-akhirat.’ (tentu berbeda dengan) ‘Hai! Ini Muhammad Gagah! Ambil terserah. Mau nyungsep, mau ngapain, terserah!' (dengan berteriak).Kan ya beda rasanya.Jadi ini soal ujian bagaimana kita mengambil yang terbaik."
[Om Pir/Tarbawia]