Meski sepi pemberitaan di media Nasional dan televisi, begini suasana puluhan ribu mahasiswa KAMMI dalam unjuk rasa serentak di 50 daerah.
Unjuk Rasa KAMMI |
Merespons tindakan anarkis dan diskriminatif yang dilakukan pihak kepolisian terhadap kebebasan berpendapat, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) melakukan aksi unjuk rasa serentak di lima puluh daerah seluruh Nusantara.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan KAMMI dan elemen bangsa lainnya merupakan tugas kebangsaan yang dijamin oleh undang-undang. Sedangkan kekerasan yang dilakukan oleh pihak kepolisian merupakan wujud anti demokrasi dan mengancam stabilitas bangsa.
“Mahasiswa adalah penjaga stabilitas bangsa dan pengawal demokrasi. Ini
tugas kebangsaan mahasiswa. Tindak kekerasan aparat kepolisian kepada
mahasiswa bisa dinilai sebagai anti demokrasi dan mengancam stabilitas
bangsa. Ini harus dihentikan.” tegas Ketua Bidang Kebijakan Publik PP KAMMI Riko Tanjung melalui rilis resmi kepada Tarbawia pada Jum'at (26/5/17).
Dalam unjuk rasa kali ini, KAMMI menuntut agar Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mencopot Kapolres Jakarta Pusat dan Kapolda Metro atas tindakan anarkis dan diskriminatif terhadap pelaku unjuk rasa di Istana Negara Jakarta pada Rabu (24/5/17).
Sebagaimana diketahui sebelumnya, polisi melakukan kekerasan terhadap pengunjuk rasa dari KAMMI, tetapi membiarkan aksi unjuk rasa yang dilakukan pendukung Ahok sampai dini hari di LP Cipinang Jakarta Timur. [Om Pir/Tarbawia]