Banyak orang tua yang mengeluhkan kenakalan anak-anaknya. Padahal, tidak shalihnya anak merupakan buntut dari tindakan yang diambil oleh orang tua.
Berikut ini 3 cara mendidik anak menjadi shalih/shalihah. Sayangnya, 3 cara mendidik ini jarang atau terlambat diamalkan.
Mendidik Anak dimulai dari Memilih Pasangan (ilustrasi) |
Mendidik anak menjadi shalih atau shalihah sejatinya dimulai jauh sebelum seseorang melakukan 'ibadah' yang menjadi sebab lahirnya anak.
Mendambakan anak yang shalih/shalihah dimulai sejak jauh-jauh hari, bahkan sebelum seorang Muslim/muslimah berniat menikah.
Berikut ini 3 cara jitu mendidik anak menjadi shalih/shalihah yang banyak diabaikan oleh oknum kaum Muslimin.
Menshalihkan Diri
Proses ini dimulai sejak seseorang baligh. Sejak dini. Sejak lama. Proses ini terus berlanjut meski seseorang sudah menikah dan mempunyai anak. Menshalihkan diri merupakan keniscayaan karena buah jatuh mustahil jauh dari pohonnya
Bukankah amat berat ketika seseorang mendambakan anaknya menjadi shalih atau shalihah tetapi dirinya sendiri malas mendirikan shalat dan meninggalkan banyak amal shalih di sepanjang hidupnya?
Bahkan banyak orang tua shalih yang diuji dengan anak-anak yang belum shalih, lalu bagaimana dengan orang tua yang tidak shalih?
Memilih Pasangan
Proses ini juga sama pentingnya. Analogi gampangnya: Mudahkah mendapatkan anak yang shalih/shalihah jika pasangan yang dipilih sebagai calon ibu dari anak-anaknya adalah wanita yang semalaman di klub-klub maksiat?
Buah yang berkualitas tumbuh di pohon yang bermutu. Orang yang baik merupakan syarat lahirnya generasi yang baik.
Jangan bermimpi memiliki anak yang baik jika tempat menyemai benihnya merupakan sosok yang rajin mengotori diri dan lingkungannya.
Proses Panjang
Anak-anak shalih/shalihah merupakan proses perjuangan yang panjang setelah anak-anak itu dihadirkan dalam kehidupan orang tua. Sejak di alam rahim, lahir sebagai bayi suci, menjadi anak-anak nan menggemaskan, lalu bertumbuh menjadi remaja, dewasa, sampai tua.
Proses mendidik, menshalihkan anak-anak itu, pekerjaan yang belum usai sebelum anak dan orang tua meninggal sebagai Muslim dan kelak ditempatkan di surga, lalu bertemu Allah Ta'ala.
Ya Allah, kurniakan kepada kami anak-anak yang sejukkan pandangan mata dan menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.
Jadi para jomblo, jangan putus asa. Tetap istiqamah. Tetap jaga diri sampai kekasih hati hadir di sisi. [Mbah Pirman/Tarbawia]