Kepentingan yang diusung oleh masing-masing media itulah yang menjadikan mereka menggunakan framing dalam setiap pemberitaan. Atas sentuhan framing ini, satu kegiatan atau aktivitas sumber berita bisa disikapi berbeda, sesuai dengan kepentingan media yang memberitakan.
Dalam pengamatan yang benderang, berikut ini beberapa framing 'jahat' media yang dialamatkan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Pelantikan Anies-Sandi di Istana Negara Jakarta |
Dalam setiap pemberitaan, media selalu mengusung sebuah misi sesuai kepentingan masing-masing. Baik kepentingan ideologi, para pemegang saham, redaktur atau insan media, dan kepentingan-kepentingan lainnya.
Kepentingan yang diusung oleh masing-masing media itulah yang menjadikan mereka menggunakan framing dalam setiap pemberitaan. Atas sentuhan framing ini, satu kegiatan atau aktivitas sumber berita bisa disikapi berbeda, sesuai dengan kepentingan media yang memberitakan.
Dalam pengamatan yang benderang, berikut ini beberapa framing 'jahat' media yang dialamatkan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Jakarta 'Kembali' Banjir
Jika dicermati, dalam lima tahun terakhir, kata 'banjir' hampir tidak pernah digunakan oleh media-media besar yang berkiblat pada kepemimpinan Jokowi-Ahok dan Ahok-Djarot. Para media itu, setinggi apa pun air bah, mereka hanya menyebut 'banjir' dengan 'genangan.'
Sebelum Anies-Sandi, Banjir diberitakan Tergenang |
|
Namun, beberapa hari setelah Anies-Sandi memimpin Jakarta, kemudian Ibu Kota diguyur hujan lebat seharian penuh, diksi 'banjir' kembali digunakan, meski yang terjadi hanya genangan dan banjir di sedikit wilayah.
Anies-Sandi menjabat, Banjir kembali digunakan |
Bukankah genangan tak semengerikan banjir? Bukankah genangan bukan termasuk bencana, sedangkan banjir adalah satu diantara jenis bencana?
Kesan 'genangan' lebih lembut, dan itu digunakan oleh media saat kepemimpinan sebelum Anies-Sandi, meski air bah setinggi 70cm, tetap saja genangan, bukan banjir.
Anies-Sandi 'selalu' Buruk
Biasanya, pelabelan tersangka selalu disematkan kepada pelakunya, baik nama langsung atau jabatannya. Namun, baru-baru ini, pelabelan tersangka atau keburukan lainnya dialamatkan kepada Anies atau Sandi yang baru menjabat beberapa hari yang lalu.
Simaklah berita yang kami lampirkan screen shootnya di bawah ini. Ada frasa 'Kolega Sandi' yang resmi dijadikan sebagai tersangka. Bukankah ini 'jahat' dan berpeluang diperpanjang menjadi; Tetangga Anies, Teman Sekolah Sandi, dan label lain yang diikuti dengan tindakan kejahatannya?
Ahok 'selalu' Baik
Silakan amati pemberitaan terkait publikasi rapat Sandi yang disiarkan langsung melalui You Tube resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ada upaya mengaitkan kebaikan selalu kepada Ahok. Meski Anies-Sandi sendiri menyatakan akan melanjutkan kebaikan Pemerintahan sebelumnya, pemberitaan seperti ini berpeluang membuat publik berpendapat; Anies-Sandi hanya membeo kebaikan Pemerintahan sebelumnya, tidak kreatif. [Mbah Pirman/Tarbawia]