Kelamaan menjomblo merupakan salah satu fenomena akhir zaman ini. Tanpa alasan yang syar'i, mereka menunda-nunda pernikahan, padahal umur sudah menjelang senja. Bahkan banyak yang berbangga karena lama hidup sendiri alias menjomblo.
Padahal, Sayyidina Umar bin Khaththab pernah menyampaikan kalimat singkat yang bermakna sindiran telak bagi laki-laki yang lama menjomblo dan berbangga dengannya.
Kelamaan Menjomblo (ilustrasi) |
Kelamaan menjomblo merupakan salah satu fenomena akhir zaman ini. Tanpa alasan yang syar'i, mereka menunda-nunda pernikahan, padahal umur sudah menjelang senja. Bahkan banyak yang berbangga karena lama hidup sendiri alias menjomblo.
Padahal, Sayyidina Umar bin Khaththab pernah menyampaikan kalimat singkat yang bermakna sindiran telak bagi laki-laki yang lama menjomblo dan berbangga dengannya.
ما يمنعك من النكاح إلا عجز أو فجور
“Tidak ada yang menghalangimu menikah, kecuali kelemahan atau kemaksiatan.” (Umar bin Khaththab, diriwayatkan oleh Ibnu Hazm dalam kitab Al-Muhalla).
Umar bin Khaththab yang merupakan Khalifah kedua kaum Muslimin ini terkenal sebagai sosok yang berani dan tegas dalam semua hukum Islam. Selain ditakuti oleh setan, Umar juga terkenal sebagai sosok yang menjadi penghalang bagi timbulnya fitnah.
Melalui nasihat ini, Umar hendak menegaskan beratnya ujian orang yang lama menyendiri, padahal terdapat banyak kesempatan menikah yang menghampirinya. Saat kesempatan menikah menyapa, kemudian seseorang tidak menyambutnya dengan segera, ada bahaya besar yang tengah menunggu di kemudian hari.
Akibat Kelamaan Menjomblo
Umar, melalu nasihat ini, tidaklah menyatakan bahwa orang yang belum menikah adalah pendosa dan lemah dalam hubungan suami-istri. Ia juga tidak menyatakan bahwa orang yang sudah menikah terbebas dari dosa dan kuat dalam hubungan badan.
Kalimat ini merupakan cara Umar dalam memotivasi kaum Muslimin di masanya dan masa setelahnya sampai akhir zaman. Bahwa ketika seseorang enggan menikah, padahal mampu secara fisik, pikiran, dan ruhani, maka ia sedang berada dalam bahaya yang besar.
Apalagi di zaman serbacanggih ini, saat serbuan maksiat siap masuk ke lini-lini paling privasi dalam kehidupan seseorang.
Jika yang sudah menikah saja berpeluang besar untuk tergoda, apalagi yang sendirian? [Mbah Pirman/Tarbawia]