Khadijah lebih dulu wafat. Muhammad yang sudah menjadi Nabi dan Rasul saat itu, benar-benar sukar berpaling dari almarhumah istri pertamanya. Bahkan Nabi pernah berkata, "Memangnya ada wanita yang lebih baik dari Khadijah?" ketika Ummu Hakim menawari Nabi untuk menikah lagi.
Setelah lama berpisah dan menikah dengan banyak wanita karena perintah Allah Ta'ala, Nabi tetap tak bisa move on dari istri pertamanya. Beliau sering mengisahkan kebaikan Khadijah sampai-sampai para istri, terutama Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq, dibakar cemburu.
Mengapa Nabi gagal move on dari Khadijah sebagai istri pertamanya?
Wanita shalihah (ilustrasi/tmp) |
Muhammad bin Abdullah menikah dengan Khadijah binti Khuwailid. Khadijah sudah dua kali menikah sebelumnya, Muhammad masih berstatus sebagai perjaka. Selisih usianya terpaut jauh. Demikian pula status pekerjaan. Khadijah seorang pengusaha besar, sedangkan Muhammad kala itu merupakan salah satu mitra usaha Khadijah.
Seiring berjalannya waktu, Khadijah lebih dulu wafat. Muhammad yang sudah menjadi Nabi dan Rasul saat itu, benar-benar sukar berpaling dari almarhumah istri pertamanya. Bahkan Nabi pernah berkata, "Memangnya ada wanita yang lebih baik dari Khadijah?" ketika Ummu Hakim menawari Nabi untuk menikah lagi.
Setelah lama berpisah dan menikah dengan banyak wanita karena perintah Allah Ta'ala, Nabi tetap tak bisa move on dari istri pertamanya. Beliau sering mengisahkan kebaikan Khadijah sampai-sampai para istri, terutama Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq, dibakar cemburu.
Mengapa Nabi gagal move on dari Khadijah sebagai istri pertamanya?
Melalui fans page resminya, dai Nasional Ustadz Salim A Fillah membeberkan persoalan ini. Dalam tayangan video berdurasi 60 detik, penulis buku Dalam Dekapan Ukhuwah ini menyampaikan satu kaidah penting dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Ia menerangkan, laki-laki dan perempuan memiliki karakter yang berbeda saat dihimpit persoalan hidup. Laki-laki cenderung diam dan menyendiri untuk merumuskan solusi, sedangkan wanita lebih banyak berkisah untuk melepas tegang dan agar merasa tidak sendirian.
Ketika masing-masing pihak gagal memahami, yang terjadi adalah persoalan besar dalam rumah tangga. Karena dua sifat ini benar-benar bertolak belakang dan sukar disatukan tanpa adanya ilmu.
Nah, Ummul Mu'minin Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah, adalah wanita yang memahami hal ini dengan baik. Ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengalami persoalan besar dalam da'wah, Ibunda Khadijah hanya diam dan memberi ruang kepada suaminya untuk merenung.
Hal ini pula yang dilakukan Khadijah ketika Muhammad bin Abdullah menerima wahyu untuk pertama kalinya. Saat suaminya pulang di malam gulita sembari menggigil ketakutan, Khadijah tak menyampaikan satu pertanyaan pun.
Ia hanya bertindak, menuruti permintaan Nabi yang berkata, "Selimuti aku. Selimuti aku. Selimuti aku."
"Ibunda kita Khadijah (menjadi) istimewa sepanjang sejarah," tegas Ustadz Salim, "sebab dia mengetahui ilmu begini (memahami karakter suami saat mengalami masalah dalam hidup)." [Mbah Pirman/Tarbawia]