Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Kejadian yang disebutkan dalam hadits sebagai tanda makin dekatnya Hari Kiamat ini terjadi kemarin, Kamis (12/10/17) di Bukittinggi Sumatera Barat. Lokasinya di sebelah kantor Satpol PP. Malam hari.
Petugas dan pelaku (sn) |
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Kejadian yang disebutkan dalam hadits sebagai tanda makin dekatnya Hari Kiamat ini terjadi kemarin, Kamis (12/10/17) di Bukittinggi Sumatera Barat. Lokasinya di sebelah kantor Satpol PP. Malam hari.
Petugas piket Satpol PP KOta BUkittinggi awalnya tak curiga ketika ada mobil yang mendadak berhenti di samping kantornya. Lama diperhatikan, tak ada tanda-tanda orang yang keluar dari dalam mobil.
Makin lama, keanehan pun terjadi. Mobil yang semula diam itu, kemudian bergerak-gerak, seperti digerak-gerakkan dari dalam. Petugas jaga itu, akirnya mendekati mobil untuk memastikan.
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.
Ternyata, seorang laki-laki yang diberitakan sindonews sebagai dokter muda itu nekat melakukan zina dengan seorang bidan asal Padang Timur, di jok belakang mobil.
Demi melaksanakan tugas untuk menjaga ketertiban umum, petugas Satpol PP itu langsung menggebrak, kemudian pelakunya tersadar dan berupaya kabur.
Lantaran pintu mobi tidak dikunci dari dalam, petugas Satpol PP sigap membuka pintu , kemudian menarik kunci mobil yang masih terletak di lubangnya. Dua pelaku zina ini kemudian diamankan dan terancam denda karena melanggar Perda yang berlaku di Kota Bukittinggi.
“Mereka mau melarikan diri tapi karena pintunya bisa dibuka, kuncinya langsung saya ambil." kata petugas Satpol PP seperti diwartakan sindonews
Dalam sebuah hadits disebutkan, maraknya zina merupakan salah satu tanda makin dekatnya Hari Kiamat. Tanda itu makin kuat ketika manusia berani berzina di tempat-tempat umum dan di jalan raya.
Tindakan dua pezina ini bukan hanya menjadi tanda makin dekatnya Hari Kiamat, tetapi juga bertentangan dengan hukum negara dan bertentangan dengan budaya dan sejarah Bukittinggi yang merupakan tempat lahirnya para ulama besar negeri ini. [Mbah Pirman/Tarbawia]