Judul Buku : Married Because of Allah Penulis : Anugrah Roby Syahputra Penerbit : Noura Books Cetakan : Pertama, Mei 2014 Tebal : 3...
Judul Buku : Married Because of Allah
Penulis : Anugrah Roby Syahputra
Penerbit : Noura Books
Cetakan : Pertama, Mei 2014
Tebal : 310 halaman + xii
Cinta adalah tema yang tak pernah usai dibahas. Ia adalah bahan diskusi yang selalu diperbincangkan semua orang. Tak peduli kelas sosial, usia dan latar belakang. Semua asyik membicarakan cinta. Karena ia adalah sumber energi dalam ledakan dahsyat berbagai peristiwa sejarah. Sebab ialah sumbu pemantik prestasi kejayaan dari masa ke masa.
Tapi di mana-mana yang paling seru ngomongin cinta adalah anak muda, wa bil khusus yang berstatus jomblo. Sayangnya, banyak anak muda yang salah kaprah memahami cinta ini. Dan ujungnya, jika sudah khilaf memakna, tentu kelak akan keliru mengekspresikannya. Inilah yang dikhawatirkan Anugrah Roby Syahputra dalam bukunya Married Because of Allah ini.
Bagi seorang muslim, cinta –termasuk kepada lawan jenis- adalah fitrah dari Allah yang Maha Agung. Memiliki cinta adalah hal yang lumrah. Justru menjadi aneh jika sudah akil baligh namun tak sedikitpun punya ketertarikan terhadap lawan jenis. Akan tetapi mengekspresikan rasa cinta ini tentulah harus tunduk kepada Allah, Penguasa Semesta Alam. Dia sudah menetapkan aturan-aturan yang indah. Ada sistem pergaulan Islam yang didesain begitu rinci. Ada larangan mendekati zina sekaligus anjuran menyegerakan menikah. Subhanallah…
Buku setebal 310 halaman ini mengurai berbagai kebrengsekan pacaran. Ada tiga kisah nyata di awal yang member pelajaran berarti bahwa pacaran hanyalah kesenangan sesaat yang nanti akan merugikan pelakunya, utamanya kaum hawa. Berderai airmata saya menyelami kisahnya. Naudzubillah min dzalik. Selanjutnya, sang penulis mengungkap berbagai modus operandi menuju zina yang bisa ngerugiin cewek. Termasuk penggunaan istilah palsu “pacaran islami” dikupas tuntas di sini. Tak ketinggalan propaganda-propaganda sesat yang menyebabkan anak muda jatuh ke kubangan lumpur zina pacaran. Juga argumen para pembelanya yang dibantah habis. Ya, sebab Islam memang tak mengenal tradisi pacaran.
Maka jika seorang remaja muslim terlanjur pacaran, ia harus segera memutuskan. Uniknya, jika Felix Siauw memprovokasi untuk segera putuskan, maka penulis MBA menawarkan dua alternatif. Pertama, sebaiknya putuskan hubungan karena memang pacaran hanya menjual kepalsuan. Atau kedua, putuskan untuk segera ke pelaminan sebab ada banyak pertimbangan tentang mudharat dan manfaatnya. Mengenai ini, silakan baca lengkapnya nanti agar tak salah memahami. Untuk yang ingin putusan, disediakan pula alternatif cara memutuskan beserta contohnya. Biar nggak sedih dan langsung move on menatap masa depan.
Nah, yang lebih penting dari itu buku ini membabat habis semua dalih anak muda yang menunda-nunda pernikahan dalam bab “Nikah Aja Kok Repot?”. Belum cukup usia, belum lulus kuliah, belum punya penghasilan, belum punya rumah dan kendaraan, belum siap mental, belum punya calon. Apalagi alasannya? Segala keraguan itu terjawab di sini dengan dalil shahih Qur’an, Sunnah dan riset mutakhir.
Bagian paling menariknya, adalah Jurus Jitu Ta’aruf Bermutu yang menjelaskan seluk beluk proses ta’aruf syar’i dengan beragam varian metodenya. Mulai dari mengondisikan keluarga, hunting calon hingga nanti menuju khitbah, akad dan walimah. Plus dilengkapi Tujuh Persiapan Menikah Tanpa Pacaran. Sementara yang masih belum mencapai ba’ah, jangan buru-buru dipaksa nikah. Ada tips seru untuk jadi High Quality Jomblo. Di bagian akhir, bagi yang belum percaya bahwa nikah itu mudah ada kisah-kisah haru dan lucu dari mereka yang sukses ber-MBA-ria.
Yang jelas, nikah adalah kunci sukses anak muda. Penelitian Jay Zagorsky di Ohio State University menyimpulkan setiap orang yang menikah rata-raya memperoleh kekayaan dua kali lipat. Insya Allah buku ini akan meyakinkanmu untuk tak perlu ikut arus pergaulan bebas. Bersimpuhlah di hadapan keagunganNya, titipkan cinta sucimu kepadaNya. Lalu berniatlah untuk bersegera menjemput janjiNya.
Peresensi:
Endhika Sri Syahfitri, S.Farm, Apt.
Alumni Fakultas Farmasi USU. Ibu rumah tangga. Berdomisili di Binjai, Sumatera Utara.
Penulis : Anugrah Roby Syahputra
Penerbit : Noura Books
Cetakan : Pertama, Mei 2014
Tebal : 310 halaman + xii
Cinta adalah tema yang tak pernah usai dibahas. Ia adalah bahan diskusi yang selalu diperbincangkan semua orang. Tak peduli kelas sosial, usia dan latar belakang. Semua asyik membicarakan cinta. Karena ia adalah sumber energi dalam ledakan dahsyat berbagai peristiwa sejarah. Sebab ialah sumbu pemantik prestasi kejayaan dari masa ke masa.
Tapi di mana-mana yang paling seru ngomongin cinta adalah anak muda, wa bil khusus yang berstatus jomblo. Sayangnya, banyak anak muda yang salah kaprah memahami cinta ini. Dan ujungnya, jika sudah khilaf memakna, tentu kelak akan keliru mengekspresikannya. Inilah yang dikhawatirkan Anugrah Roby Syahputra dalam bukunya Married Because of Allah ini.
Bagi seorang muslim, cinta –termasuk kepada lawan jenis- adalah fitrah dari Allah yang Maha Agung. Memiliki cinta adalah hal yang lumrah. Justru menjadi aneh jika sudah akil baligh namun tak sedikitpun punya ketertarikan terhadap lawan jenis. Akan tetapi mengekspresikan rasa cinta ini tentulah harus tunduk kepada Allah, Penguasa Semesta Alam. Dia sudah menetapkan aturan-aturan yang indah. Ada sistem pergaulan Islam yang didesain begitu rinci. Ada larangan mendekati zina sekaligus anjuran menyegerakan menikah. Subhanallah…
Buku setebal 310 halaman ini mengurai berbagai kebrengsekan pacaran. Ada tiga kisah nyata di awal yang member pelajaran berarti bahwa pacaran hanyalah kesenangan sesaat yang nanti akan merugikan pelakunya, utamanya kaum hawa. Berderai airmata saya menyelami kisahnya. Naudzubillah min dzalik. Selanjutnya, sang penulis mengungkap berbagai modus operandi menuju zina yang bisa ngerugiin cewek. Termasuk penggunaan istilah palsu “pacaran islami” dikupas tuntas di sini. Tak ketinggalan propaganda-propaganda sesat yang menyebabkan anak muda jatuh ke kubangan lumpur zina pacaran. Juga argumen para pembelanya yang dibantah habis. Ya, sebab Islam memang tak mengenal tradisi pacaran.
Maka jika seorang remaja muslim terlanjur pacaran, ia harus segera memutuskan. Uniknya, jika Felix Siauw memprovokasi untuk segera putuskan, maka penulis MBA menawarkan dua alternatif. Pertama, sebaiknya putuskan hubungan karena memang pacaran hanya menjual kepalsuan. Atau kedua, putuskan untuk segera ke pelaminan sebab ada banyak pertimbangan tentang mudharat dan manfaatnya. Mengenai ini, silakan baca lengkapnya nanti agar tak salah memahami. Untuk yang ingin putusan, disediakan pula alternatif cara memutuskan beserta contohnya. Biar nggak sedih dan langsung move on menatap masa depan.
Nah, yang lebih penting dari itu buku ini membabat habis semua dalih anak muda yang menunda-nunda pernikahan dalam bab “Nikah Aja Kok Repot?”. Belum cukup usia, belum lulus kuliah, belum punya penghasilan, belum punya rumah dan kendaraan, belum siap mental, belum punya calon. Apalagi alasannya? Segala keraguan itu terjawab di sini dengan dalil shahih Qur’an, Sunnah dan riset mutakhir.
Bagian paling menariknya, adalah Jurus Jitu Ta’aruf Bermutu yang menjelaskan seluk beluk proses ta’aruf syar’i dengan beragam varian metodenya. Mulai dari mengondisikan keluarga, hunting calon hingga nanti menuju khitbah, akad dan walimah. Plus dilengkapi Tujuh Persiapan Menikah Tanpa Pacaran. Sementara yang masih belum mencapai ba’ah, jangan buru-buru dipaksa nikah. Ada tips seru untuk jadi High Quality Jomblo. Di bagian akhir, bagi yang belum percaya bahwa nikah itu mudah ada kisah-kisah haru dan lucu dari mereka yang sukses ber-MBA-ria.
Yang jelas, nikah adalah kunci sukses anak muda. Penelitian Jay Zagorsky di Ohio State University menyimpulkan setiap orang yang menikah rata-raya memperoleh kekayaan dua kali lipat. Insya Allah buku ini akan meyakinkanmu untuk tak perlu ikut arus pergaulan bebas. Bersimpuhlah di hadapan keagunganNya, titipkan cinta sucimu kepadaNya. Lalu berniatlah untuk bersegera menjemput janjiNya.
Peresensi:
Endhika Sri Syahfitri, S.Farm, Apt.
Alumni Fakultas Farmasi USU. Ibu rumah tangga. Berdomisili di Binjai, Sumatera Utara.