Dalam #ILC411, Ahmad Syafii Maarif mengutip Surat Al-Maidah ayat 8.
Agar tidak salah memahami, berikut penjelasan dari pakar tafsir dunia tentang ayat tersebut.
Ahmad Syafii Maarif dan Ahok @Suara Islam |
Dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) episode 'Setelah 411' pada Selasa (8/11), Ahmad Syafii Maarif yang berseberangan dengan fatwa MUI mengisahkan diskusinya dengan Prof Dr Didin Hafidhudin yang merupakan salah satu penasihat MUI Pusat.
Profoesor Didin mengirimkan pesan kepada Syafii Maarif yang menulis artikel bahwa MUI mengeluarkan fatwa yang gegabah dengan mengatakan Ahok sebagai penista Agama, sedangkan dalam pemahaman Syafii Maarif, Ahok tidak menista Agama atau ulama. Ia hanya mengatakan 'orang', bukan 'ulama'.
Ahmad Syafii Maarif kemudian mengatakan, "Begini, Pak Ustadz. Ada Al-Qur'an dalam Surat Al-Maidah (ayat) 8, yang isinya; orang tidak boleh berlaku tidak adil kepada orang yang kita benci dan musuh."
Agar Pembaca Tarbawia tidak salah memahami, kami sampaikan penjelasan atas Surat Al-Maidah [5] ayat 8 dari Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim tulisan Imam Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta'ala.
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena adil lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs. Al-Maidah [5]: 8)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini merupakan perintah Allah Ta'ala agar manusia menjadi para penegak kebenara dengan senantiasa meluruskan niat hanya karena-Nya, bukan karena manusia atau menghendaki popularitas.
Setelah menjadi penegak kebenaran, kaum Muslimin diperintahkan untuk bersikap adil kepada semua orang, termasuk orang-orang yang dibenci.
"Janganlah kebencian suatu kaum menjadikan kalian berbuat tidak adil kepada mereka. Terapkanlah keadilan kepada setiap orang, baik teman maupun musuh." terang Imam Ibnu Katsir.
Jika hendak jujur, ayat ini sesungguhnya dialamatkan kepada siapa pun, termasuk kepada orang yang menyampaikan ayat ini kepada orang lain.
Jangan sampai ia menginginkan MUI bertindak adil, tapi dia sendiri tidak mau adil kepada MUI hanya karena membela apa yang diyakini berdasarkan logikanya semata.
Kaum Muslimin yang mampu bersikap adil, ia akan mudah menggapai derajat taqwa. Ialah kedudukan tinggi yang sukar ditandingi oleh kebanyakan manusia.
Wallahu a'lam. [Om Pir/Tarbawia]